Kenyataan yang Pahit

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kazumi POV

Dor!

Deg-deg deg-deg

"I-itu... ta-tadi... a-apakah..." aku tegagap, aku mempunyai feeling tak enak

Hage-sama tersenyum sinis melihat tingkahku. Seperti yang sudah di recanakannya.

"Apa kau ingin tau?" Tanya Hage-sama dengan senyum sinis yang masih menempel

Aku diam menunggu apa yang akan terjadi

"Buka!" Kata Hage-sama sambil melihat bagian badan truk

Aku sangat kaget setengah mati saat pintu bagian samping truk terbuka dan melihat Chika, kak Yuka, ibu, laki-laki yang terikat tetapi tergeletak dan salah satu body guard gosong milik hage-sama yangembawa pistol panjang.

Tunggu... kalau ada Chika, kak Yuka dan ibu... itu berati...

"AYAAAAAHHHH!" Teriakku sambil menangis. Rasanya kakiku dan tanganku gemetar

Tak kusangka hage-sama benar-benar melakukan itu.

"KENAPA KAU MELAKUKAN ITU?! BUKANKAH AKU SUDAH MENURUTI PERINTAHMU SELAMA INI?!"

"Bukankah sudah aku bilang mengenai kosekuensinya? Beginilah yang terjadi" kata Hage-sama tenang

Aku diam tak bergerak. Kepalaku bleng. Aku hanya bisa menagis di tempat. Tidak mengeluarkan suara, hanya air mata yang jatuh terus menerus.

"Jika kau tidak mau kehilangan ibumu. Bunuh mereka semua"

Bohong.... kenapa.... aku harus.... tapi.... ibuku....

Kepalaku sedang bersebat hebat. Aku tetap diam di tempatku. Aku adalah pengecut! Aku tau itu!

"3... " hage-sama mulai menghitung

"Apa kau benar-benar mau...."

"2... "

"Keras kepala! DASAR BOTAK KERAS KEPALA!"

"CUKUP! BUNUH IBUNYA!" Perintah Hage-sama dengan nada marah

Dor!

Clek

Kling (bunyi peluru kosong yang jatuh)

"I...-IBUUUU!!" Aku jatuh terduduk lagi.

Kali ini kakiku sudah benar-benar lemas karena shock. Air mataku sudah turun terus-menerus dengan deras. Teganya dia membunuh ibuku di depan mataku sendiri...

Kalau tidak salah tadi ibu tersenyum... kenapa ibu tersenyum lebut?! Sedangkan nyawanya dalam bahaya?! Aku memang pengecut! Aku tak bisa menolong ibuku sendiri.

"Bunuh mereka atau aku akan mulai membunuh kakakmu" kata Hage-sama dengan wajah datar

Aku sudah muak! Aku tak tahan lagi... aku melepas cincin pemberian ayah. Dia bilang cincin ini adalah jimat untuk melindungi kekuatanku. Sekarang aku tak peduli apapun lagi!

Ada angin yang berhembus sedikit kencang di sekelilingku. Rambutku berubah menjadi putih. Bukan ubanan! Aku langsung membayangkan pedang di tanganku. Lalu terjadilah! Ada pedang yang sedang aku bawa sekarang.

Aku melihat tajam Hage-sama yang malah tersenyum sinis. Aku langsung berlari menuju hage-sama. Aku diam saat pedangku sudah mendekati hage-sama

Dor!

Kling

Hah?! Bodyguard gosong itu masih beranin menembak kak Yuka walau Hage-sama sudah mau di ujung tanduk?! Aku menahan air mataku. Tetapi aku tidak bisa. Semua air mataku mengalir saat mengingat-ingat kejadian dengan ayah, ibu dan kak Yuka.

Aku merasa ada angin yang membuat rambutku sedikit naik. Rasanya kalau aku marah akan terus seperti itu deh...

Aku menarik pedangku dan siap menusuk hage-sama. Tapi anehnya dia bisa menghindar?! Aku terus berusaha menusuknya tetapi hage-sama selalu bisa menghindar. Akhirnya ujung pedangku hampir mangenai leher hage-sama

"Kalau kau mau satu-satunya adikmu selamat, kau harus tetap menjadi budakku" kata Hage-sama santai dengan senyum kemenangannya

Aku diam dengan tatapan tak percaya. Aku menjauhkan medangku dari lehernya. Aku menunduk lemas.

"Ijinkan saya memeluknya" kataku lemas dan masih menunduk

"Hm! Cepatlah!" Kata Hage-sama kesal  sabil berjalan menuju truknya

Bodyguard gosong yang kejam itu melepas ikatan Chika. Chika langsung berlari ke arahku sambil menangis dari awal kejadian mengerikan itu.

"Kazumi-nee....!" isak Chika langsung memelukku erat

"Maaf ya..." bisikku

"Kazumi-nee tak salah... hanya... hanya saja... hiks... hiks...." Chika melihatku dengan air mata yang turun terus-menerus dengan deras.

Aku memeluknya

"Sudahlah... masih ada onechan kok..." kataku yang ingin menghibur Chika. Tetapi aku juga mulai meneteskan air mata lagi.

"Tapi... ayah... hiks... ibu... hiks... Yuka-nee... tadi... tersenyum..."

"...!"

"Chika bingung.... hiks... kenapa.... mereka tersenyum... tapi... sekarang.... hiks... hiks... Chika.... Chika nggak akan.... hiks.... ketemu.... hiks.... mereka... hiks... lagi.... HUAAAAA" Tangis Chika makin menjadi-jadi

Aku hanya bisa memeluk erat Chika tampa berbicara apapun. Tangisku meledak. Entah sudah berapa kali aku menangis.

"Cepatlah!" Kata hage-sama dingin dan membuat aku dan Chika kaget.

Raut muka Chika seperti ingin menangis lagi.

"Sudahlah... jangan menangis terus... nanti ayah, ibu dan kak Yuka tidak tenang" kataku sambil tersenyum.Ya fake smile.

Sepertinya alisku sangat mengkerut. Pastinya sangat kelihatan jika aku manahan air mataku.

Chika mengangguk menegerti. Walaupun rasanya itu juga di paksakan. Aku dan Chika mulai berjalan sambil bergandengan menuju truk hage-sama. Aku sempat berpikir untuk melihat para 'hunter' yang menonton tadi. Tapi aku urungkan niatku lalu kembali menghadap ke dapan.

Yah.... beginilah kira2 yang aku bayangkan.
Kalau memebaca kata-kata Chika sambil membayangkan jika aku di posisinya bisa2 aku menitikkan air ludah... eh salah air mata #plak
Sedihnya dapat nggak?
Vommentnya ya...
Terimakasih..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro