Part 15

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hal yang memuakkan bagi Nio adalah ketika melihat Karin menghancurkan barang di sekitar mereka, tapi dirinya tidak mungkin melampiaskan kemarahan pada wanita itu.

Selepas tidur panjang yang dialaminya, kekuatan Karin semakin tidak terkontrol. Bahkan, beberapa kali Nio mendapati wanita berambut coklat itu menyakiti diri sendiri ketika menahan agar tidak melenyapkan sesuatu.

"Karin!" panggil Nio sembari berjalan menuju wanita yang duduk di halaman belakang mansion itu.

Belum sempat Nio duduk di sampingnya, Karin sudah lebih dulu membuka suara. "Nio, sepertinya aku harus pergi. Aku ingin menanyakan penyebab dan cara mengatasi kekuatanku agar kembali seperti semula," ucap Karin.

"Aku ikut bersamamu."

"Tidak, aku bisa pergi sendiri. Sebaiknya kau kembali ke pack saja, pasti banyak berkas dan laporan yang harus diperiksa," tolak Karin.

Tubuh Nio yang sebelumnya bersandar pada badan Karin langsung tegak, kepalanya menoleh ke arah wanita yang sudah resmi menjadi istrinya. "Aku khawatir padamu," balas Nio sembari menggenggam tangan Karin yang terasa panas.

"Kedudukan yang diberikan padamu bukan untuk dijadikan alat atau tolak ukur kekuasaan, tapi agar kau bertanggung jawab. Jangan karena diberi kelonggaran beberapa hari ini, kau semakin meremehkan pekerjaanmu," ujar Karin memberi sedikit petuah. Jarang-jarang ia bisa berkata dengan bijak. Bahkan, kadang dirinya sering meremehkan sesuatu.

Namun, entah kenapa hari ini Karin ingin berbicara dengan panjang lebar. Melihat Nio seolah menganggap ringan pekerjaannya membuat wanita itu mulai geram, apalagi pack dalam kondisi tidak stabil karena ada penyerangan mendadak beberapa jam yang lalu.

"Memangnya apa yang ingin kau lakukan di sana?" Suara Nio merendah agar Karin merasa terintimidasi, ia tak bisa menggunakan alpha tone pada wanita itu.

"Hanya bertanya seperti yang tadi kukatakan," jawab Karin santai. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan aura yang dikeluarkan Nio. Di matanya, hanya warna biru biasa, tanpa ada arti penuh kekuasaan.

"Sudahlah, aku tidak akan lama. Aku pergi sekarang," pamit Karin.

Tangan Nio berusaha untuk menggenggam jemari Karin agar tidak bisa kabur. Namun, dalam hitungan detik wanita itu sudah tidak berada di sana. Hanya udara yang terkepal dalam kepalan laki-laki berkedudukan tertinggi di dunia immortal tersebut.

Jika begini, sampai kapan pun wanita yang berstatus sebagai mate-nya itu tidak akan bisa menghargai makhluk lain. Nio sendiri tak bisa mengubah sifat dalam diri Karin. Pada dasarnya, iblis dan kesombongan adalah kesatuan.

Ia sama sekali tidak merasa menyesal mendapat mate seorang iblis. Nio yakin takdir yang sudah ditentukan oleh Moon Godness pasti sangat berkaitan erat dengan kekuatan, sehingga tak ada makhluk lain yang cukup mampu menandingi tenaganya.

"Kau benar."

Wanita anggun berpakaian serba putih dengan mahkota berbentuk bulan yang terletak di atas rambut hitam bergelombang itu tiba-tiba berada di depan Nio, otomatis ia memberikan hormat dan menundukkan pandangan.

"Hormat hamba. Maaf terlalu banyak menduga-duga, Moon Godness," ujar Nio.

"Tidak apa-apa. Aku senang kau bisa mengerti maksud dan tujuanku saat memberi mate yang sangat berbeda dengan klan di immortal. Sampai sekarang, belum ada gadis kuat untuk bertarung. Kau tentu tahu jika ini bukan pertanda baik," balas Moon Godness dengan menunjukkan senyumnya.

Walaupun begitu, Nio sangat paham jika senyuman tersebut bukan menandakan satu yang baik-baik saja. Di masa depan nanti, akan ada suatu kehancuran besar dan mengikut sertakan keberadaan makhluk bawah seperti Karin.

"Terima kasih atas peringatannya. Aku akan berusaha mempertahankan apa yang dimiliki sekarang," ucap Nio. Laki-laki itu sangat menyakini perkataan yang baru saja keluar dari mulutnya. Bahkan, ia mempertaruhkan diri untuk keselamatan keluarga dan warga pack.

"Berhati-hatilah!"

Semenit setelah kepergian Moon Godness, Nio baru beranjak dari tempatnya. Ia memutuskan untuk kembali ke pack karena berada di sini pun tidak ada sesuatu yang menjadi kerjaan atau hiburan. Namun, ketika menginjakkan kaki di dalam rumah, guncangan hebat tiba-tiba terjadi.

Anehnya, barang-barang tidak ada yang bergerak sedikit pun. Bahkan, lampu gantung tak bergoyang. Nio segera berganti shift dengan Gery untuk menyelamatkan diri, ia mulai merasakan ada sesuatu berkekuatan besar.

Serigala berwarna coklat dengan tubuh bekali-kali lebih besar daripada binatang sespesies dengannya segera keluar dari rumah, keempat kaki itu berlari kencang menjauhi mansion yang menjadi tempat tinggal beberapa hari ke belakang.

Setelah merasakan getaran cukup reda, barulah ia berhenti melarikan diri. Aroma menyengat dari arah selatan memasuki penciumannya yang tajam, Gery segera menghampiri tempat tersebut dengan mengendap.

Dua makhluk berbeda klan tampak sedang berdiskusi alot, keduanya saling melempar pendapat dengan sesekali menggunakan kekerasan. Mata hitam serigala itu terus memperhatikan, ia melihat ada sesuatu yang terjadi dan sedang direncanakan. Ditambah lagi adanya aura hitam di sekitar dua laki-laki tersebut, sangat tidak menunjukkan jika mereka dari klan werewolf dan vampire.

Gery tidak mungkin salah dengan penciuman, di antara mereka mimiliki aroma yang sama sepertinya. Sementara satu lagi, persis seperti Aldrick. Sayang, posisi dua makhluk tersebut sama-sama menyamping, sehingga serigala itu tidak bisa melihat wajah dengan detail.

"Tidak bisa. Sampai kapan pun, kau yang harus tunduk kepadaku!"

"Jangan bermimpi! Klan vampir lebih tinggi derajatnya daripada serigala, kalian hanya hewan setengah manusia."

Balasan makhluk klan vampire itu membuat Gery geram, ia merasa terhina dengan perkataan tersebut. Bersyukur dirinya masih bisa untuk menahan amarah yang sudah bergejolak, sehingga tidak menyerang secara sembarangan.

"Kalau begitu, kita ambil jalan tengah."

"Baiklah. Aku tunggu kabar selanjutnya."

Mereka pergi dengan arah yang berlawanan, sementara Gery tetap diam di tempatnya. Setelah merasa cukup aman untuk keluar, serigala itu memutuskan keluar dan menghampiri posisi dua makhluk tadi.

"Aku merasa mereka sedang merencanakan hal jahat, Nio. Aura hitam seperti itu menandakan jika keduanya bekerja sama dengan iblis. Apakah ini ada sangkut pautnya dengan kita nanti?" tanya Gery dengan me-mindlink Nio.

"Aku rasa juga seperti itu. Tapi, kita perlu bukti dan tidak bisa membuat opini seperti ini saja. Apalagi mengingat ucapan Moon Godness tadi, mungkin memang akan ada hubungan dengan makhluk klan bawah. Jika tadi kita melihat wajah mereka, masih ada kemungkinan bisa diselidiki," balas Nio.

Aroma tubuh dua makhluk tersebut tidak jelas, sehingga menyulitkan Nio untuk melacaknya. Jika tak disamarkan oleh bau iblis, besar kemungkinan Gery bisa mengikuti jejak kepergian tadi.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Kembali ke pack, aku ingin menanyakan sesuatu pada daddy. Aku yakin ini ada sangkut pautnya dengan perang dua puluh tahun lebih yang lalu."

****

Akhirnya, aku ada mood lagi buat lanjutin cerita ini🤣

Maafin, ya😉

See you👋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro