Chp 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Bella, apa kau ingin menjadi temanku?"

Gadis yang duduk itu terkejut dengan pertanyaan mendadak tadi, apalagi disaat semua dunia memperhatikan mereka.

"A - Apa yang membuatmu mendadak mengatakan itu ditempat umum!?  huft, mengahabiskan waktu saja." Kartika langsung pergi keluar pintu dan tidak memberi pria itu kesempatan untuk berbicara.

Feliciano tidak bisa menghentikan gadis itu, dia hanya menghela nafas sedih dan kembali lagi bangkunya dengan wajah murung.

beberapa menit kemudian gadis itu kembali lagi ke bangkunya. mumkin jika Feliciano bisa berbicara dengannya setelah rapat ini selesai. iya, bisa seperti itu.

.

"Ciao Indonesia~!" Kartika tinggal satu meter lagi untuk menuju pintu keluar, tapi ia dihentikan oleh pria yang mendadak ingin menjadi temannya itu. "Ada apa?" rasa terganggu sudah jelas terlihat dari nadanya dan wajahnya yang menatap jiwa pria itu. (kok hasal merinding ya?)

'Gawat Veh.'  itu yang dikatakan dibenak negara italia malang itu saat ini. "Uh, begini Bella, kau sibuk tidak hari ini?" gadis itu kebingungan pertamanya, tapi ia bisa menjawab pertanyaan itu tanpa waktu satu menit.

"Iya, aku sedang sibuk hari ini jadi-"

"Kalau gitu kita pulang bersama yuk!"

"Eh!?" Kartika terkejut dengan tingkah dadakan dari pria didepannya, yaitu tangan sang gadis digenggamkan oleh kedua tangan sang pria. gadis berbola mata darah itu tak sempat mengatakan satu katapun saat ia ditarik keluar olehnya.

ditengah perjalanan, yah seperti biasa untuk keduanya. hening tak ada yang berani mengucapkan sesuatu. walaupun Feliciano akan tahu situasinya seperti ini, dia serasa berjalan dengan hantu. tidak nyaman, kan?

"Hey Bella kau punya kerja-"

"Uhuk - uhuk!"

"Veh? apa kau baik - baik sa-"

"Uhuk - uhuk!!"

Betapa bodohnya bahwa 'Kartika' ini memang susah berkomunikasi. Feliciano hanya terdiam sampai dia membuang nafas. "Yah pantas saja kau tidak mengenal diriku, itu karena kau kehilangan ingatanmu setiap bulan."

gadis itu terbeku dangan ucapan pria dibelakangnya. ia hanya bisa menatap sepatu putihnya dengan pemikiran curiga. "bagai, bagaimana kau tahu aku memliki penyakit itu!?" sudah diduga bahwa tingkah dan pertanyaan itu akan dilakukan olehnya, Jadi Feliciano mencari cara agar gadis itu tenang dan bisa fokus.

"Kaulah yang memberitahuku Bella Kartika. dan mumkin kau memiliki banyak pertanyaan. contohnya, nama aslimu. Raden Roro Kartika N, Melati bukan?

"Republik Indonesia?" dia bisa lihat bahwa bola mata merahnya mengecil, dan reaksinya itu mengatakan bahwa ia harus membela dirinya. "bagaimana kau tahu nama asliku sampai selengkapnya!? rasanya aku tidak pernah mengenalkan nama asliku di ruangan itu!" gadis itu menarik dasi pria berambut merah kecoklatan sebagai tanda mengancam. tidak seperti dugaannya, pria itu malah tersenyum.

"mengapa tidak? kau sendiri yang memberitahunya. semuanya tahu. yah walaupun aku bisa mengaku itu sudah terjadi sejak lama sebelum kau harus mengatasi konfrontasi dengan adikmu." dengan jawaban itu, Kartika perlu banyak waktu untuk berpikir. tangannya masih terletak didasinya.

"Jadi, kau berusaha bilang bahwa aku pernah berteman dengan kalian semua? tapi sepertinya aku tidak pernah mengatakan apapun tentang masalah konfrontasi itu..." Feliciano terdiam dengan kata - katanya. dia menyingkirkan tangan mungil yang pucat itu dari dasinya dengan pelan. "itu karena kau melupakan janji kita."  Feliciano tidak lupa mencium telapak tangannya dan masuk kedalam bis yang ada disebelahnya. oh, dia tidak lupa bahwa mereka dari tadi ada ditempat menunggu bus.

Kartika hanya terdiam seperti batu disana sambil memutar kembali perkataan itu dengan bertanya pada dirinya. 'Apa - apaan yang terjadi?'

.

Seesoknya, Kartika tadinya akan memasuki ruangan yang berisik itu dengan santai tanpa memikirkan apapun. tetapi ia salah. tiba - tiba saja ia dipeluk lalu digendong oleh pria misterius itu.

"Ciao Bella~! Bagaimana kabarmu Veh~?" Wajahnya secerah matahari saat memeluk gadis yang sekarang ada diatasnya, tidak mempedulikan wajah tomat yang dimiliki oleh gadis mungil.

"bagaimana kabarku? KABARKU SEKARANG MEMALUKAN KARENA AKU DIANGKAT SEPERTI INI TERIMA KASIH UNTUK PERTANYAAN ITU!!!" Kartika menampar mulutnya karena membuat kerusakan yang ada didalam ruangan menjadi sunyi. yang lain terkejut dan khawatir karena mereka tahu Feliciano akan dibunuh kapanpun gadis itu mau, walaupun mereka juga akan menghentikannya.

"Veh~ memangnya kau ingin dijatuhkan? padahal lebih asiknya seperti ini kan, Kartika~?" Feli mendengkur sambil menyandarkan kepalanya ke dadanya. "Aku- AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGENALMUUUU!!"

.

setelah kejadian itu, Kartika mulai menghindari Feliciano setiap mereka bertemu. dia mulai sadar bahwa perlakuan kepadanya itu terlalu berlebihan. dia juga memang bodoh sih...

tapi mungkin dia bisa tahu bahwa personafisikasi Republik Indonesia itu masih Kartika. dia hanya berharap bahwa nyawanya akan aman jika berbicara dengannya.

(le time skip by the craziest hamburger freak)

"Wuaaah!!! Bella tolong aku Veeh!!!" gadis itu gagal dengan rencana kaburnya karena seorang pria italia mulai gemetaran dibelakangnya. dengan kesalnya ia berusaha mendengar pria yang menagis ketakutan sampai akhirnya ia memgerti saat bertemu seorang asing yang sepertinya tinggal didaerah yang dingin. (terlihat dari pakaiannya :v)

atau komunis?

"Privet! senang bertemu denganmu lagi sahabatku." Kartika dengan wajah dan nada yang sangat dingin hanya menjawab dengan mengatakan "Hai".

bola mata Violet ungu itu kecewa dengan jawaban kawan sejatinya, tapi tentu saja dia tidak berhenti. "Bagaimana kabarmu hari ini Da? sudah lama kita tidak berbicara..." negara indonesia mengepalkan kedua tangannya untuk mencari cara.

"Memang siapa kau? mana mungkin aku pernah berteman dengan negara sepertimu?" ia menunduk kepalanya dengan dua alasan. yang pertama, ia tahu bahwa dirinya memiliki penyakit yang membuat dirinya kehilangan ingatan tentang semua orang (minus bosnya dan pulau - pulaunya.) bahkan dirinya sendiri.

yang kedua, ia tidak percaya bahwa ia pernah berteman dengan seorang negara yang sedang dibenci dinegaranya saat ini.

"kita dulu pernah berteman bukan Da? bahkan kau juga-"

"CUKUP UNI SOVIET! CUKUP!!" Ivan sudah lama tidak merasa terkejut sampai dia mendengar bentakan dari temannya sendiri. Kartika sambil menunjuk jari telunjuk ke wajahnya mengatakan yang selanjutnya. "Kau bukan temanku. dan kau tidak bermakna apapun kepadaku.

.

.

.

.

.

.

.

.













... kau Komunis...."

dengan begitu ia meninggalkan kedua pria yang tadi mengganggunya. tak lama kemudian, gadis belarusia yang kasar menghampiri kakaknya yang shock dengan tingkah laku sahabatnya. Seperti Ivan, Feliciano tak akan menduga bahwa gadis itu akan bertingkah seperti itu kepada sahabatnya yang sangat lama ini.

"Hey Ivan, scusa..." dia merasa bersalah telah melibatkan negara besar dan menakutkan itu dalam rencananya. "Oh, tidak apa - apa. aku sudah terbiasa dengan seseorang yang dingin sepertinya." itu bohong. dia bisa melihat bola violetnya itu berkaca - kaca. Natalya mengantar kakaknya kembali ke bangkunya. tapi sebelum itu, ia memberi pandangan dingin yang mengatakan 'jika kamu melibatkan kakakku lagi aku akan membunuhmu.'

datang ke kejutan, dia tidak merasa dirinya gemetar. dia hanya diam sampai dia disuruh untuk kembali ke bangkunya dengan balasan angukan.
selama rapat berjalan, dia dan gadis itu hanya diam dengan bola mata yang kusam bahkan terlihat seperti mata boneka.

untuk Kartika sudah biasa untuk negara lainnya, cerita lain untuk Feliciano. beberapa dari mereka tahu bahwa negara italia bagian utara itu memiliki perasaan untuk negara indonesia, melihat seseorang yang kau cintai bertingkah dingin dan tidak mengenalmu tentu menyakitan bukan?

.

gadis itu merasa kesal disaat ia ingin pergi. ia dihentikan oleh seseorang yang diletakkan di benua yang sama. "Ni hao Yìndùníxīyà. atau Kartika Aru?" lagi? bagaimana mereka tahu nama aslinya!?

"kau sendiri yang memberitahunya. semuanya tahu."

ia ingat sekarang. dirinya yang dulu pernah mengbongkarnya. "Tionghoa yah? apa masalahmu denganku." sang gadis masih tidak akan menghadap kebelakang untuk menemui pria asing itu.

"Dengar Aru, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar. saat kau menyapa Ivan, itu tidak biasanya kau menyapanya dengan dingin itu aru. ada apa denganmu dari awalnya aru?" ia mengepalkan tangannya untuk menjaga amarahnya. Yao melempar rambut yang diikatnya kebelakang untuk mencegahnya dari kegangguan.

tepat disaat negara kung fu itu mendekat, Kartika mengeluarkan senjata keris didepan wajahnya. tetapi kerisnya itu dihentikan oleh dua jari telanjang tanpa rasa kaget sekalipun, bola matanya yang mirip seperti boneka itu bisa menceritakannya.

"Kartika." Yao menaruh senjata itu kebawah dengan pelan - pelan."apa yang terjadi kepada dirimu?" matanya terlihat berkaca - kaca saat berhadapan dengannya, tangannya mulai gemetaran.

"Tak ada." gadis itu menaruh kembali senjatanya ditempat asalnya, dan mengahadap kebelakang. dengan terakhir kalinya, ia menatap bola madu Asia itu dengan tajam. "dan ini bukan urusanmu sebagai komunis jangan pernah kau bicara denganku lagi."

Yao akhirnya ditinggali dengan air mata yang merindukan Kartika yang dulunya. berusaha untuk tidak jatuh diantara lututnya.

.

walaupun rapat - rapat yang lainnya tidak berjalan dengan tepat. mereka seharusnya tahu in LEBIH dari tidak berjalan. ya! rapat dunia akan diadakan dirumah milik gadis yang tajam dan mengerikan itu.

tapi mereka harus mengaku, persiapan - persiapan awal dari mengantar semua negara dari bandara Soekarno-Hatta sampai ke istana negara  yang diletakkan di Jakarta dilakukan sangat matang dan sempurna.

semua negara masuk kedalam istana tanpa ada seseorang yang memimpin mereka.

"Kak, tempatnya adik Indie itu seperti ini yah?" Madeleine bertanya kepada kakaknya sambil memandang keindahan didalam istana. "Hm, sepertinya. disekitar sini lumayan berbeda dari terakhir kalinya." Itu wajar saja, karena tempat ini sudah diambil oleh anaknya.

"Hey Lars, kau dulu pernah memiliki bagunan ini kan? mau bercerita sejarahnya jika kau tidak keberatan" Lars menganguk sebagai tanda 'baiklah' dari ucapan Arthur.

"Pada tahun 1816 bangunan ini diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta kediaman para bos ku. Karenanya pada masa itu istana ini disebut juga sebagai Hotel Gubernur Jendral.

Banyak peristiwa penting yang terjadi di Istana Negara. Diantaranya ialah ketika Jendral de Kock menguraikan rencananya kepada Gubernur Jendral Baron van der Capellen untuk menindas pemberontakan Pangeran Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol. Juga saat Gubernur Jendral Johannes van de Bosch menetapkan sistem tanam paksa atau cultuur stelsel. Setelah kemerdekaan, tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah persetujuan Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van Mook.

disaat pemerintahanku, Kiku, maupun anak yang susah itu tempat ini selalu dipakai sebagai kediaman resmi negara." semua yang mendengar tertarik dengan cerita yang diberitahu oleh  negara yang rambutnya seperti tulip.

Feliciano tidak habis mengagumi hiasan -hiasan dan foto panjangan yang terletak didinding dengan sempurna. tak lama kemudian, dia menemukan foto - foto yang ada didalam laci meja yang terletak dibawah lukisan presiden pertama indonesia. foto - foto itu adalah kenangan - kenangan negara indonesia dengan negara lainnya.

bibirnya menggambarkan senyuman disaat ia melihat betapa bahagianya Kartika dengan negara - negara sahabatnya. "Waah~ Feliciano, kau menemukan foto - foto itu yah?" kata seorang negara yang pernah menjaganya sejak kecil. Elizavetta juga ikut lihat - lihat beberapa foto kenangan.

sampai gadis itu menemukan foto yang isinya adalah dirinya dengan Kartika yang mengenakan pakaian tradisional Hungaria. "ternyata ia masih memilikinya..." Feliciano melirik kepada gadis dia cintai (njer)
yang mengenakan pakaian tradisional hungaria seperti orang usil. juga memerah sedikit di kedua pipinya.

"Veh~ Nona Elizavetta, kau belum pernah menceritakannya" kata Feli. "Eh, iya ya?" gadis hungaria itu menatap ke atas sambil mengingat. "baiklah. Nona Kartika pernah datang kerumahku berkat undangan dari bosku. saat ku ajak ia ke gedung opera terbesar di buddhapest, ku ajak beliau untuk mengenakan pakaian tradional hungaria dan menari. tariannya itu sangat bagus walaupun ia tidak ingin mengakuinya."

"Veh~ sepertinya menyenangkan!" Feliciano tadinya tidak sengaja membuka laci meja yang berisi foto - foto kenangan disaat itu. ternyata kesalahannya juga membawa kerinduan sang gadis disaat itu.

yang dia tahu sekarang adalah semua yang mengenal maupun tidak mengenalnya sangat senang bisa datang ke tempat ini. walaupun gitu, mereka juga sadar akan masalah yang akan mendatang jika mereka ada disini.

"Maafkan saya telah membuat kalian menunggu!" ucap seorang pria yang umurnya seperti SMA dengan rambut rapihnya, sepertinya anak itu juga bekerja untuk negara Indonesia. semua negara berkumpul untuk menemui anak laki - laki itu, Kiku dan Lars sepertinya pernah bertemu dengannya.

"Selamat datang di Istana kemerdekaan! perkenalkan nama saya Jakarta, ibukota dari negara ini. tapi mohon panggilah saya dengan nama Ahmad." anak itu terseyum dengan sangat hangat dan ramah membuat semua negara didalam senang gembira. provinsi jakarta itu melirik kepada negara yang sangat dia kenal akibat jajahan yang masa lalu. "Permisi, apakah anda Dhr, Lars?"

semua menarik perhatian mereka kepada negara tertinggi untuk rasa ingin tahu mereka. "Oh, Ja kau pasti Batavia bukan?" Lars berusaha mengingat bocah dibawahnya. "Jawaban bapak benar! sekarang, mari kuantar kalian semua ke ruang rapatnya."  dan disaat itu, semuanya mengikuti Ahmad yang memimpin jalannya.

awalnya, mereka ragu jika rapatnya diadakan di Indonesia. tetapi berkat ibukotanya, mereka merasa nyaman. "Jadi Ahmad, kau tinggal disini yah?" tanya gadis personafisikasi Seychelles atau Michelle. "Tentu saja! tempat ini adalah rumahku  dan tempat kerjaku, jadi jika selesai kerja, aku tak perlu repot pergi dari sini." banyak sekali yang memiliki pertanyaan dan ingin juga mereka mengungkap bagaimana indahnya tempat ini (walaupun agak angker).

"A - ano maaf Ahmad - kun tapi, mengapa diluar banyak sekali tentara yang mengkawal tempat ini?" Ahmad sama sekali tidak terkejut dengan pertanyaan yang diucapkan oleh pria jepang itu. "Hoo, itu karena pemerintahan bos dari ibundaku itu sangat ketat. hal ini juga dilakukan di ribuan pulau di negara ini."

semuanya!? itu pasti sangat berat untuk diandalkan oleh Kartika. mereka merasa kasihan kepada provinsi jakarta itu, begitu juga kepada personafisikasi negara Indonesia. "sudahlah jangan murung seperti itu. aku yakin masalah apapun yang diberi untuk Ibunda, Ibunda akan tahu bagaimana memecahkan caranya." Ahmad berusaha mencerahkan suasananya untuk para tamu mereka. walaupun dia bilang begitu, dia sangat khawatir karena beberapa saudaranya ingin lepas dari Ibu negara mereka.

setelah beberapa menit kemudian, Jakarta berhenti dan menghadap dimana negara - negara itu berada di belakangnya. "Silahkan semuanya dipersilahkan masuk kedalam ruangannya!" dia menunjuk kepada pintu - pintu yang dibuka oleh pembantu - pembantu mereka. satu persatu, semua negara masuk kedalam ruang tersebut.

semuanya akhirnya mendapatkan tempat duduk mereka masing - masing. sampai disaat itu, mereka tidak sadar dengan bayangan gadis yang sedang bersenderan di belakang lemari dan tembok, saat mereka sadar, mereka terkejut setelah melihat Negara Indonesia yang hampir mirip figuran hantu.

Kartika bertepuk tangan sebanyak dua kali untuk para Nation untuk mendapat perhatian mereka. "Selamat datang kepada semua anggota PBB di Jakarta. dan terima kasih juga telah menghabiskan waktu kalian untuk datang ke sini." ia mulai membagi isi kertas tentang masalah yang akan dibahas oleh mereka.

"Seperti yang kita semua tahu, kita disini berdiskusi dengan masalah yang serius yaitu pemanasan global. jadi saya mohon kalian anggaplah serius hal ini dan pikirlah untuk cari cara mengehentikan masalah dunia ini." semua yang di dalam menganguk dan mulai berpikir, sampai seseorang mengangkat tangannya, tentu saja ada yang akan tahu seperti apa sugestinya.

"Bagaimana tidak menggunakan pahlawan terkuat yang bisa menyelamatkan seluruh dunia!?
dengan itu kita tidak perlu khawatir Am i right!?" saat Alfred mengucapkan itu, negara yang memiliki tempat ini masih diam. "Mana mungkin ada pahlawan aneh macam itu!? mengapa kau selalu mengatakan yang Nonsense!" cetus Arthur kepada negara muda yang ada didekatnya. setelah itu, Francis mengomel dengan pakaian dan rambut berantakan yang dimiliki oleh negara inggris itu, mulailah dalam rapat itu menjadi kacau. tetapi sebelum benar - benar menjadi kacau,

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!  BRAK!

tiba - tiba ada yang mendobrak mejanya sekeras mungkin sampai mereka pun berhenti dan memandang kepada pelakunya.

"jika kalian ingin mulai ribut disini

AKU AKAN MENGUSIR KALIAN DARI RUANGAN INI!!" ia melempar gelas dengan kasarnya seiring dengan teriakan mengancamnya. bola mata yang seperti warna darah itu mulai menjadi sangat terang dan menatap tajam negara - negara yang memulai kebiasaan mereka.

negara indonesia yang marah itu akhirnya selesai mengatur nafasnya agar kesabarannya kembali lagi secara perlahan. dengan itu, ia melanjutkan ucapannya. "Sampai kapan kalian ingin selalu seperti ini? sampai dunia menjadi kacau dan memulai perang dunia ke tiga?".

semua yang mendengar menundukkan kepala mereka, karena yang ia katakan memang benar. mereka sama sekali tidak mendapatkan solusinya jika mereka selalu bertengkar dan melakukan keributan sesama lain. rapat mulai dilanjutkan lagi, tanpa ada masalah...

.

Feliciano dari tadi sedang mencari provinsi kecil tersebut, dia bertanya kepada pembantu dan pekerja mereka, sayang tak yang tahu pria kecil itu ada dimana. "Veh, dimana anak itu yah?" akhirnya dia menemukan figur anak laki - laki yang sedang dia cari. "Permisi Signore Ahmad!" provinsi yang dikenal sebagai ibukota negara RI itu menemukan seorang bule yang tadi memanggilnya.

"Oh! ada apa pak Italia?" bocah itu berusaha seramah mungkin walaupun pertanyaannya itu agak mengganggu. "begini, apakah kau bisa taruh ini di tempat kerja Ms, Kartika?" Feliciano memberikan pria muda itu sebuah pot yang entah tanaman apa karena ditutupi oleh kain putih. "Ah baikla- Tunggu dulu!" Ahmad baru sadar dengan ucapan negara tamu didepannya "anda masih ingat nama asli Ibundaku?".

Feliciano yang tak begitu ingin memperpanjang kejutannya pada ibukota indonesia, hanya menganguk dan mengatakan "Si" atau yang artinya adalah "yah". tapi dia ingin bertanya sesuatu mumpung mereka berdua masih ada waktu, "Maafkan saya ya, tapi apakah Ibunda kalian selalu sekasar ini?". Wajah ibukota itu memperlihatkan kesedihan, tapi sudah diusir saat dia menjawabnya.

"Iya, Ibunda memang sekasar itu sejak pemerintahan baru oleh bosnya. tapi Ibunda tidak selalu seperti itu jika kita benar - benar serius. Mohon maafkanlah Ibunda dengan tingkah kasarnya itu." Feliciano merasa sedih dan terharu kepada ibukota yang bernama Jakarta. walau Kartika kini kasar dan tidak begitu peduli dengan provinsi dan pulau - pulaunya, dia masih bisa menjaga nama baik ibunya.

tiba - tiba saja telepon genggamnya berdering keras merusak suasana, dia dimarahi  karena telah membuat kakaknya khawatir. "Scusa, tapi aku harus pergi sekarang Jakarta. mohon disimpan tanpa memberitahu hadiah ini dariku yah, jaga diri baik - baik Veh~" dia lari secepat mungkin untuk bisa menyusuli kakaknya, tentu saja dia masih mendengar ucapan provinsi kecil itu dari jarak jauh.

.

Akhirnya selama satu minggu selesai rapat dirumah Kartika, rasanya lebih seperti di penjara daripada berada di ruang rapat yang nyaman. negara - negara yang diundang merasa lega karena rapat tidak nyaman itu bisa selesai.

"Haduuh Broer, sejak kau menjadi seorang ayah si Zus itu seperti apa sih?" Ngeluh Andries (AphLuxembourg/Luxemburg??) kepada kakak tertuanya. "Hey! sebagai 'Ayah'nya yang tinggal bersama selama 305 tahun tak mungkin Kartika semarah itu walaupun aku sudah membuatnya begitu kesal." balas balik. baik para pembaca percaya maupun tidak, memang Kartika tak akan sekasar itu jika ada alasannya. buktinya aja sebelum ia mendapatkan bos baru ia baik - baik saja kan? seperti Kartika Melati N, Melati yang biasanya...

"kalau dipikir - pikir, perketatannya itu lebih menyeramkan daripada Vash"

"HEY!!"

teriak Vash (Aph.Switzerland) dengan kesalnya oleh ucapan Roderich (Aph,Austria). tapi tidak hanya mereka saja, beberapa negara lain juga merasa menyesal untuk datang ke negara banyak budaya ini. melainkan banyak budaya, yang banyak tuh malah penjaga yang begitu banyaknya seakan mereka itu telah melakukan kejahatan.

"Sudahlah Dudes!! karena rapat yang menyeramkan itu telah selesai mari kita rayakan hal ini sebelum kita pulang!!" dengan semangat yang biasanya, Alfred mengajak para nation - nation untuk hang out sebentar, atau mumkin lama untuk menyagarkan wajah mereka yang pucat sejak rapat.

tidak jauh dari istana , Alfred menunjukkan tempat dimana ada tempat yang seperti warung(?) yang tukang itu menjual danging yang ditusuk. "Semuanya, Hero menunjukkan kalian kepada restoran sate!!!"

"HEEEEHHH!?!?!" Semua negara yang diajak oleh negara superpower itu terkejut dengan dan kebingungan. "Are you crazy!?" teriak Arthur kepada mantan koloninya. "Kita ngak bisa makan sembarangan ditempat umum yang orangnya saja tidak bisa bahasa-"

"Ah, You bought some friends today Mister Alfred? good - good." Arthur dan mumkin yang lainnya menjatuhkan mulut mereka kepada tukang yang sedang sibuk mengipas - ngipas daging yang sedang dibakar.
alangkah karena mereka juga lapar mereka akhirnya masuk ke warung tersebut tanpa ada paksaan.

yang bikin mereka tidak nyaman itu ada beberapa warga lokal disekeliling mereka berbisik sambil menatap kepada para nations yang nations malang itu sendiri ngak mengerti mengapa mereka ada disini, dan tingkah warga lokal tersebut membuat mereka tidak nyaman.

"Haah, menyebalkan! ngak Awesome kalau seperti ini!!" omel Gilbert (Aph.Prussia) sambil melemparkan kepalanya kebelakng sebagai tanda kesal. "Heh! kamu bisa diem ngak sih!? ini ditempat umum lho! kalau kita dianggap ngak sopan disini gimana!!?" negara yang sudah tidak lagi muncul itu ditampar oleh Elizavetta agar Gilbert tidak membuat masalah bodoh yang membuat mereka dipenjara. (ketekatan ditempatnya nesia itu lhoo...)

setelah banyak berantem, ngomong tak jelas, teriak - teriak, ngobrol dan kebiasaan para negeri yang kita tahu betul itu. akhirnya mereka mendapatkan makanan yang ditunggu - tunggu oleh mereka. "Makasih banyak ya om!" kata Alfred dengan bahasa indonesianya yang terbata - bata. mereka ngak akan mengaku sebelum mereka mencicipi makanan tersebut. dan saat mereka mencobainya, terlihat wajah mereka mengkilat seperti bintang.

"Bagaimana?" tanya oleh tukang. tentu saja pertanyaan itu dijawab dengan yang positif, mereka menyukainya sampai pada rebutan. "maaf, saya ngak tahu kalau di negara lain tapi ada yang mau pake nasi?" kali ini tukang itu mengatakannya dengan bahasa indonesia yang membiat beberapa negara menjadi bingung.

"Katanya ada ngak yang ingin makan pakai nasi?" perkataan yang dikatakan oleh tukang sate itu di Trasnlate oleh Lars. sudah ketebak yang memesan nasi adalah negara asia, "Iya mohon pakai nasinya!". biasa lah, yang mampu makan sesuatu dengan nasi itu adalah mereka.

mungkin tidak atau mungkin iya, mereka bersyukur Alfred membawa mereka ke tempat yang lezat dengan penjaga ramah yang jago dalam bahasa inggris, jadi sangat asik untuk berbicara dengan warga lokal asli. mereka belajar bahwa nama tukang itu adalah Sepno trikusma, cuman banyak orang lokal memanggilnya dengan nama "Abang Sepno". karena unik, mereka memanggil nama tukang itu dengan "Abang Sepno".

Abang sepno ini memang sangat ramah pertama kalinya Alfred bertemu dengannya. "saat sudah pulang ke hotel, aku kelaparan jadi aku memutuskan untuk membeli sesuatu disekitar luar hotel. tak kusangka di rumah Kartika jam segini mereka masih berkeliaran, sayangnya disini mereka tidak bisa bahasa inggris jadi aku kebingungan mau makan dimana.

disaat perutku kelaparan, aku mencium bau lezat yang asalnya itu dari seseorang yang sedang sibuk mengipas makanan yang dibakar itu, dan disitulah si hero bertemu dengan abang Sepno!" Alfred bercerita kepada para nations yang sebenarnya ngak ada yang nanya. "Pak Sepno, bagaimana keadaanmu disini?" dengan terkejutnya para nations menatap kepada negara yang dikenal pengecut itu.Untung saja pak sepno tidak merasa terganggu maupun terkejut dengan pertanyaan yang diberikan oleh Feliciano. malahan pria yang sudah tua itu hanya tersenyum sedih.

"Kalau bilang baik - baik saja sih bohong, waktu kalian rapat apakah kalian merasa tidak nyaman?" yang lainnya terdiam sebentar. "setelah konfrontasi dengan malaysia, ibu negara kita diberikan perintah yang berat dari bosnya. sepertinya juga ia memiliki penyakit tersebut setelah perang itu terjadi, saya tidak menyalahkan kepada negara yang harus bertanggung jawab, mereka ngak ada pilihan lain selain menuruti saja." Pak sepno memandang jalan raya yang disekelilingi oleh petugas. 

"Begitu juga saya. saya yang sudah tua ini hanya bisa jualan sate, tapi saya hanya bisa berdo auntuk anak bangsa dalam kedepannya, maupun waktunya lama atau tidak, itu tergantung situasinya..." tanpa sadarnya, pak sepno dipeluk seluruh personafisikasi negara seiring dengan tangisan mereka.

"MAAFKAN AKU DENGAN PERTANYAAN ITU VEEH!!"

"SEMOGA BISA SELALU SEHAT YA PAK!"

"HANYA SAJA KALAU AKU BISA TINGGAL DISINI DAN MENJAGA BAPAK!!"

"Hiks! bapak masih sayang dengan tanah airnya hiks!

dan banyak lagi yang berteriak dengan tangisan terharu untuk pria tua itu. bahkan pria itu saja sama sekali ngak ngerti alasannya mereka melakukan ini. setelah puas makan dan berbicara, para nations mulai untuk membayar makanannya. (mereka juga tahu bahwa mereka rugi karena sangking banyaknya sate yang mereka pesan :v).

Pak Sepno menyingkirkan tangan yang memiliki uang lokalnya itu dengan pelan. "No No you don't have to pay me, saya senang kok melihat kalian menikmati hidangan kami..." lagi - lagi, semua negara pada nangis lebay dan memberikan bapak itu sebanyak uang rupiah yang mereka miliki. "HADUUH PAK JANGAN BIKIN KITA TERHARU NANGIS DEH!!" Pak sepno ini memang warga lokal yang bisa dicontohkan untuk semua.

(Kok yang bagian diatas kayak tur indonesia tapi dengan america?)

.

.

(ini awal selesai rapat pertama)

setelah pekerjaan ronda malam selesai, pemuda tersebut segera menghampiri Ibundanya yang habis pulang. "Bagaimana ronda malam hari ini Ibunda?" Kartika tidak melirik sedikit pun kepada provnsi dibelakangnya. "Menyebalkan. mengapa begitu banyak siswa yang selalu saja melawanku? lebih parahnya lawanan mereka lebih mengetat."

Kartika dengan beberapa kalinya memijat dahinya karena pusing. ia terlihat lebih kesal saat ada beberapa foto yang berserakan diatas laci meja.
"Ahmad, bagaimana foto - foto itu bisa berserakan di laci ini?" ia menatap tajam kepada foto - foto yang memiliki kenangan yang begitu indah.

"Ah maafkan aku ibu, aku lupa membereskannya..." Ahmad hanya bisa meminta maaf dengan khawatir, seharusnya para pembantu sudah membereskannya sejak awal. "kau tidak perlu membereskannya, lebih baik menyingkirkannya dari tempat ini." Provinsi ibukota itu tak akan menyangka dengan perintah tersebut dari ibu negaranya.

"ta - tapi bu, foto - foto ini mau diapakan!?"

"Yah dibuang dibakar disobek atau dikuburin kek! itu tugas yang gampang kan?"

"BU! beneran ingin-"

"JAKARTA!!"

Ahmad terbeku dengan teriakan oleh ibu negaranya. mengatakan nama provinsinya itu adalah tanda yang terakhir untuk nyawanya.

"JANGAN BERANI KAU MEMBENTAKI IBUMU SEPERTI ITU! JIKA AKU BILANG SINGKIRKAN YA SINGKIRKAN!! APA ITU PEKERJAAN YANG SUSAH UNTUKMU!?" Pekerjaan Ahmad saat mendengarkan teriakan dari ibunya hanya bisa menunduk. mulailah keheningan mengalir di antara mereka.

"Baiklah ibunda Indonesia. akan saya singkirkan..." Kartika dengan begitu saja pergi ke ruang kerjanya. saat Jakarta mengumpulkan foto - foto yang berserakan, dia bisa mendengar jelas dengan dua pembantu yang sedang ngobrol dibelakang.

"Duh kasian sekali Ahmad dimarahi seperti itu yah.."

"si Kartika ini sama sekali ngak becus! masa karena hal sepele saja dia dimarahi sih? apalagi itu foto adalah kenangannya saat masa pak Soekarno..."

"kenapa negara kita itu seperti ini yah? dulunya tak ada masalah seperti ini..."

"iya ya, sekarang masalahnya parah banget deh. kau masih ingat ngak Timor leste dan Aceh itu sudah mulai muak sampe ingin merdeka sendiri?"

"iya tuh! udah bukti bahwa indonesia-"

Brak!

baiklah, dia sudah cukup mendengar gossip dari pembantu itu. untuk personafisikasi negara kita, ia sedari tadi hanya menatap hadiah yang diletakkan dimejanya. ia dengan pelan - pelan menyentuh hadiah entah dari siapa itu, lalu ia menghirup baunya dengan senyuman yang puas.

"Bunga ini, indah sekali...."

.

.

Yang gadis itu lihat disekelilingnya hanyalah kosong. sampai ia bisa merasakan bahwa dirinya bisa berjalah di sungai yang indah jelita, tanpa sadarnya gadis itu jatuh karena kecerobohannya, untung saja ia ditangkap oleh pelukan seseorang. yang menyelamatkannya adalah salah satu orang yang ia sukai.

orang itu dengan sopannya memberikan tangannya kepada gadis itu, dengan bangga ia menerima tangannya. keduanya berlari menuju sekelompok orang yang ia anggap sebagai keluarganya.

gadis itu sangat bahagia dengan hidupnya. sangking bahagianya ia ingin terus hidup seperti ini! tidak peduli kapanpun ia hanya bisa berharap ia masih senang saat ia menatap pucat pada pistol didepannya.

"DUAR"

tubuh gadis itu terjatuh gerakan lambat seiring dengan darah yang bercacaran dimana - mana, sekaligus yang membunuhnya.

walaupun gadis itu sudah terjatuh, sang pembunuh tetap menembaknya sampai peluru itu habis. setelah habis,  ia sembarangan melemparkannya. toh, senjata tersebut ngak akan dibutuhkan lagi.

sang pembunuh berlutut berdekatan dengan mayat. jika kau bertanya ia hanya menatap gadis iti terakhir kalinya...


































































"STAB!"

Anda salah total.

pembunuh terus menusuk gadis tersebut yang sudah tidak lagi bernyawa. entah sejauh apa ia menusuk gadis tersebut sampai terlihat salah satu dari organnya.

apa yang terjadi pada kepala sang pembunuh? mengapa ia segitu teganya menusuk seorang yang arwahnya itu telah diambil sambil tertawa layaknya orang gila yang butuh bantuan medis!

tapi kita bisa mengerti juga, pembunuh itu terlihat gila dan menyakitkan saat cairan matanya keluar. alam yang indah seperti yang dilihat oleh sang gadis berubah menjadi tempat yang gelap dan angker.

Setelah sang pembunuh lelah dengan kelakuannya, ia tertawa sekeras - kerasnya di iringi dengan tangisan yang berkeluar tak ada hentinya.

kita ngakuin saja bersama - sama...

bagaimana mungkin Kartika tega membunuh dirinya yang hidupnya itu memiliki harapan yang luas?




































[A/N]

ini chapternya agak nyeselin yah? ._.

yup, disini Jakarta dan province tan indonesia yang lain adalah anaknya nesia! menurut Author, Nesia ini waktu dimasanya kerajaan nusantara, ia berkeliling terus ketemu ama para provinsi yang saat itu masih kecil dan dijaga oleh kerajaan mereka masing - masing dijaman itu. sebelum belanda ngejajah kita, mereka mengadu domba kerajaan - kerajaan yang masih ada kan? nah disaat itu para provinsi kehilangan penjaga mereka dan mereka mulai dirawat oleh belanda. masing - masing daerah dari berbeda pulau berusaha untuk lepas dari belanda, sayangnya mereka gagal karena melakukannya dengan sendirian. dan disaat itu, mereka tidak tahu atau tidak mau mengakui kepersatuan mereka yang dulunya pernah dinyatukan oleh majapahit.  sampai dimana Nesia sudah besar dan bisa menjaga dirinya dengan baik, semuanya menyatu menjadi satu dan akhirnya kemerdekaan diraih. (ilmu nih dari author (ง ˙o˙)ว )

Also, umur dan tinggi mereka itu kayak masih SD, disaat itu indonesia belum cukup berkembang dibeberapa daerah, kalau dijaman sekarang ini mereka udak kayak anak smk yang pada ganteng - dan syantik - syantik gitu lho guys~

Readers : "Thor! maksud lo si Ned itu bapaknya kaya gimana ceritanya sih???"

dan sekali lagi untuk para readers,





























































NESIA ITU MASIH KECIL SEJAK SI TULIP BRENGSEK ITU NGEJAJAH IBU NEGARA KITA MASA WAKTU DIA UDAH GEDE MEREKA PACARAN!? KAN ANEH NJER!!  WALAUPUN MEREKA UDAH LEBIH DARI SERATUS TAHUN TETEP AJA GUBRAK!!!

(dibunuh ama fans nethernesia)

jadi, apalagi yah yang aku pengen ngomongin? udah deh paling gitu aja bye-

Nesia : si Russia ama China kumusihin alasannya karena apa?

yah dijaman itu kan sangat anti komunis dan pemerintahannya ketat, sampai pemerintah bisa dengar apa aja yang publiknya bicarakan.

(dikatakan author pernah membaca sebuah cerita tentang seorang tumblr di zaman era pak soeharto. dan dalam cerita itu bikin greget.)

oh ama satu lagi (atau ribuan lagi), ini ngak ada dalam ceritanya sih tapi ini adalah pesan penting dari Author untuk bangsa indonesia. mohon anak - anak muda indonesia dijaga dan selalu dilestarikan berbagai macam budaya dari daerah kalian, walaupun dari pelajaran agama, atau hal yang lain yang membuat kalian mencegah untuk melestarikan budaya kalian, TETAP kalian harus melestarikannya karena budaya itu adalah budaya dari nenek moyang kalian!

(Maafin author banget yah tapi jaman ini ustad - ustad pada gblk semua. budaya dan tari jawa dianggap musyrik karena alasan berbahan mistis padahal budaya itu dari tanah mereka sendiri. Like dude! lu ngak usah segitunya deh! rukun ama agama boleh, tetapi sesekali aja dilestarikan budayanya.)

kalian pernah ketawa ngak sih kalau kalian membaca komentar orang atau orangnya bilang "indonesia itu bagus" "indonesia memiliki seribu budaya" "kita seharusnya bangga" dan komentar - komentar yang ditulis oleh overproud indonesian, atau buku pelajaran yang mengatakan tentang indonesia memiliki banyak sekali macam budaya, suku, bahasa dll. tetapi di realitanya guys...

hanya sedikit daerah yang nerusin budaya mereka guys.














HANYA SEDIKIT!! KITA SALUT AJA AMA BALI YANG BISA MENJAGA BUDAYANYA SAMPAI DILIRIK OLEH TURIS NIH GUYS!! DAN JUGA ADA ORANG JEPANG YANG MENGATAKAN INI DI FACEBOOKNYA TENTANG BODOHNYA INDONESIA!!! (im not a japnesia hater ;-;)  NGAK PERCAYA?? LIHAT AJA NIH!


walaupun nyakitin hati, tapi yang dikatakan orang ini bener. dan aku seneng orang jepang ini menuliskan ini di facebooknya agar orang gblk di ibu negara kita ini sadar.

Author pernah ngediskusiin masalah ini sama ibuku. dan yang dikasih tahu oleh ibuku ini emang make sense dan ide yang bagus. jadi ibuku ini bilang bahwa orang indonesia itu harusnya bersih di lingkungan, tidak ada macet, kalau ada bule jangan norak (ngajakin org bule moto seakan mereka itu film bintang.), menjual minuman yang orang indonesia aja ngelarang mentah - mentah.

"Lha thor!? kan haram gini - gini" ya kalau haram? yaudah ngak usah diminum. nyuruh orang yang non islam untuk jangan minum itu nanti dianggap jelek dan nanti mereka akan menganggap orang indonesia itu ternyata ngak menghormatiin orang lain yang berbeda agama! tapi ada baiknya makanan dan sesuatu yang haram kayak gini diletakkan ditempat yang orang indonesianya non muslim, jadi ngak ada masalah kan?

budayanya sesekali atau seminggu sekali dipertunjukkan atau dilatihkan setiap hari agar negara asingnya kenal dengan begitu banyaknya budaya yang menakjubkan di indonesia. kalau suasananya bermasalah, cepetan baca doa agar bisa tenang atau nyalakan surat yang bisa mengusir setan dan bisa menenangkan diri sendiri. gampang kan buat kalian yang "Sok" beragama.

Asean games 2018, dan para penari indonesia yang juara di kontes luar negeri sudah cukup memuaskan. cuman bangsa untuk anak muda dizaman ini... kalian beneran pengen seperti ini terus?

terima kasih sudah membaca pikiran author. semoga generasi mudanya bisa lebih membaik😊

words ; 5185. yes i'm challenging myself.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro