14. Rescue Mission.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Menciptakan bubuk peri, terbang dan menerbangkan orang lain adalah keahlian bagi kaum peri. Meski Cyanne tahu bahwa bubuk peri yang bisa diciptakan olehnya terbatas tergantung pada energi alam yang diserap pada tubuhnya, tetapi di dimensi manusia, sistem kekuatan Cyanne tersebut tidak berlaku. Jumlah energi milik Cyanne hanyalah sampai sejumlah energi alam selama ia masih berada di dimensi aslinya. Sehingga, Cyanne pun sadar bahwa misi untuk menyelamatkan banyak orang di Kerajaan Mandevilla yang diberikan oleh sahabatnya tidak akan berhasil dengan sempurna.

Namun, sang sahabat memang memberikan pesan bahwa ia tidak harus menyelamatkan semuanya tetapi sebanyak mungkin. Maka dari itu, Cyanne pun mulai beterbangan dengan cepat dan menemukan wanita-wanita yang dijumpainya untuk disentuh.

Tangan Cyanne bercahaya, setiap ia menyentuh seseorang akan mengeluarkan bubuk peri di badan orang yang disentuhnya. Dengan begitu, target juga akan bisa terbang seperti dirinya. Namun, karena target tidak terbiasa terbang menggunakan bubuk peri sehingga mereka hanya bisa terbang sesuai dengan kehendak pikiran Cyanne.

Jumlah orang yang harus disentuh olehnya begitu banyak dan tak ada habisnya. Sayap-sayap kecil milik Cyanne sampai terasa keram dan lelah. Ia ingin berhenti terbang untuk sementara tetapi setiap kali ia membayangkan nasib buruk yang akan menimpa manusia-manusia tidak berdosa itu, Cyanne tetap berusaha memaksakan kedua sayapnya bekerja sama. Akan tetapi, tetap saja rasa lelah itu datang setiap kali ia sudah terbang cukup jauh. Hingga akhirnya, ia memutuskan turun memijak atap rumah warga untuk sekedar meregangkan sayap barang beberapa detik saja.

Mata Cyanne kemudian melihat seorang anak kecil perempuan yang memandang langit dengan tatapan datar. Anak kecil itu mungkin tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi hingga menganggap itu adalah sebuah pemandangan. Cyanne menatap pilu pada si anak, simpati karena anak sepolos itu akan mengalami kemalangan jika tidak ia selamatkan.

"Tenang saja, aku akan menyelematkanmu." Cyanne berucap saat menyentuh seorang anak kecil perempuan berambut keriting pendek tersebut.

Anak perempuan itu awalnya takut-takut karena melihat Cyanne yang datang tiba-tiba. Akan tetapi, lama kelamaan, si anak akhirnya juga menaruh percaya. Cyanne tidak terlihat jahat seperti seorang penyihir yang membuat lingkaran besar di atas langit Mandevilla. Lagipula wujud Cyanne begitu kecil, hanya seukuran telapak tangan dengan pakaian berwarna putih menutup dada hingga lututnya. Sayap hijau transparan di punggung Cyanne justru memberi kesan cantik dan lucu alih-alih mengerikan. Anak itu jadi teringat pada kisah dongeng tentang peri yang pernah diceritakan oleh ibunya. Sehingga, ia pun merasa tenang dan justru senang ketika Cyanne menyentuh dan menerbangkannya.

"Mau kau bawa ke mana anakku?" teriak seorang pria yang menyaksikan Cyanne telah menerbangkan seorang anak perempuan hanya dalam satu kali jentikan jari.

Cyanne memandang lelaki tersebut. Bisa dipastikan bahwa ia adalah ayah dari anak yang baru saja ia sentuh. Cyanne lantas terbang ke arah si pria dan menjawab, "Jangan khawatir, aku hanya menyelamatkan anak itu."

"Menyelamatkan putriku?" Lelaki itu bertanya dengan raut yang tidak bisa Cyanne terka.

"Penyihir jahat akan menurunkan hujan kutukan dari langit. Aku menerbangkan putrimu ke area yang tidak akan terkena jangkauan sihir penyihir jahat itu." Cyanne pun menjelaskan.

Mendengar hal tersebut, pria itu agak ragu pada awalnya. Tetapi, sesaat kemudian ia pun menjadi lega meski cukup kaget harus berpisah dengan putrinya secara tiba-tiba. "Apakah semua wanita di Kerajaan Mandevilla akan mati di malam ketika purnama tiba seperti yang dikatakan penyihir itu?"

"Tidak. Itu tidak akan terjadi. Penyihir jahat itu bernama Verona. Aku dan sahabatku yang sedang bertarung di langit akan mencari jalan keluarnya." Cyanne mencoba untuk menenangkan.

"Terima kasih," ucap si pria, wajahnya begitu sedih dan tertunduk dalam.

"Apa kau memiliki seorang istri?" Cyanne bertanya.

"Iya. Istriku ada di dalam rumah," jawab pria itu.

"Aku harus menerbangkannya juga sekarang," tutur Cyanne.

Si pria agaknya keheranan untuk sesaat. Istrinya sedang terbaring sakit di dalam rumah sejak beberapa hari lalu. Lantas, pria itu kembali bertanya, "Tadi kau berkata bahwa penyihir jahat akan menurunkan hujan kutukan? Bukankah aman jika para wanita berada di dalam rumah? Hujan itu tidak akan mengenai mereka."

Cyanne menggelengkan kepala. "Tidak sesederhana itu. Hujan sihir dan hujan alami berbeda. Hujan sihir Verona tetap bisa menembus apapun dan pasti akan mengenai target kutukannya."

Pria itu tampak putus asa untuk sesaat. "Apa ada teman yang datang bersamamu? Lebih banyak peri mungkin? Apakah wanita di seluruh kerajaan bisa diselamatkan?"

Cyanne terdiam beberapa saat. Ia hanyalah satu-satunya peri yang ikut bersama dengan Reina untuk melakukan pengecekan terhadap tindakan Verona selama berada di dimensi manusia. Selain itu, pasukan penyihir yang ikut bersama dengan Reina juga masih sedikit jumlahnya. Mereka juga belum mendapatkan laporan apapun perihal kejadian ini yang tiba-tiba. Tidak akan bisa dihubungi apalagi meminta bantuan dalam waktu singkat.

Lokasi mereka dilindungi oleh benteng sihir sehingga untuk bisa ke sana perlu melewati beberapa tahapan ritual sihir untuk bisa membuka benteng pertahanan di sana. Dan itu membutuhkan waktu cukup lama. Belum lagi jika sampai Reina pergi berteleportasi menuju ke lokasi persembunyian prajurit sihir yang ikut, Verona pasti akan bisa menyusul dengan mudah melalui jejak sihir milik Reina.

Cyanne tentu saja harus berjuang sendirian saat ini. Hanya terhitung berdua dengan Reina yang sekarang sudah memulai duel pertarungan sihir di atas langit. Sedangkan dirinya di bawah, harus tetap fokus untuk menjalankan misi penyelamatan yang ia emban.

"Tidak ada. Aku akan berusaha semaksimal mungkin yang aku bisa." Cyanne memberikan jawaban disertai dengan wajah sedihnya.

"Semoga kita bisa segera lepas dari tragedi mengerikan ini." Lelaki itu menangis dalam kepala tertunduknya.

Cyanne hanya memberi tanggapan berupa anggukan dan kemudian kembali menjalankan tugas. Ia berpindah tempat untuk menaruh lebih banyak bubuk peri kepada wanita-wanita Kerajaan Mandevilla yang dijumpai olehnya lalu membuat mereka semua terbang ke tempat yang aman. Lokasi yang bisa dipikirkan oleh Cyanne adalah perbatasan kerajaan, tentu saja di luar batas garis wilayah Kerajaan Mandevilla.

Sementara Cyanne disibukkan dengan proses evakuasi, Reina juga sedang sibuk menghalangi Verona yang terus saja mencoba untuk meluncurkan sihir serangan ke arah Cyanne. Sihir Verona semakin lama semakin kuat dan berkembang, tidak hanya dengan petir tetapi bervariasi hingga ke bola-bola api. Bola api yang dilemparkan oleh Verona dapat berubah menjadi ledakan. Beruntungnya, benteng tak kasat mata yang diciptakan dengan sihir milik Reina cukup kuat. Namun, tetap saja, meskipun sudah sangat kuat tetapi menerima banyak sekali serangan akan melemah juga seiring waktunya.

.
.
.

Bersambung ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro