Chapter 5: Manusia - Melinda

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seekor kadal bakau bernama Krambou Eneziz atau sering dipangil Krambau Energi. Kadal bakau dengan tubuh kecoklatan dan berbintik kuning berlari cepat penuh semangat. Krambau suka berlari tanpa henti di hutan bakau.

"Aku kadal yang memiliki kecepatan seperti kuda Kansas. Aku akan ikut turnaman kuda pacu di Malang, kota Malang aku datang!" teriak Krambou.

Krambau adalah binatang tercepat di hutan bakau.

Namun tiba-tiba muncul Bell berlari dengan sangat cepat seperti roket, Krambou yang melihat Bell berlari sangat tidak senang.

"Anak kucing itu gila! Larinya cepat sekali," kata Krambou.

Krambou menambah kecepatanya, namun tetap saja kecepatan Bell sangat sulit ditandingi oleh Krambou. Kaki Bell begitu lincah dan langkahnya ringan, Bell seakan-akan tidak menginjak pohon bakau, tapi dia seperti berlari diudara, sementara Sea ngos-ngosan mengejarnya di belakang dan tertinggal jauh.

Sea dan Bell terus berlari keluar dari hutan bakau, mereka kini mengikuti arus sungai di samping kiri mereka. Disebelah sungai bagian kanan terlihat hutan pinus.

"Bell kita harus menyebrang," kata Sea.

"Tapi sungainya?"

"Lompati Bell."

Sea dengan mudah melompati sungai, namun tidak untuk Bell, Bell jatuh kesungai dan terbawa arus yang mebawanya kedalam hutan pinus. Sea yang melihat adiknya tercebur dan terbawa arus juga ikut melompat ke air sungai, padahal Sea tidak bisa berenang. Kedua anak kucing tengelam dan terbawa arus sungai, tubuh mereka tertarik dan jungkir balik didalam air. Mereka terputra-putra, terguling-guling kesana kemari, dan posisi tubuh mereka terbawa arus kesana kemari, namun Bell memang nakal, walau di dalam air dia sempat menangkap seekor ikan lele kecil dengan mulutnya.

Melinda anak perempuan berusia 12 tahun, anak perempuan yang ceria, anak penjual kue ibu Siska. Ibu siska adalah seorang janda di desa pinus, seorang diri dia merawan anak perempuan kesayanganya, kehidupan mereka dibiyayai dengan uang mejual kue buatannya. Kue lemper, kue molen, kue donat juga gula-gula, kue buatan ibu Siska selalu enak.

Melinda anak perempuan yang ceria memiliki cita-cita menjadi guru bahasa Inggris,l. Melinda memiliki kemapuan bahasa Inggris dengan baik.

"Aku pasti bisa menjadi guru bahasa Inggris," kata Melinda dengan semangat sambil mencelupkan kakinya dipinggir sungai.

Dia Sambil duduk santai ditepi sungai, dia mulai mengunyah buah aple dan minum susu, Melinda juga membawa sebuah buku berjudul The Walk In Riau And Jambi.

"Aku ingin ke istana Siak, aku ingin ke taman anggrek Sri soedewi," kata Melinda dengan penuh semangat dan mimpi.

Tiba-tiba ada sesuatu di kaki Melinda, seuatu yang lembut dan empuk. Melinda penasaran melihatnya kedalam air, ada dua benda menyerupai gumpalan kapas berwarna hitam dan satunya lagi berwarna putih. Melinda menarik dua benda itu dan ternyata benda itu adalah dua ekor anak kucing. Melinda berlari kerumahnya sambil membawa kedua anak kucing itu dan berkata pada ibu.

"Gawat darurat bu!"

Dua anak kucing yang basah dan lemas dibawa kerumah Melinda. mereka berdua dihangatkan dibungkus dengan selimut hangat, juga lembut berwarna biru berpola bintang-bintang.

Bell terbangun, tubuhnya hangat karena terbungkus dengan kain selimut, di depan Bell ada Sea yang masih tertidur dan terbungkus kain. Tercium aroma roti dan harum kue lemper, Sea tiba-tiba bangun, Sea melihat Bell mengunyah sesuatu, saat tengelam tadi, Bell sempat menangkap ikan lele dan menyimpanya dimulutnya.

Ibu yang mengetahui dua kucing lucu sudah bangun, memperhatikan mereka sambil tersenyum. Terlihat Sea dan Bell sedang mengobrol dengan bahasa kucing, dan yang didengar ibu dan Melinda hanya suara meongan manis dan pelat, begitu imut meongan mereka.

Dua buah piring kecil berisi campuran nasi dan dendeng ayam diberikan pada Sea dan Bell, Melinda juga memberi mereka susu manis untuk diminum, jadi Sea dan Bell hari ini sangat senang.

Hari sudah malam, dan bulan sebulat mata Sea muncul diatas desa di atas hutan pinus, desa Pinus itulah nama desa tersebut. Melinda tidur di ranjang sambil memeluk Sea dan Bell di dalam kamarnya. Bell si adik kucing sangat senang dipeluk, dia sampai tertidur waktu dipeluk. Bell memiliki suara meongan yang kecil dan imut, bulu Bell yang putih juga bersih, sehingga Melinda begitu gemas dengan Bell. Sementara Sea tidak suka dipeluk, Sea malam ini belum mau tidur, dia berkeliling di kamar Melinda, namun tiba-tiba ada bunyi yang tidak beres di dapur, Sea yang mendengar itu bukanya takut malah membuka pintu kamar yang tidak dikunci, dan berjalan pelan menuju dapur.

Saat malam hari lampu diseluruh rumah Melinda dipadamkan, bulu Sea yang berwarna hitam membuatnya menyatu dengan kegelapan, sehingga hanya mata bulat hijau yang bisa terlihat, lalu Sea yang berjalan kedapur nampak menyerupai hantu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro