[08]; Haechan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

The Royal; Bloody Dance
[08]; Haechan

□□□□□

Tampangnya tidak mencurigakan sih.

Pemuda berkulit tan itu berjalan dengan santai dengan hoodie kebesarannya sehingga menutupi kemeja SMA 127, ripped jeans, dan sepatu kets yang terlihat baru. Pemuda itu tersenyum ramah kepada siapapun yang bersitatap kepadanya di jalanan menuju SMA Korea Selatan.

Pemuda itu tampak seperti seseorang pelajar yang telah menyelesaikan sekolahnya dan bersiap bertemu dengan teman-temannya, namun tidak, pemuda itu terlalu introvert untuk memiliki teman meskipun sebenarnya ia seorang yang sangat amat ramah.

Pemuda berkulit tan itu berhenti di depan pagar SMA Korea Selatan, ia sedikit berjinjit guna mencari tahu dimanakah satpam sekolahnya duduk bersantai-santai sambil minum kopi dan memakan pastelnya.

"Pak! Pak! Iya! Bapak yang cakep itu! Bukain dong pak!" sahut pemuda itu sambil mengeluarkan suara seribu oktafnya.

Bapak satpam itu nyaris tersedak karena kaget, kemudian ia berlari-lari kecil, dan memasang wajah garangnya; namun malah terlihat lucu bagi pemuda itu.

"Siapa kamu hah?" tanya pak satpam.

Pemuda itu menahan tawa ketika kumis pak satpam itu bergerak-gerak dan kedua matanya melotot.

"Kenalin pak!" Pemuda itu memberikan tangannya untuk dijabat pak satpam itu. "Nama saya Kim Haechan! Yang paling ganteng dari SMA 127---"

"Boong pak, jangan percaya!"

Pemuda itu---Haechan mencibir tidak suka ketika sesosok pemuda lain berjalan kearahnya dengan gaya sok keren---bagi Haechan.

"Gak bisa liat orang seneng ya?" celetuk Haechan, masih di luar pager. "Lee Jenong."

Jeno berdecak, sebelum menyuruh pak satpam membukakan pintu pagar bagi sahabat seperorokannya itu. "Gue manggil lo kesini bukan jadi alesan lo bolos ya," katanya. "Lo mau di DO kebanyakan bolos, hah?"

Haechan meringis, Jeno sudah dalam mode nyokap memang nyebelin. Kemudian Haechan terkekeh, "Santai, gue emang udah di DO kok," katanya. Sontak Jeno berhenti berjalan dan melotot padanya. "Kapan? Kok bisa?"

Pemuda berkulit tan menghendikan bahunya, "Biasa, konflik eksternal yang membuat gue kena tuduh lalu ditendang keluar SMA 127."

Jeno menatap Haechan dengan tatapan bersalah karena membuat Haechan membahas hal tersebut. "Lo mau ke SMA mana habis ini?" tanya Jeno.

"Jepang, ngikut bang Mingyu."

□□□□□

"Ngak mungkin! Bang Mingyu ngak mungkin bunuh orang! Bangsat!"

Jeno berusaha menenangkan Haechan yang melempar laporan kumpulan bukti dan petunjuk yang sudah Soobin buat dua hari yang lalu saat kejadian ia ditusuk kesatria baju item itu.

"Kalem euy, sante, kalo emang gitu kenyataannya terima aja kalee."

Minjoo melirik tajam pada Hwall yang malah menyeringai kepada Haechan.

"Bangsat lo! Pernah ditabok pake tupperware ngak sih?!" Haechan mengeluarkan tupperware dari tasnya dan hendak memukul Hwall dengan itu, namun GoWon menghentikannya. "Gue yakin, kalo tupperware lo lecet emak lo bakal gadaiin lo."

Haechan menepis tangan GoWon yang menahan lengannya kemudian melempar tupperware emaknya masuk kedalam tas. "Jelasin, kenapa lo semua bisa seenak jidat ngomong Bang Mingyu pelaku pembunuhan Wang Yiren," ujarnya sambil menatap tajam satu-satu anak-anak yang ada di aula.

Soobin mengangguk. "Tapi ngak disini, ada anak-anak kelasnya Eunbin sama Wooyoung, mereka berisik banget."

"Ke rumah gue?" tawar Minjoo.

Jeno menggeleng, "Ngak boleh ijin pulang sekolah, disangka bolos, kita mau naek-naekan ini."

"Lalu dimana?" cecar Haechan. "Cepetan! Hati gue kesel ini!"

Hwall bergumam, kemudian mengetuk-ngetukan jarinya di dagunya, membuat Haechan menyipitkan matanya kesal. "Di gudang belakang sekolah kuy, gue udah minta ijin sama Pak Leeteuk tempat itu jadi basecamp kita."

□□□□□

"Oke, gini teori gue."

GoWon berdeham pelan, kemudian mulai menjabarkan teorinya mengenai pelaku pembunuhan Yiren dan peneroran mereka.

"Menurut bukti-bukti yang kita kumpulin dari Heejin, Bang Mingyu ini anak klub dance yang bakal dikirim ke Jepang buat pertukaran pelajar."

"Dia ngebunuh Yiren menggunakan racun, jadi saat Mingyu sama gue dan Heejin, Bang Mingyu tetep bisa ngebunuh Yiren---"

Haechan tertawa, "Udah kek detektif conan ae lo," ujarnya. "Mana mungkin bisa? Kalo makanan yang ada racunnya ngak Yiren ambil gimana?"

"Pasti keambil dong, orangnya aja udah mati keracunan sianida," celetuk Minjoo.

"Caranya?" Soobin menghela nafasnya. Tampaknya Haechan adalah orang yang keras kepala, jadi penjelasan mereka mungkin akan sangat panjang.

"Triknya sih sederhana, makanan kesukaan Yiren itu chicken puff. Sementara di piring saji di pesta Chenle yang disediain cuma Tuna Puff dan beberapa chicken puff yang jumlahnya ngak lebih dari lima," jelas Soobin sambil memberikan foto piring saji yang ia ambil dengan rencana utamanya disebar ke medsos dengan #makanmakanfree tapi gatot.

"Gue liat dengan mata kepala gue sendiri, Bang Mingyu ngambil chicken puffnya beberapa kali, sampe Bang Hoshi ngira si Mingyu mau dibawa pulang tuh makanan," celetuk GoWon. "Tapi yang terjadi sebenernya, Bang Mingyu memberikan satu chicken puff yang sudah diberi sianida, meletakannya lagi di piring saji, kemudian menunjukan kepada Yiren kalau masih ada tersisa satu makanan kesukaanya."

"Voila, dan Wang Yiren terbunuh," ujar Minjoo sambil tos dengan GoWon.

Haechan mengepalkan tangannya. Ia masih ngak percaya abangnya yang setiap hari kasi dia duit jajan lebih buat main di warnet, selalu kasi dia semangat kalo bunda ayahnya ngamuk ke dia kalo bolosan, itu adalah seorang pembunuh.

"Buktinya? Gue butuh bukti."

Jeno menghela nafasnya, kini ia lebih memilih diam ketimbang harus ikut-ikut membuat sahabatnya sedih.

"Sidik jari Bang Mingyu nempel di piring makanan, ada cctv yang dipasang di dalem toilet dan merekam Bang Mingyu naburin bubuk sianida, dan, kesaksian seorang psikometris kepolisian yang lagi magang di Indonesia." Hwall memberikan tabletnya yang berisi seluruh bukti kejahatan Mingyu kepada Haechan. Haechan diam dan tak bisa berkutik, hanya air mata yang lolos dari kedua matanya membuat Hwall merasa sedikit bersalah.

"Kita barusan dapet itu lewat email abangnya Jeno yang kerja di kepolisian," ujar Soobin. "Rencananya mau kita kasi ke kepsek buat cegah Bang Mingyu pergi."

"Lalu, kalian bisa tahu abang gue pelakunya gimana?"

Minjoo tersenyum kecil, "Simple, karena Heejin ngasih kita sekumpulan huruf yang ternyata merupakan gang masing-masing rumah kita," ujarnya. "B untuk Hwall, L untuk GoWon, N untuk Jeno, I untuk gue, dan T sendiri buat Soobin."

Minjoo kemudian mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kalkulator. "Nomer rumah gue, 5, Soobin 5, GoWon 7, Hwall 3, Jeno 6. Disini yang cuma angka prima, gue, Soobin, GoWon, sama Hwall, kalo kita jumlah semua nomer angka prima, lalu dikurangi angka genap, maka akan muncul angka 14."

"14 Bulan ini adalah hari Minggu," sambung Minjoo.

"Klub dance, mau pergi ke Jepang, Minggu, suka sama Yiren, benci sama kita karena kita kebetulan ada pas Bang Mingyu mau celakain Yiren, kurang apa cobak?"

Haechan yang merasa kedua kakinya lemas berusaha duduk di lantai. Ia memijat kepalanya yang pening sebelum menatap Jeno. "Abang gue orangnya baik anjirr," ujar Haechan.

"Chan."

"Ngak semua orang baik akan selamanya baik. Pasti orang bakal ada baik dan jahatnya. Itu sebabnya ada hitam dan ada putih. Ada yin dan yang. Ada iblis dan malaikat. Karena setiap hal yang ada di dunia, memiliki dua hal tersebut."

□□□□□

Ps; AKHIRNYAAAA SAYA MENCIUM-CIUM BAU2 AKAN ENDING

Btw, gue lagi keracunan dramanya park jinyoung got7 yang he is pcychometric itu weheheheheheheheheheheh, nti bikin critanya ah, setuju kagak

BTW GUE APDET NIH MALEM MALEM PAKE KUOTA MIDNIGHT HUHUHUHUUU SEDIH AMAD HIDUP GUE ;")

Gatel pengen apdet, revisi seadanya, gendeng emang gue ;")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro