Part 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Warna merah dan hitam tersebar ke seluruh ruangan, menjadikan aula yang besar itu tampak lebih mewah. Sesuai dengan perkataan Bella kemarin, hari ini diadakan pesta yang juga bermaksud mengangkat Karin menjadi ratu werewolf.

Beberapa petinggi pack di daerah werewolf dan kerajaan di Crystal ikut datang memeriahkan, sekaligus ingin melihat sosok ratu mereka yang baru.

Para maid terlihat sibuk menata minuman dan jamuan lainnya, menyediakan yang terbaik dari apa yang Silvermoon pack miliki.

Warior-warior ikut berpatroli dengan ketat, memastikan tidak ada penyusup atau apa pun yang akan merusak acara penting pada malam hari ini.

Ketika Xander sekeluarga masuk ke aula, mendadak semuanya menjadi senyap. Tidak ada yang membuka suara mereka, aura para Wilkinson sangat mendominasi.

Sedari tadi, Bella memang ingin acara utama dilaksanakan di awal. Tentu saja Xander menurutinya, lagi pula ia tidak bisa menolak apa yang diinginkan wanitanya.

Langkah kaki Xander dan Bella mantap maju ke podium, meskipun sudah hampir memiliki cucu tapi keduanya tampak awet muda. Tangan kokoh milik Xander melingkar indah di pinggang Bella, memperlihatkan betapa posesifnya laki-laki itu.

"Malam ini, ada keputusan yang besar. Sebelumnya, hal ini sudah didiskusikan dengan kedua anakku." Xander berbicara dengan mantap, sorot matanya menatap liar ke arah mana pun.

"Pada malam hari ini juga, anakku akan memperkenalkan matenya kepada kalian semua," lanjut Xander.

Karin mendadak menjadi gugup, ia tidak pernah diperhatikan seintens ini. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya, dan kakinya juga ikut gemetaran. Beruntung ia memakai gaun yang panjang dan mengembang, sehingga tidak ada yang melihat aksi memalukan itu.

Berbanding terbalik dengan Karin, Nio tampak mantap dengan wajah tegasnya. Rautnya terlihat datar, dan matanya menyorot tajam sama seperti Xander.

"Aku ... The King Alpha, malam ini mengumumkan bahwa gadis yang berada di sebelahku adalah ratu kalian sekarang."

"King, apa dia seorang manusia?" tanya salah satu Alpha yang hadir.

"Bukan." Jawaban dari Nio membuat beberapa Alpha mengerutkan dahi, berbagai pertanyaan bercamuk dalam benak mereka.

"Kalian boleh pergi!" perintah Xander.

Nio mengangguk, ia langsung melesat membawa Karin pergi dari sana. Malam ini mereka memang sudah merencanakan untuk melakukan penobatan, tapi tidak di hadapan tamu.

"Maaf, tapi kapan penobatannya?" tanya yang lain.

"Akan dilakukan setelah ini," jawab Xander mewakili.

"Kenapa tidak sekarang dan di sini saja?"

"Karena mate Nio ... istimewa."

Keadaan kembali hening seketika, hingga Bella berdehem. "Aku rasa, kita bisa melanjutkan acaranya," ucapnya.

Xander kembali menegakkan tubuhnya, ia menoleh ke belakang seakan menyuruh salah satu anaknya untuk mendekat. "Kami sudah memutuskan, jika tahun depan Jessy akan memimpin Crystal pack. Tepat pada ulang tahunnya ke tujuh belas, hari itu juga akan diadakan penyerahan kekuasaan."

***

Selepas menyapa para tamu, Xander dan Bella meninggalkan mereka. Ia menyerahkan semuanya pada Evan dan Liam, dua orang itu cukup ditakuti saat ini setelah ia dan Nio.

Orben, Nio, dan Karin sudah berada di depan ruang kerja Xander, menunggu sepasang suami istri itu menghampiri mereka.

"Xander, kita membutuhkan ruangan yang tidak bisa dijangkau oleh siapa pun!" seru Orben saat Xander baru saja sampai.

"Aku tahu, kami sudah menyiapkan tempatnya." Xander menjawab dengan tenang, ia mengamit tangan Bella dan membawanya menuju salah satu dinding kosong.

"Bukan tempat Bella berlatih dulu?" tanya Orben.

"Di sana terlalu beresiko," jawab Bella.

Tiba-tiba tembok bergeser dengan sendirinya, Xander menggunakan kekuatannya untuk membuka tembok tersebut. "Ruangan ini aku buat bersama Bella setelah perang usai," jelas Xander.

"Ayo!"

Obor-obor yang sebelumnya sudah dipasang Bella langsung hidup ketika ia selesai membaca mantra, melihat itu Karin agak sedikit terkejut. Jujur saja, ia belum terbiasa dengan semua ini.

Ruangan yang semula kosong itu sudah diisi dengan matras yang lumayan tinggi, terlihat rantai-rantai menjuntai di setiap sudutnya.

"Dad, apa maksudnya?" tanya Nio.

Xander sama sekali tidak menjawab, bibirnya tertutup rapat. Pria paruh baya itu melangkahkan kakinya ke tengah, diikuti Orben dan Nio.

Mulut Bella berkomat-kamit dari kejauhan, mengucapkan matra yang baru didapatkannya beberapa hari yang lalu. Kaki Nio perlahan mengangkat, ia melayang di udara.

Setelah sekitar lima menit, Nio langsung jatuh terduduk. "Maaf, Sayang. Mom lupa mengabarimu," ujar Bella sambil terkekeh.

"Sekarang giliranmu, Karin. Berbaringlah ke atas matras itu!" perintah Bella.

Karin mengangguk patuh, ia memposisikan dirinya di tengah. Xander mendekat, ia menatap lekat anak dari sahabatnya itu.

"Kau siap, Karin?" tanya Xander.

"Iya, aku siap."

Orben dan Xander memasangkan rantai-rantai itu ke tangan dan kaki Karin, badannya juga tak terlepas dari rantai. Karin menatap ke langit-langit, ia meresapi kekuatan rantai yang mengikatnya.

"Karin," panggil Nio.

Posisi mereka yang bersebelahan membuat Karin menoleh, Nio masih dalam posisi duduknya. "Aku yakin kau bisa, bertahanlah!" Ucapan Nio hanya dibalas senyuman oleh Karin, ia tak tahu setelah ini akan menjadi apa tubuhnya. Rantai-rantai itu mengikatnya sangat kuat, bahkan ia tak bisa bergerak sedikit pun.

Bella menghampiri Nio, ia meletakkan pisau kecil yang berukir kepala serigala tepat di atas jari telunjuk Nio. "Hanya sebentar," bisik Bella.

Darah Nio keluar dengan deras, bertepatan dengan itu Karin menjerit keras. Setelah wadah yang dipakai untuk menampung darah Nio penuh, Bella mengusap jari Nio hingga goresan tadi menghilang seperti tidak pernah ada.

"Dia tidak apa-apa, tenanglah!" ujar Bella menenangkan Nio.

Queen witch itu melangkah mendekati suaminya. "Bisa dimulai?" tanyanya.

"Silakan, Sayang."

Orben menggelengkan kepalanya, disaat seperti ini mereka masih menyempatkan untuk bermesraan. Ia menatap ke arah Nio yang juga balik menatapnya.

"Ayo!" Nio meraih tangan Orben, membantunya berdiri dan mendekati tempat Karin. Entah kenapa tenaganya sangat lemah, seperti terkunci.

Xander membawa darah Nio ke arah Karin yang masih berteriak, ia meminumkannya dengan paksa. Setelah habis, barulah Bella membacakan mantra.

Cahaya berwarna merah mengelilingi mereka, semakin keras Karin berteriak maka semakin pekat cahaya yang keluar. Tubuhnya meronta-ronta kuat, sesekali mengejang dan menggelepar.

Nio menatap sendu ke arah matenya, dia merasa sangat kasihan pada Karin. Pasti semua itu sakit rasanya, ia bisa merasakan walau hanya sedikit.

"Lepas! Lepaskan aku!" pekik Karin.

Perlahan warna merah memudar, dan berganti biru hingga akhirnya lenyap. Orben, Xander, dan Bella menatap tak percaya pada Karin, mereka syok dengan apa yang tadi terlihat.

"Jadi, dugaan kita benar?" gumam Xander.

"Tidak ada yang meleset satu pun," jawab Orben.

Mereka melepaskan rantai yang mengikat tubuh Karin, gadis itu langsung bangkit dan muntah darah.

"Darah hitam," tutur Bella sambil menatap Xander dan Orben.

****

Sebenarnya mau up pas The Queen pertama publish, tapi belom selesai nulisnya🤣

Terlahir dari King Of Werewolf dan Queen Witch tidak membuat Jessy Wilkinson betah berada di pack. Ia lebih menyukai hidup di dunia manusia, hidup bebas tanpa ada aturan apa pun. Meskipun begitu, Xander tetap mengawasi pergerakan anaknya.

Entah kenapa, ia dan saudaranya sangat terobsesi dengan manusia. Mungkin karena Bella pernah tinggal lama di dunia mortal, bisa saja kan?

Dibaca juga ya😁

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro