#6 (C)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

The next day...

Chapter 6
(bagian 3)

Ketika bangun, otaknya langsung bekerja, meski masih dalam keadaan berbaring. Sepasang matanya memandangi dan memerhatikan hal-hal paling detail dari ruangan tempatnya berada.

Menyadari indra penglihatannya tak mampu menjangkau lebih jauh, dia beranjak dari sofa dan berjalan mengelilingi ruangan rahasia. Dilihatnya semua benda dan peralatan yang terdapat di situ -- berfokus pada atas dan seputar meja kerja, di dalam beberapa lemari kaca, buku-buku dalam perpustakaan mini, serta di atas satu dua meja dan lemari kecil.

Tangannya membuka laci demi laci dari meja kerja maupun meja-meja kecil di ruangan itu. Foto-foto yang tersebar di atas meja-meja, di dalam laci dan pada dinding pun tak luput dari perhatiannya.

Ada satu sosok anggota keluarga Cherlone yang menarik minatnya dalam beberapa bingkai. Tak dapat dibedakan dengan jelas apakah laki-laki atau perempuan. Kadang mengenakan pakaian yang feminin, tapi sering berpakaian laki-laki. Dengan wajah yang tersamar jendernya. Tak ketinggalan pula rambut hitam, yang terkadang panjang, terkadang juga pendek.

Berbeda dengan Brandon Cherlone yang jelas sekali terlihat jantan. Cukup banyak pose dirinya bergaya dan beraksi sebagai pemain beberapa jenis olah raga. Tongkat bisbol, raket tenis, bola basket, bola boling, dan stik bilyar akrab dengan tangan sang pebisnis yang bisa dibilang atletis.

Melihat itu semua, hati Chester tersentuh. Ingin sekali rasanya merangkul dan memeluk sosok populer yang selama ini ternyata ayah kandungnya sendiri. Dapat mengajak bercakap-cakap dengan asyiknya.

Tanpa henti Chester melihat-lihat dan memeriksa semuanya. Hingga akhirnya, kedua matanya menemukan sesuatu yang aneh pada dinding belakang. Persis di sebelah sebuah lukisan antik bergaya surealis.

Jika diamati dengan cermat dan teliti, terdapat bagian tembok yang sedikit maju ke depan. Dengan kedua tangan, diperiksanya sesuatu yang mencurigakan tersebut.

Ternyata, semacam brankas yang sengaja dibuat secara paksa -- bukan tempat yang semestinya. Supaya terlihat samar, ditempelkan motif yang sama dengan motif pelapis dinding ruangan.

Dengan susah payah dicarinya kunci, yang diduga tersimpan di sekitar lokasi itu. Kembali dirinya membuka laci-laci meja, membolak-balik buku-buku, menggeser beberapa barang, melongok ke bawah dan ke balik sofa dan meja, dan membalik tikar. Termasuk juga menyelipkan tangan ke dalam tutup lampu mini, dan ke dalam seperangkat perhiasan menyerupai botol yang letaknya menyebar.

Pencarian Chester tak membuahkan hasil. Maka, dia berdesah dan menghembuskan napas panjang. Lalu pikirannya memutuskan untuk mencari di setiap jengkal ruangan itu. Mungkin sengaja disimpan oleh pemiliknya di ujung atau sudut ruang.

Ketika berhadapan dengan pintu kayu lokasi disekapnya Farah, Chester kembali mengamati kondisi dinding pada sisi sebelah situ. Di sebelah kirinya terdapat lemari buku -- luas dinding belakang yang terpakai agak lebih kecil dari perpustakaan mini. Selain foto ketiga anak Brandon berukuran sedang, sepasang guci yang indah, dan sepasang lampu bermodel unik dengan tiang kayu menempel di dinding pada sisi ruangan tersebut. Sinar yang terpancar dari lampu antik ini hanya temaram.

Lemari buku. Biasanya banyak rahasia dalam ruangan yang tersimpan dalam lemari buku dinding, termasuk yang terletak di ruang keluarga -- akses memasuki ruangan kerja rahasia ini.

Diamati sekilas dari jarak yang lumayan dekat, terlihat ada satu buku tebal yang diposisikan agak maju dari semua temannya. Pada ujung kiri di baris tengah.

Chester maju dan menyentuh buku itu. Secara tak terduga, lemari beserta separuh bidang dinding bergerak masuk sejauh sembilan puluh derajat. Rupanya tersembunyi ruangan rahasia lain lagi di dalam ruangan rahasia utama.

Dia tercengang sesaat sebelum masuk ke dalamnya. Apa yang ditemukannya di sana sungguh mengejutkan dirinya.

Masih belum puas memperoleh data sebanyak yang diinginkannya, telinga Chester mendengar suara Cheryl yang terus memanggil namanya. Saudari kembarnya sudah memasuki ruangan rahasia utama. Dia segera bergegas keluar.

"Ches, aku baru saja menemukan rekaman visual yang membuktikan dua orang laki-laki yang membantu Simmons dan Farah palsu menyembunyikan Farah asli kemarin di rumah ini," kata Cheryl merasa puas. Percaya dirinya meningkat. Tidak percuma juga pagi tadi Chester katakan jikalau dirinya berbakat.

"Kamera pengawas yang di luar?"

"Ya benar, dan lima menit yang lalu, kukirimkan ke kantor ERBI dan SARBI," kebanggaan Cheryl merekah. Senyum lebarnya sampai menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Selama ini, kita tidak tahu nama saudari kembar Ayah. Berarti, Don sendiri pun tak pernah menyadari masih ada yang misterius di balik yang tersembunyi. Ayo, kuperlihatkan padamu," Chester mengajak ke ruangan di balik lemari yang masih dalam keadaan terbuka itu.

"Tunggu, siapa namanya?" satu telapak tangan Cheryl menangkap satu lengan saudaranya ini. "Dan apa maksud perkataanmu barusan?"

"Ucapkan nama kita, dan nama ayah kandung kita."

"Chester, Cheryl... Brandon?" raut wajah Cheryl menunjukkan pertanyaan.

"Ches dan Cher. Brandon dan Brenda -- Brenda Cherlone."

******

Sebelum sampai pada kalimat terakhir chapter ini,
sudahkah kalian menebak dengan tepat nama kembaran perempuan Brandon?
Jika Cheryl sudah membantu SARBI dan ERBI dengan mengirim rekaman,
lantas apakah si kembar terlibat dalam penyelidikan resmi ketiga kasus?
Chapter 7 dan chapter2 berikutnya akan menjawabnya.
(Astardi)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro