Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hana tidak tahu apa yang tengah Tuhan rencanakan untuknya. Dari sekian banyak orang yang hadir di pesta pernikahan ini kenapa harus laki-laki itu yang kini berdiri di hadapannya. Kenapa harus ia dan laki-laki itu yang menerima lemparan bunga pengantin?

Hana mengerjap berulang kali setelah sekian lama beradu pandang dengan lelaki berjas abu-abu itu. Segera ditariknya tangan yang sedari tadi menggenggam buket bunga, membiarkan si lelaki yang mengambil alih bunga itu.

Hana tidak menyadari bahwa sedari tadi ia menahan napas. Terlalu syok dengan pemandangan di hadapannya. Tak percaya dengan sosok lelaki yang menatapnya tepat di manik mata.

"Hana ..." lelaki itu memanggil namanya pelan. Sesuatu hal yang entah kenapa membuat dada Hana berdebar.

Sebuah senyum susah payah Hana gariskan di wajah, sedang tangannya menggenggam erat ujung gaunnya.

Setelah mengatur napas sedemikian rupa, perlahan ditolehkan wajahnya kembali ke lelaki itu.

"Oh ... hai," cicitnya.

Hana merutuki diri karena suaranya terdengar begitu aneh.

Lelaki itu tersenyum. Membuat jantung Hana kembali berdetak tak karuan.

"MC-nya menyuruh kita naik ke atas panggung."

Sekilas Hana mengangguk. Lelaki itu tersenyum tipis kemudian melangkah mendahuluinya menuju panggung tempat kedua mempelai berada.

"Semoga cepat nyusul." Sebuah bisikan yang mampir di telinganya seketika membuat Hana bergidik. Dengan sebal ia mencubit Salsa yang sedari tadi memang menggodanya.

Hana mencoba mengatur napasnya agar kembali normal. Setelah merasa lebih baik, segera disusulnya langkah lelaki itu. Kembali menggaris senyum saat semua mata tertuju padanya dan lelaki itu.

Saat sudah berada di anak tangga yang ada di ujung panggung, lelaki itu mengulurkan tangannya. Membuat Hana mengerutkan dahi menatap uluran tangan itu.

"Jangan ge-er. Saya cuma nggak mau kamu jatuh."

Lelaki itu tersenyum miring, membuat perasan aneh yang tadi tiba-tiba hadir langsung berganti dengan rasa muak yang selama ini mendominasi Hana setiap kali bertemu dengan lelaki itu.

Dengan kesal Hana menepis uluran tangan itu. Melebarkan pupilnya dan berdesis, "Nggak butuh!"

Lelaki itu menarik sebelah alisnya. Mengangkat bahunya seolah tak peduli dengan reaksi yang diberikan Hana. Lelaki itu kembali meneruskan langkah, tak acuh di belakangnya amarah Hana tengah tersulut.

Hana mengepalkan jemarinya, menatap punggung lelaki itu penuh kebencian. Entah kenapa sikap laki-laki itu membuat Hana semakin muak dibuatnya.

"Sialan kamu Ferga!"

***

Halo, ada yang pernah membaca cerita ini?

Cerita ini sudah pernah aku publish sebelum akhirnya aku hilangkan dari peredaran.
Terima kasih buat Kak NisaAtfiatmico karena sudah membuat cover TFB yang kece badai.

Aku publish prolog dulu, dan tidak tahu kapan akan aku publish bab selanjutnya. Karena fokusku sepenuhnya teralih pada After That Month yang sudah selesai aku tulis. Jangan lupa mampir ke lapakku yang itu, ya.

Akhir kata ...

... selamat membaca.

Xoxo

WindaZizty

21 Juni 2017

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro