Chapter 3: Reach

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

“Aku akan mencarinya!” Kaori bangkit, Tsubaki menahan dua bahunya dan mendudukkan perempuan itu.

“Tenanglah, Kao-chan. Biar kami saja, kau sudah dirias,” ujar Tsubaki, ia tekan dua pundak sahabatnya agar tidak berdiri lagi.

“Tidak, aku takkan bisa diam saja.”

“Sejam lagi jika aku tak datang, kau boleh ikut mencari.”

“Itu terlalu lama.”

“Setengah jam.”

“Tidak.”

“Setengah jam, Kao-chan. Tenanglah di sini.”

“Baiklah ....” Kaori akhirnya mengalah dan lepaskan karbondioksida yang serasa menyesaki dadanya.

“Bagus, aku akan menghubungimu setengah jam lagi,” ucap Tsubaki, ia tarik dua sudut bibirnya ke atas, tekanan pada bahu Kaori ia lepas dan digantikan tepukan pelan.

“Hati-hati, ya. Semoga berhasil.” Kaori balas tersenyum, Tsubaki mengangguk dan melambai sambil keluar dari ruang dandan.

Beberapa perias pengantin yang terdiam menonton perdebatan dua perempuan itu pun melepas napas, entah tadi mereka bernapas secara otomatis atau tidak sama sekali. Tsubaki dan Kaori yang berdebat malah mereka yang tegang.

Bagaimana tidak? Mempelai pria menghilang di hari pernikahannya. Apa jangan-jangan dia kabur diam-diam bersama wanita lain? Ah, otak para perias pengantin itu disesaki spekulasi-spekulasi buruk yang belum tentu kebenarannya.

Kaori menunduk, sinar kebahagiaannya meredup. Digantikan mata yang ditumpuki cairan bening dan bibir yang melengkung ke bawah. Jemari kedua belah tangannya saling bertaut, memohon doa agar sang calon suami cepat ditemukan. Ia yakin Kousei tak pergi meninggalkannya, lelaki itu bertanggung jawab dan berpendirian teguh.

Cepatlah kembali, Kousei-kun. Kalau kita tidak bisa menikah hari ini tak apa asalkan kaukembali hidup-hidup.

“Yakinlah Arima-san ditemukan segera, Miyazono-san. Jangan menangis, nanti make up-mu luntur dan wajahmu jadi jelek. Kau tidak mau 'kan Arima-san berpaling?” Salah seorang perias pengantin berkata sambil menampilkan senyum jenaka, ia hampiri Kaori yang terduduk pasrah di kursi rias.

Kalimat terakhir yang dilontarkan perias itu membuat Kaori menggeleng dan menepis air yang hendak terjun dari manik nilanya.

“Kita tunggu di sini selama tiga puluh menit, Miyazono-san.”

[]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro