Chapter 13 : Kencan Dadakan !?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kini rembulan telah menyapa para makhluk kesayangannya. Membelai serta menjaganya dari gelapnya malam.

Namun, hal itu sedikit tidak berlaku bagi salah satu siswa sekolah elit ini yang memiliki surai perak panjang dengan manik oranye tua yang tengah berdiri di salah satu rumah yang sederhana namun sangat tertata rapih.

Ia pun mulai menekan bel rumah itu dan membuat salah satu penghuni rumah itupun keluar dari huniannya.

"Nagisa-sama...," ucap sang penghuni rumah sederhana itu dengan tatapan terkejut, namun masih tertutup oleh raut datarnya.

"Selamat malam, Neko-san," sapa Nagisa dengan senyuman yang cukup membuat seluruh gadis di sekolah mereka bak orang kesurupan.

"Ada apa kemari, Nagisa-sama?" tanya sang gadis yang kemudian membukakan pintu gerbang rumahnya.

"Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan sebentar, apa boleh?" tanya Nagisa dengan tatapan lembut, bahkan tak tersirat tatapan mengerikan seperti di sekolah.

Sang gadis pun terdiam. Pasalnya ia bingung harus menjawab apa. Ia tidak ingin pergi, ia sangat takut keluar malam sendirian dengan seorang pria, walaupun pria ini telah ia kenal.

"Aku takkan berbuat sesuatu yang kejam. Jika Tuhan berkata lain, kau boleh membunuh ataupun menyakiti ku," ucap Nagisa yang seakan-akan mampu membaca pikiran gadis dihadapannya.

"Baiklah. Hanya jalan-jalan sebentar kurasa tak masalah," ucap sang gadis yang kemudian menyingkir dari hadapan Nagisa dan membiarkan Nagisa memasuki rumahnya.

Kesan pertama yang Nagisa lihat dari rumah ini adalah ketenangannya. Rumah ini cukup tenang, bahkan mampu membuat suasana hangat di hatinya.

"Tunggulah disini, aku takkan lama," ucap sang gadis yang telah menyajikan segelas air putih dan beberapa camilan dihadapan Nagisa yang setelahnya ia pergi menuju kamarnya untuk bersiap.

Tentunya, tak butuh waktu lama baginya untuk bersiap-siap, hanya memakai celana jeans sepaha, t-shirt putih, sepatu sneaker putih dengan surainya yang digerai.

"Maaf telah menunggu lama," ucap sang gadis yang telah kembali dihadapan Nagisa.

Tentu Nagisa sangat terkejut dengan penampilan sang gadis. Pasalnya, Nagisa tak menyangka jika sang gadis bisa berpenampilan modis seperti ini dan sangat cocok bersanding dengannya yang hanya memakai celana jeans hitam panjang, kaus putih yang dilengkapi dengan kemeja hijau yang tak ia kancing kan, dan sepatu sneaker hitam, serta kalung ketat yang terikat rapi pada lehernya.

"Nagisa-sama?" panggil sang gadis yang membuat Nagisa tersenyum untuk kedua kalinya.

Sungguh, Nagisa tak pernah tersenyum pada siapapun. Namun sekalinya ia tersenyum, maka ia akan tersenyum pada hal yang sangat menarik dimatanya.

"Baik, sekarang kita pergi," ucap Nagisa dengan tatapan yang sulit diartikan oleh siapapun.

Dan disinilah mereka berada, di tengah hiruk pikuk kota Tokyo saat malam hari. Banyak orang berlalu lalang untuk pulang maupun bersenang-senang.

"Aku tak mengira akan seramai ini," ucap Nagisa yang memandangi lingkungan sekitarnya.

Gadis yang berada disampingnya pun menoleh serta mencerna perkataan yang diucapkan oleh pria disebelahnya.

"Mengapa menatapku seperti itu?" tanya Nagisa dengan tatapan lembut.  "Kau belum pernah kemari sebelumnya, Nagisa-sama?" tanya sang gadis yang sejurus membuat Nagisa mengangguk dengan santainya.

"Astaga," ucap sang gadis dengan pelan.

"Mari," sambung sang gadis yang kemudian menggandeng tangan Nagisa yang membuat Nagisa mengikuti kemana sang gadis pergi tanpa penolakan sedikitpun. Hingga mereka berhenti pada sebuah toko yang menyediakan berbagai jenis permainan, mulai dari pinball hingga PlayStation pun ada disana.

Mereka pun mulai memasuki toko dan langsung memesan tiket untuk lamanya bermain disana serta meminta nomor untuk dipantau. Setelahnya, sang gadis pun menarik Nagisa pada sebuah PlayStation 4 dengan dua stik disana.

"Jangan bilang kau tidak bisa bermain ini," ucap sang gadis dengan nada merendahkan.

"Kita lihat saja, siapa yang akan menang," ucap Nagisa dengan nada yang tak kalah dari sang gadis.

Kini telah dua jam lamanya merek bermain permainan rpg yang akhirnya dimenangkan oleh sang gadis. Dan setelah puas bermain, sang gadis pun mengajak Nagisa makan jajanan yang dijual dipinggir jalan saat malam hari.

Nagisa tak menolak, bahkan saat pesanan datang pun, ia tampak menikmatinya begitu saja. Bahkan Nagisa pun tak menyangka jika makanan orang biasa pun bisa terasa enak seperti ini.

Setelah puas menyantap makanan, kini giliran Nagisa yang mengajak sang gadis ke tempat perbelanjaan yang cukup mewah. Di tempat itu tersedia banyak pakaian bermerek terkenal di seluruh penjuru dunia yang membuat sang gadis mau tak mau menuruti kemana Nagisa pergi hingga mereka memasuki salah satu tempat yang bertuliskan merek ternama dalam urusan jas, Stuart Hughes.

Ya, Stuart Hughes adalah seorang designer jas ternama di seluruh dunia. Bahkan karyanya pun sangat mahal. Untuk satu setelan jas bisa dibandrol dengan harga 734.187,32¥ (100 juta rupiah) hingga 88.102.478,96¥ (12 Miliar rupiah).

"Jadi, ada apa mengajakku kemari?" tanya sang gadis yang belum melepaskan genggaman tangannya dari Nagisa.

"Memilih jas untuk pesta dansa," jawab Nagisa singkat sembari melihat-lihat koleksi yang ada di toko itu dengan di ekor oleh sang gadis dan pelayan toko itu.

"Bagaimana jika ini?" tanya sang gadis yang menunjukkan sebuah setelan jas yang berhiaskan berlian dibeberapa tempat.

Nagisa yang melihatnya pun langsung jatuh hati pada pilihan sang gadis. Bagaimana tidak, sang gadis secara tak langsung telah mengetahui jika ia menyukai barang-barang berharga seperti ini.

"Aku ambil yang ini," ucap Nagisa dengan mantap tanpa ingin mencoba pakaian itu terlebih dahulu. "Baik, Tuan," ucap sang pelayan yang kemudian melakukan pekerjaannya.

Sembari menunggu pekerjaan pelayan itu selesai, mereka pun berjalan-jalan untuk melihat koleksi toko itu dalam jangkauan luas.

"Kalian juga disini!?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro