Chapter 6 : Putri di Sarang Penyamun

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ella menaruh kedua tabung itu pada tempat penyimpanan. Lalu sebuah suara menahannya.

"Tunggu dulu Agen L." Tiba-tiba hidung Fang seakan mendektesi hemoglobin yang ada di tabung itu tidak jauh dari penciumannya. Sepertinya si pemilik darah itu berada di sekitar tempat kejadian perkara. Hanya vampir dan beberapa hewan buas, semisal Hyena Gurun, Singa dan Rubah yang memiliki penciuman darah begitu tajam.

"Ada apa Eye?"

Orang-orang yang berkerumun di ruangan melihatnya aneh. Polisi yang juga membantunya terdiam dan menatap Fang aneh. Sementara para GIGN telah keluar mencari para teroris.

Fang langsung mendekati seorang pembantu wanita yang berdiri di depan pintu. Fang menatap tajam wajah pembantu itu. Terlihat keringat bercucuran dari wajahnya. Detak jantungnya juga tidak beraturan saat Fang mendekat. Dengan sigap Fang membuka lengan baju pembantu wanita itu. Tampaklah sebuah luka di lengan pembantu itu.

Fang menggertak pembantu wanita itu. "Katakan siapa kau? Lalu bekerja untuk siapa?" Mata Fang masih menatap tajam tidak berpaling darinya.

Belum sempat Fang menanyakan hal yang lain, tiba-tiba busa keluar dari mulut pembantu itu. Pembantu wanita itu langsung tergeletak tidak bernyawa sambil tersenyum. Matanya juga melotot seperti ingin keluar dari kelopak matanya.

"Ya Tuhan, kenapa dia?" Orang-orang yang ada di ruangan itu tercengang melihat kematian si pembantu wanita.

"Dia mati!" seseorang berteriak.

"Dia keracunan!" sahut seorang Polisi.

Agen L (Ella) segera memeriksa denyut nadinya. Tangan pembantu itu ia pegang. Lalu kedua jari tangan kanannya mencari urat nadi di pergelangan si pembantu. Setelah menemukannya, ia mengumpat sebisa-bisanya, "Sial dia sudah mempersiapkan ini sebelum ketahauan oleh kita. Dia telah menelan pil racun Devil Smile. Racun termahal di dunia yang tidak berbau, mengandung seratus sari pati racun dari jenis hewan beracun. Beberapa di antaranya Viper, Cobra, Tarantula dan Kalajengking Hud hud. Tidak murah untuk mendapatkan dan membeli racun semacam ini."

"Kau benar Agen L," ucap Polisi itu sambil mendekati si mayat.

Perdana Menteri masuk ke ruangan yang menjadi saksi bisu penculikan putrinya. Ruangan yang menjadi tempat tidur sang putri. Ia terlihat dikawal dua orang pengawalnya.

"Ada apa dengan pembantu putriku?" ia bertanya setengah terkejut saat melihat si pembantu yang tergeletak dengan busa dimulutnya.

"Ia telah mati dengan meminum racun. Sepertinya dialah orang dalamnya pak." Agen L menjelaskan sambil meletakkan tangan pembantu itu.

"Lalu ada tanda-tanda keberadaan putriku?" tanya Perdana Menteri pada seorang Polisi.

"Belum pak. GIGN masih dalam proses pencarian," jawab si polisi berkumis tebal dengan tegas.

Sang Perdana Menteri begitu gusar dan mondar-mandir di depan Fang dan Ella. Bagaimana tidak? Putrinya sekarang berada dalam Sarang Penyamun. Orang tua mana yang tidak khawatir pada anaknya yang diculik atau hilang entah kemana.

"Sial, putriku dalam bahaya. Bahkan GIGN masih mencari keberadaan Putriku. Saksi mata kita juga telah mati." Perdana Menteri menunjuk-nunjuk mayat si pembantu wanita.

Agen Eye (Alex Fang) berbisik lembut pada Agen L yang berdiri di sampingnya. Tangannya bergerak-gerak menggambarkan apa yang ia katakan. "Agen L, aku bisa melacak keberadaan Putri Perdana Menteri. Asal aku dibiarkan bersama mayat ini, dalam sebuah ruang kosong."

"Apa? Ruang kosong? Untuk apa Eye?" tanya agen L bingung.

"Aku mempunyai cara paling tepat namum berbahaya."

"Berbahaya? Maksudmu?"

"Sudahlah, minta saja pada Perdana Menteri tua itu."

Lalu Agen L bertanya pada Perdana Menteri, "bagaimana? Apa bapak setuju dengan Agen Eye? Agen Eye meminta agar ia bersama mayat ini dalam sebuah ruangan kosong. Sepertinya Agen Eye ingin mencari tahu di mana putri bapak, dengan caranya."

Perdana Menteri berhenti dari mondar-mandirnya. "Cara menemukan Putriku?" Matanya menyipit kemudian ia menganguk pelan. "Baik. Apapun boleh kalian lakukan, asal Putriku dapat terselamatkan. Jika sampai terjadi apa-apa dengan putriku, kalian yang bertanggung jawab sepenuhnya, selain GIGN."

Jika berbicara tentang anak, Fang pun pernah merasakan bagaimana kehilangan seorang anak. Maka dari itu Fang berusaha sebisa mungkin menemukan sang putri. Ia tidak ingin Perdana Menteri juga merasakan hal yang sama seperti dirinya.

Perdana Menteri keluar dari kamar anaknya. Sebelum ia pergi, matanya mengawasi dan memastikan kedua detektif itu benar-benar melakukan tugasnya dengan baik. Ia dan para pengawal meninggalkan mereka berdua.

Fang melihatnya. Mata sang Perdana Menteri menatapnya penuh harap. Harapan dari kebanyakan orang tua yang kehilangan anaknya.

"Semoga saja GIGN dan kedua agen CIA itu menemukan putriku," Perdana Menteri berbisik lirih setelah keluar dari kamar anaknya.

Agen L menatap Fang dan berdiri di ambang pintu. "Aku akan kembali jika ruangan yang kau minta telah disiapkan." Lalu agen L berlalu menghilang dari pandangan Fang.

Fang mengendus lagi, mencari tahu bau darah yang lain. "Empat atau lebih. Salah satunya," ia berhenti sejenak dan mengendus lagi.  "Putri terluka? Semoga tidak terluka parah."

"Oh ya. Apakah ini peternakan kambing?" Eye menempelkan sebuah telepon rumah ke telinga kanannya. "Aku pelayan Perdana Menteri, beliau sedang membutuhkan satu ekor kambing sekarang juga. Tolong antarkan sekarang!"

Beberapa saat kemudian, Agen L datang lagi. Ia memberitahu Fang bahwa ruangan telah disiapkan. Fang pun langsung membopong si mayat dan keluar dari kamar sang Putri.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro