Crackers

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku menatap biskuit berbentuk segi empat yang tersaji di depanku. Suara gemericik air menyapu telingaku, tatkala aku sedang duduk menunggu seseorang.

Aku menoleh, Matsui tampak duduk dengan tegap dan tenang, daripada Someya yang pecicilan, Matsui lebih mirip seorang bangsawan.

Kami sedang bersimpuh di atas tatami, menunggu Someya yang sedang sibuk dengan urusan keluarganya sebelum main dengan kami. Aku tak tahu apa yang ia pikirkan ketika Someya menyuruh kami berdua untuk datang menjemputnya.

Matsui nampaknya sudah terbiasa dengan semua ini. Ocha yang tadi telah dibuat diminumnya dengan hati - hati.

"Aku tak tau kau punya sisi seperti ini," komentarku pada Matsui.

"Yah, setelah mempelajarinya beberapa kali, kau akan menguasainya," sahutnya tenang.

Yah namanya manusia jenius pasti sangat mudah untuk mempelajari hal baru. Aku pernah belajar etiket minum teh, dan butuh setidaknya satu bulan untukku hafal dan bisa mempraktekannya dengan baik serta sempurna.

Matsui sudah pernah berkunjung 3 kali ke sini, dan ini pertemuan ketiganya. Kalau saja aku tak tahu kalau dia orang yang jenius aku akan sangsi ia bisa menguasai etiket minum teh hanya dalam dua kali pertemuan.

"Hehe... Maaf ya menunggu lama,"

Someya datang sambil nyengir ia mengenakan hakama. Kupikir, ia pasti datang setelah menyambut tamu atau melakukan hal penting dulu sebelum menemui kami.

"Kau lama sekali," sahut Matsui

"Hehe.... Maaf ya,"

Someya duduk di depan kami berdua, tidak seperti kami Someya duduk bersila, segera mengambil biskuit yang ada di atas meja dan memakannya dengan lahap.

"Perhatikan sopan santun mu,"

"Kau seperti orang tua saja,"

"Aku kasihan dengan Mauri-san yang mengajarkan etiket padamu,"

"Cerewet!"

Lalu diam lagi, aku tak tahu harus mengatakan apa, Someya daritadi hanya sibuk rebahan dan makan biskuit.

"Hah,"

Matsui menghela napas, ia lalu duduk selonjoran, ia menatapku seolah mengatakan bahwa aku tak perlu lagi bersikap sopan.

Aku meluruskan kakiku, tidak lagi bersimpuh.

"Maaf ya guys aku tiba - tiba memanggil kalian ke sini, tapi aku butuh bantuan kalian, kalau kalian tak datang aku harus diam disana selama berjam - jam."

"Ya tak masalah," sahut Matsui

Ah, sekarang aku mengerti, Someya menjadikan kami sebagai alasan untuk ia keluar dari pertemuan keluarga.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro