ThePast

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Waktu akan terus berjalan hingga ia sadar sampai kapan ia akan berhenti. Kalian pernah merasa nggak, kehilangan seseorang yang sungguh berarti melebihi apa pun? Melebihi sesuatu yang berharga: emas atau pun berlian di dunia ini.

Pada waktu itu, saya bener merasakan hal yang bener-bener memukul. Sebenernya saya gak pengen mengumbar hal ini kepada kalian semua ... tapi kali ini saya memberanikan diri untuk mengungkap apa yang saya rasa selama ini....

Sudah hampir 3 tahun saya ditinggal seseorang yang begitu dekat!

Seorang yang menurut saya heroes keluarga. Meski saya tahu ia bukan seorang yang ngelahirin saya, tetapi peluh yang ia jatuhkan untuk banting tulang, menafkahi seluruh keluarga begitu terasa khususnya bagi saya sendiri. Jujur, saya memang sangat dekat dengan seorang Ayah daripada seorang Ibu.

Waktu itu saya masih ada jam sekolah ... enggak. Lebih tepatnya ada ekstra pramuka di sekolahan. Entah kenapa rasanya sih, pengen cepet-cepet pulang ke rumah. Tepat jam 3 sore ekstra pramuka diakhiri. Saya dengan segenap rasa aneh yang menyelimuti dan itu sulit untuk diungkapkan melalui kata-kata.

Duduk di halte nunggu bis dateng. Memang waktu itu saya sekolah masih naik bis, karena belum berani naik motor wkwkw
Rasanya nunggu bis 5 menit aja seperti 30 menit. Perjalanan ke rumah sampai sekolah cukup jauh juga, memakan waktu 30 menit.

Pas ... saya sudah turun.

Bendera itu berkibar di depan rumah, kerumunan orang sudah memadati. Pas saya liat. Deg!

Benerann ... saya langsung nangis dan rasanya kaki saya kaku untuk melangkah, saya hanya melongo sambil menangis dan menguatkan kaki untuk terus berjalan. Bahkan salah satu tetangga saya, menghampiri dan langsung memeluk serta berbisik, "Nak Lia, bapak kamu udah meninggal. Kuatkan hati ya, mungkin Allah sudah memilih jalan yang terbaik!" Saya langsung nangis sesenggukan. Saya bener gk bisa keluarin kata-kata apa pun selain keluarin air mata.

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan!

Semua terasa mengalir begitu cepat, secepat kilat menyambar sebuah pohon tua yang masih berdiri kokoh.

Jadi kalian yang masih mempunyai kedua orangtua. Jangan pernah kalian abaikan atau sekalipun berani menentang.

Remember!

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan

Sekian curhatan dari saya. Mau ngambil tisu dulu. Beginilah, kalau saya lagi merindukan seseorang.

Semoga amal serta ibadahnya di terima di sana.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro