Ingar bingar penjaja kali lima membuat Joel tersihir. Seandainya Sagara tidak mengajaknya, mungkin Joel tidak akan pernah tahu setiap hari Minggu pagi ada pasar tumpah di jalan ini, padahal letaknya tak jauh dari rumah mereka. Joel mengekori Sagara yang sepertinya tidak awam lagi menjelajahi pasar. Sagara bilang, lebih enak jalan-jalan di pasar daripada di mall.
"Di sini jarang banget yang kenal sama gue. Lebih bebas," kata Sagara saat ditanya.
Joel cuma bisa mengangkat sebelah alis. Sepertinya Sagara sudah mulai teracuni keanehan cewek barunya. Asalkan Sagara bahagia, Joel ikut-ikut saja.
Selesai menemani Sagara mencari makanan unik, yang namanya saja tidak pernah Joel dengar, mereka akhirnya kembali ke rumah. Berbeda dengan Sagara yang langsung bersiap kencan dadakan, sebelum kembali lanjut bekerja, Joel memilih bersantai-santai dulu. Dia baru sempat membaca pesan masuk karena tak berani membuka ponsel di keramaian.
Inasa (manajer 1):
Mas Jo, ada tamu ibu yang minta kontaknya mas. Namanya Henrietta Ayana Wicaksono, dari R&W Artist Management.
08.51
Joel:
Sbb, Ina
Gue pernah ketemu beberapa kali sama Mbak Hen
Tapi ada urusan apa ya?
10.57
Inasa (manajer 1):
Sudah saya tanyakan, beliau menolak menjawab
Kayaknya penting banget, Mas. Saya sampai dihubungi lagi oleh PA-nya untuk konfirmasi kesediaan Mas Jo kasih no HP
10.58
Joel:
Kalau begitu, kasih aja
10.59
Inasa (manajer 1):
Baik, Mas
10.59
Joel:
Oh ya, Ina
Gue minta tolong kirim brownies keju yang biasa ke ibu ya. Sama bunganya sekalian.
Bilangin, gue hari ini sm Gara ada urusan, jadi nggak bisa nemenin ke makam nenek
11.02
Usai mengirim pesan berisi perintah, Joel melempar ponselnya ke kasur. Matanya perlahan terpejam. Masih ada tiga jam lagi sebelum jadwal nongkrong dengan rekan-rekan bisnis muda tiba. Dia butuh istirahat karena selain tidur setiap detiknya dihabiskan untuk mengurus pekerjaan.
Para pekerja di luar sana bisa saja berkoar-koar seakan dirinya paling tersakiti. Sedangkan Joel si pebisnis sesungguhnya juga lelah. Mempertahankan roda ekonomi berjalan adalah tugasnya selaku pimpinan. Apalagi kantor agensinya ini menuju ambang kebangkrutan.
Terkadang Joel berandai-andai. Sekiranya kapan dia bisa sedikit bersantai, tidak perlu menggadaikan diri demi perut para karyawan dan keluarganya. Bayangan hal-hal menyenangkan yang bisa Joel lakukan jika terbebas dari tanggung jawab mengantarnya ke alam mimpi.
***
Joel melenguh. Akibat lupa tidak mematikan dering ponsel, sebuah notifikasi pesan masuk membuatnya terbangun. Joel sedikit menyipitkan matanya, membaca isi pesan.
+6281xxxx
Selamat siang, saya Hen dari Henrietta Dress.
13.16
"Hen? Mbak Hen?"
Joel terduduk. Sambil menguap lebar, dia melarikan ibu jarinya di permukaan ponsel. Sederet nomor asing telah berubah jadi sebuah nama.
Joel:
Bukannya dari R&W?
13.17
Hen:
Itu perusahaan keluarga saya. Sengaja supaya kamu tertarik.
13.17
Joel:
Wait, ini Mbak Hen yang saya kenal kan?
13.18
Hen:
Saya masih Hen yang sama. Saya hubungi kamu untuk memberi tawaran kerja sama.
13.19
Isi pesan itu membuat kening Joel berkerut. Joel langsung menghubungi Inasa, minta dicarikan file terkait Henrietta Dress dan hubungannya dengan R&W Artist Management. Joel mempelajarinya sebelum membalas pesan.
Joel:
Sebelumnya, maaf kalau tersinggung
Untuk urusan tawaran pekerjaan, Mbak bisa langsung membicarakannya di kantor, sesuai SOP yang berlaku
Kalau butuh yang secara informal, bisa hubungi ibu saya
13.54
Hen:
Saya harus membicarakan ini sama kamu. Bisa sih saya ketemu ibu kamu. Tp saya rasa kamu harus jadi orang yang pertama tahu
13.55
Joel:
Ada apa ya?
13.58
Hen:
Perusahaan kamu sedang kesulitan kan? Kalian benar-benar sedang butuh dana kan? Saya bisa atur supaya R&W Artist Management mau invest ke sana.
13.59
Joel:
Mbak tahu dari mana?
14.05
Hen:
Abraham adalah kompetitor dari R&W. Tidak susah mencium kondisi keuangan kalian berdasarkan aktivitas para artisnya di publik.
14.06
Joel:
Perusahaan kita ada rencana melakukan delisting
Jadi tidak ada kesempatan bagi R&W untuk berinvestasi ke kami
14.07
Hen:
Saya menawarkan rencana lain yang outcome-nya akan jauh lebih baik. Tapi, untuk melaksanakan rencana ini saya butuh sikap kooperatif kamu.
14.09
Joel:
Perbincangan lebih lanjut bisa didiskusikan di kantor ya
14.10
Hen:
Setidaknya dengarkan rencana saya dulu. Saya miris waktu tahu band kamu ngeyel mau tur pakai dana pinjaman. Apa kamu pikir keputusan itu bakal sepadan? High return?
14.10
Joel:
Mbak bukan account holder saya, apalagi penasihat keuangan
Sudah ya, Mbak 🙏🏻
Saya masih menghargai Mbak sebagai tamu ibu saya
Mari berbisnis secara sehat
14.43
Hen:
Tunggu
Saya punya penawaran yang lebih baik. Investasi ini bermanfaat buat kita berdua.
Joel, saya berniat melamar kamu.
14.45
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro