Chapter 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Maukah Kau Menjadi Temanku ?

KuramafemNaru

☆☆☆

Naruto ~ Masashi Kishimoto

Maukah Kau Menjadi Temanku ? (2018) by Yogatrisna

Warning : K+, Typos bertebaran, berantakan, OC, OOC

☆☆☆

.
.
.
.


_______________________________________

Setelah pernyataan cinta Kurama kepada Naruto, mereka pulang ke rumah Kurama namun saat di rumah, keadaan sepi dan sunyi seperti tidak ada penghuninya. "Apa Kaasan dan Tousan pergi ya?" batin Kurama saat melihat keadaan rumahnya yang sepi.

"Kurama-kun, apa Tsunade-Obaasan dan Jiraiya-Ojiisan pergi?" tanya Naruto.

Kurama terlihat bingung. "Entahlah, Naru. Jika mereka berdua pergi, seharusnya mereka mengabariku." balas Kurama.

"Kalau begitu, mungkin Tsunade-Obaasan dan Jiraiya-Ojiisan menitipkan sebuah surat atau note di dalam rumah." ucap Naruto.

Mereka pun masuk ke dalam setelah maid di rumah Kurama membukakan pintu. Maid itu bilang bahwa Nyonya Tsunade dan Tuan Jiraiya pergi menuju Jepang. Naruto dan Kurama berpandanga. "Kenapa Mereka pergi ke Jepang?" batin mereka bertanya-tanya.

Naruto dan Kurama memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu, mereka lebih baik beristirahat dan tidur agar besok harinya mereka bisa pergi menuju Jepang. Hal itu karena Kurama ingin cepat-cepat melamar Naruto menjadi miliknya.

Saat tiba di depan kamar mereka masing-masing, Kurama dan Naruto berkata,"Oyasumi, Naru-chan." "Oyasaminasai, Kurama-kun."

Malamnya mereka tidur dengan nyenyak memimpikan diri mereka masing-masing hidup bahagia hingga masa tua nanti.

.
.
.
.

Pagi harinya, Naruto dan Kurama sarapan dengan Naruto yang memasaknya. Naruto ingin menjadi calon istri yang baik bagi Kurama nantinya.

"Bagaimana rasa masakanku, Kurama-kun?Apakah enak atau tidak?Apa aku kelebihan atau kekurangan garam?" tanya Naruto beruntun.

Kurama yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis geli. "Ini enak, Naru-chan. Masakanmu tidak kekurangan apa pun. Aku sangat menyukainya." jawab Kurama sambil mencubit hidung Naruto pelan.

Naruto pun mengaduh, "Aww...Sakit, Kurama-kun." sambil mengusap-usap hidungnya yang memerah.

Kurama tersenyum menganggapi Naruto. "Itu karena kau manis, Naru." ucap Kurama lembut.

Naruto pun tersipu mendengar ucapan Kurama. "Umm...A...Arigato." balas Naruto gugup.

Kurama hanya tersenyum melihat tingkah Naruto yang begitu manis di matanya. Ia sangat beruntung mendapatkan Naruto. Naruto begitu mencintainya bahkan rela menunggunya yang selalu menyukai Kyuubi, menunggu Kyuubi yang untuk bisa melihat dirinya dari dulu hingga sekarang. Menunggu dirinya yang begitu buta terhadap keberadaan Naruto. Ia camkan di hatinya bahwa Naruto adalah pemilik hatinya, tidak ada yang bisa memasuki hati semudah itu kecuali Naruto. Ia hanya akan setia kepada Naruto. "Hanya NARUTO." batin Kyuubi dalam hati dengan menekankan kata Naruto.

Setelah mereka selesai makan, Naruto mencuci semua piring yang ia dan Kurama pakai saat makan tadi. Sedangkan Kurama, ia memindahkan koper miliknya dan milik Naruto ke dalam mobil. Naruto pun selesai mencuci piring, Kurama pun datang.

"Kau sudah siap pergi sekarang?" tanya Kurama. Ia ingin cepat-cepat pergi menuju Jepang untuk segera melamar Naruto menjadi miliknya.

"Emm...Sebenarnya aku masih ingin di sini, tapi, yah karena kau ingin melamarku, kurasa tidak apa-apa." balas Naruto sambil tersenyum lembut.

Kurama memandang Naruto lalu ia tersenyum jahil, "Kau yakin?" tanyanya dengan nada jahil.

"Tentu saja, Baka-Kurama. Aku itu sudah dua puluh tahun. Aku tak ingin jadi perawan tua." ucap Naruto kesal.

"Hahaha...Baiklah...baiklah, Naru-hime." balas Kurama menggoda Naruto.

Naruto memerah wajahnya, marah dan malu. "Mou, Kurama-kun." ucapnya dengan menggembungkan kedua pipi gembilnya.

Kurama memerah wajahnya, "Kawai!!" batinnya melihat Naruto begitu manis saat cemberut. "Bibirnya sangat indah." batin Kurama kacau. "Baka!!Apa yang kau pikirkan Kurama-Baka?!!" lanjut batinnya.

Kurama pun menggeleng-nggelengkan kepalanya. Menghilangkan pikiran buruknya tentang Naruto.

"Baiklah, jika begitu. Ayo kita berangkat sekarang." ucap Kurama sambil menarik tangan Naruto untuk menuju ke mobil yang sudah disiapkan oleh sopirnya. "Kepala Maid Chiyo, tolong jaga rumah." perintah Kurama pada Kepala Maid Chiyo di rumahnya saat ia sudah sampai di depan mobilnya.

"Baik, Ouji-sama." balas Kepala Maid Chiyo itu dengan suara seraknya yang sudah tua namun masih kuat untuk bekerja.

Mereka pun pergi menuju Bandara Udara Internasional Heathrow yang terletak di Hillingdon, London, United Kingdom. Mereka berangkat pukul 11.40. Banyak penumpang yang ingin ke Jepang untuk berwisata, atau pulang ke kampung halamannya, misalnya Naruto. Ia sudah sangat rindu dengan keluarganya. Begitu juga dengan Kurama, ia ingin menghampiri Tou-san dan Kaa-sannya yang di Jepang untuk urusan yang tidak ia ketahui.


Bandar Udara Internasional Heathrow London

Waktu perjalanan mereka, mereka habiskan untuk tidur, menonton film, membaca, dan sebagainya. Sesampainya di Jepang, lebih tepatnya Bandara Internasional Narita.


Bandar Udara Internasional Narita Jepang

Segera Naruto dan Kurama mengambil koper milik mereka masing-masing lalu pergi mencari taxi di luar Bandar Udara Narita. Dan mereka menemukannya.

Taxi Jepang

Kurama pun menyuruh supir itu untuk pergi ke alamat Haruya Kasai Street yang merupakan kompleks perumahan yang salah satu rumah tersebut rumah Namikaze Family.

Di dalam taxi, Naruto sangat gugup untuk bertemu orang tuanya dan orang tua Kurama. Apalagi dengan kakaknya, Kyuubi. Ia tidak ingin membuat kakaknya sedih karena telah merebut orang yang disukai kakaknya, tapi ia juga menyukai orang itu. Ia benar-benar bingung. Ia takut dibenci kakaknya, sangat takut.

Lain dengan Kurama, ia sangat-sangat tenang. Walaupun di dalam hatinya, ia sebenarnya gugup. Walaupun begitu, ia mencoba menghilangkan kegugupannya. Kurama pun melihat Naruto, terlihat olehnya Naruto sedang menunduk, melamunkan hal yang sepertinya membuatnya terganggu.

"Naru." panggil Kurama. "Kau sedang memikirkan apa?" tanyanya lanjut.

Naruto yang merasa terpanggil menolehkan wajahnya. Ia melihat Kurama sedang menatap khawatir dirinya. Ia pun tersenyum lembut, menenangkan Kurama yang khawatir terhadap dirinya. "Aku tidak apa-apa kok. Au hanya sedang memikirkan orang tuaku, orang tuamu, dan Kyuu-nee." balas Naruto.

Mendengar Kyuubi disebut, membuat Kurama mendengus tidak suka. "Kenapa harus Kyuubi lagi yang disebut?Kyuubi, Kyuubi, dan Kyuubi. Apakah tidak ada nama lain yang harus Naruto pikirkan?Kenapa tidak namaku saja yang dipikirkan oleh Naru?" batin kesal Kurama. Cukup aneh mendengar Kurama yang dulu menyukai Kyuubi berubah menjadi membenci Kyuubi.

"Memangnya kenapa dengan Kyuubi?" tanya Kurama dengan nada tidak suka walaupun ia sedang tutupi agar Naruto tidak curiga.

Naruto yang polos tidak merasakan apapun. "Tidak apa-apa, Kurama-kun." ucapnya.

Kurama menaikkan alisnya, bingung. "Hah...Baiklah, Naru." balasnya sambil menghela napas.

Mereka pun sampai di depan mansion Namikaze Family. Di sana ada banyak orang, memakai baju hitam. Naruto dan Kurama terlihat bingung, "Ada apa ini?" batin mereka bertanya-tanya.

Mansion Namikaze Family

Setelah mereka di depan pintu mansion Namikaze Family, semua tamu yang memakai pakaian hitam menolehkan kepala mereka ke arah Naruto dan Kurama. Terlihat di depan semua tamu itu ada orang tua Naruto, orang tua Kurama, dan Kyuubi. Kyuubi yang sedang menangis sesenggukkan, menolehkan kepalanya karena ia merasa seseorang memperhatikannya.

Di depan pintu mansion Namikaze Family, terlihat Naruto dan Kurama bergandengan tangan. Kyuubi pun berlari menghampiri Kurama dan langsung memeluknya, menghiraukan Naruto, yang menatapnya sedih dan kosong ke arah Kurama.

Tak tahan melihat Kurama yang dipeluk Kyuubi, ia pun melepaskan gandengan tangan Kurama lalu pergi ke arah orang tuanya. Saat perjalanan menuju arah orang tuanya, Naruto melepaskan gelang yang diberikan Kurama, meninggalkan Kurama yang menatapnya sedih sedang dipeluk oleh Kyuubi.

Gelang Naruto Pemberian Kurama

Selama dalam perjalanannya, Naruto membatin dalam hati, "Apakah Kyuu-nee mulai mencintai Kurama-kun?Jika begitu apakah aku harus mengalah?

Tatapannya mulai kosong dan meneteskan air matanya. Ia tidak ingin melepaskan Kurama tapi Kyuubi terlihat tertekan dengan meninggalnya Mito-Baasama. "Aku rasa aku harus mengalah. Gomen, Kurama-kun. Daisuke Kurama-kun." lanjut batin Naruto meminta maaf kepada Kurama karena ia tidak memperjuangkan cintanya. Ia telah kalah sebelum berperang, Kyuubi berhak bahagia mendapatkan Kurama daripada dirinya.

Terlihat naif, bukan? Tidak tahu jodoh itu milik siapa, yang pasti ia selalu di dekat kita.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro