chp 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

datanglah saatnya seluruh negara berkumpul untuk memiliki rapat dunia.

didalam ruang rapat itu sangat kacau dan berantakan. ada yang teriak - teriak, ada yang pusing, ada yang bertengkar, ada yang melakukan hal yang tidak jelas, dan masalah - masalah lainnya yang sangat tidak diduga oleh yang baru pertama kali masuk rapat dunia.

tapi yang paling mengejutkan adalah seluruh negara yang ada didalam ruangan itu terkejut sampai tak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara.

kalau kau pikir semuanya adalah perbuatan Ludwig yang meneriaki mereka semua seperti biasanya, jawabannya bukan.

Tapi salah satu dari negara benua asia mengumumkan untuk mengundurkan diri dari PBB atau yang disingkat dengan Perserikatan Bangsa - bangsa.

negara itu adalah negara RI. tadinya Kartika kesusahan dengan berantakannya ruangan, jadi dia mengucapkannya walaupun tak ada yang bisa mendengarnya. "selamat pagi Tuan - tuan dan nona - nona yang ada didalam ruangan ini."

salam itu tidak dibalas

"Saya bisa mengerti kalian tak akan bisa mendengar ini dengan jelas."

masih berisik

"tetapi untuk hari ini, saya menyatakan untuk mengundurkan diri dari United Nations."

selesai kata itu, Kartika sudah menduga bahwa mereka akan berhenti dengan kelakuan mereka saat mendengar kata 'Mengundurkan diri'

mereka ingin bertanya dengan seribu bahasa yang bisa mereka mampu, tapi tak ada yang berani membuka mulut. "Re- Republik Indonesia - san, apa kau benar - benar akan meninggalkan PBB ini?" Kiku negara matahari terbit itu mengacungkan tangannya untuk bertanya dengan pengungkapan yang tak terduga itu.

"sayangnya itu benar Tuan Jepang. dan saya akan melakukannya hari ini. ada pertanyaan lagi?" salah satu dari negara wanita yang sangat dia kenal juga mengacungkan tangannya. "apa pertanyaanmu Nona Belgia?"

Madeleine meletakkan tangannya kebawah sebelum mengajukan pertanyaannya. "Karti - maksudku indonesia, apa alasanmu untuk keluar dari UN?" Kartika memberi wajah sedih kepada 'oma' nya. "itu untuk alasan kebaikannya nona Belgia."

jawaban itu belum tentu jelas untuk seluruh negara yang ada didalam ruangan. entah apa yang dipikirkan oleh RI yang mendadak mengundurkan diri kecuali, negara - negara yang hubungannya sangat dekat dengan Wanita republik indonesia itu, atau juga musuhnya.

Kartika menatap tajam kepada adiknya personafisikasi dari negara Malaysia bernama Delima. Begitu juga Maria negara personafisikasi dari Filippina yang menahan amarahnya kepada kakaknya yang kedua.

setelah selesai rapat dan pertemuan akhir mereka dan pertemuan terakhir dengan Kartika. mereka akan sangat merindukan gadis RI itu selama dia akan meninggalkan mereka. seluruh negara sama - sama saling mengatakan salam jumpa ala bahasa mereka.

setelah semuanya sudah menuju pintu keluar, Kartikalah yang paling terakhir akibat diberi ucapan selamat tinggal dari ribuan - ribuan negara, atau memang dia yang terakhir?

Gadis Indonesia itu terkejut saat ia merasa kedua dari pundaknya di tepuk dari belakang.  dia menatap kebelakan dan menemukan wajah ceria yang pernah dimiliki oleh seseorang Italia.

"Tuan Feliciano? sejak kapan kau ada disini?" Feliciano hanya tersenyum lalu tertawa kecil saat mendengar pertanyaan itu. "Veh~ tentu saja menunggumu Bella~" Gadis itu terkikik, ia melepaskan tangan pria Italia itu dari pundaknya lalu membalikkan badannya kepada temannya itu.

"Tuan Feliciano, kau tak perlu serepot itu untuk menungguiku sampai selesai." ucap Kartika dengan cemas. "Tenang saja Bella, teman - temanku dan kakakku sudah pulang duluan. itu hanya kemauanku saja Veh~" Kemauannya itu adalah menghabiskan waktunya dengan Kartika sebab ini adalah pertemuan terakhir mereka. kedua pasangan keluar dari PBB dan berjalan - jalan menuju tempat yang belum mereka ketahui.

Feliciano menawarkannya minuman kopi yang kebetulan ada di depan mereka, Kartika menerima tawaran itu dengan senang. keduanya meminum kopi mereka dengan nyaman dibawah payung kafe tersebut. "Bella Kartika." sang gadis berambut hitam alami itu menjawab dengan kata "Hm?".

"Apa yang membuatmu ingin keluar dari United Nations? bukankah itu selalu menjadi mimpimu untuk membawa kedamaian dunia Veh~?" Kartika menghentikan untuk menyisap kopinya saat ditanyakan dengan serius yang jarang dilakukan olehnya. negara Indonesia itu tersenyum dengan hangat dan menjawab pertanyaan itu seakan tak ada hal yang terjadi.

"Tuan Feliciano, apakah kau tahu negara yang dinamai 'Malaysia'?" Feli seketika menganguk. "Si, dia negara asia yang pernah dijajah oleh Inggris bukan?"

"Yah, itu benar. dan lebih tepatnya dia adalah adikku. alasan hubungannya dengan nona Delima adalah dia itu adalah negara Federasi." Feli hampir menumpahkan minumannya saat mendengar penjelasan itu, itulah alasannya mengapa dia keluar secara tiba - tiba dari PBB? "tapi mengapa Bella? bukankah kau bisa membicarakan ini kepada staf resmi melainkan keluar dari organisasi ini?"

"Aku bisa melakukan itu Tuan Feliciano, tapi konfrotasi ini hanya antara saudara kandung. sebenarnya ini bukanlah salahnya, tetapi tuan Kirkland yang merencanakan untuk melakukan Kolonialisasi baru dan mumkin untuk mempecah belah Asia." pria yang ada didepan sang gadis itu sangat mengerti betul yang sedang dibicarakan olehnya.

"Tuan Feliciano, jika kau saat memiliki masalah dengan saudaramu,  apa yang akan kau lakukan sebagai adik?" Suaranya itu merasa tidak yakin, jadi dia fokuskan matanya kepada kopinya dari pada wajah pria itu.

pertanyaan itu memakan banyak waktu untuk mecari kata - kata yang tepat untuk dijelaskan. "Uh, kau tahu Bella. terkadang, ada waktu dimana kau akan selalu bertengkar dengan salah satu dari keluargamu maupun teman - temanmu. Biasanya aku dan Fratello ku bertengkar dengan mulut ke mulut sampai ... Fisik." Pria Negara italia itu sadar dengan wajah terkejut milik sang negara RI saat dia mengucapkan kata 'Fisik'.

"tapi yang Fisik tidak separah itu. aku yang sebagai adik selalu meminta ampun seperti yang aku lakukan kepada banyakan negara - negara lainnya sejak jaman dulunya. aku ini memang salah satu dari negara yang tidak berguna jadi seperti itulah aku."
setelah mendengar tanggapan itu, Kartika berpikir dengan saksama. dan Feliciano kembali meminum kopinya untuk memberi sang gadis waktu untuk berpikir.

"Sepertinya Delima tidak akan menerima pernyataan tolakku untuk dirinya sebagai negara Federasi walaupun dilakukan dengan baik - baik. tetapi sepertinya dia akan menyerah jika aku melakukannya denga cara yang kasar." Pria berambut cokelat kemerahan itu segera menutup mulutnya sebelum dia memuntahkan minumannya.

Kartika tidak merasa terganggu saat Feliciano hampir ingin memuntahkan minuman yang diisapnya itu. dia sudah menduga yang dipikirkan ini gila, tapi mau bagaimana lagi? ia menunggu pertanyaan yang akan diberi oleh Feliciano seperti pertanyaan yang panik, atau tidak percaya dengannya.

tapi yang diberi hanya kesunyian sampai dia merasa dagunya ditekan dengan lembut dan menghadap wajahnya ke bola madu indah yang dimiliknya. "Apa kau benar - benar yakin dengan apa yang kau pikirkan Kartika?" Kartika tidak mampu menjawab pertanyaannya tapi dia bisa merasakan kedua pipinya memanas hanya dengan melihat kehawatiran dan keseriusannya itu.

"Aku tahu kau memiliki banyak pengalaman yang luar biasa Kartika, tetapi bagaimana kalau ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang kau harapkan? bagaimana kalau kau tidak dapat menjaga rakyatmu dengan selamat!? apa yang terjadi jika kau tidak selamat setelah konfrontasi ini!? apa yang terjadi jika ekonomimu memburuk Kartika? Bagaimana disaat kau akan bertanggung jawab kepada negaramu setelah selesai merdeka!? apa yang akan kau lakukan jika mayoritas orang yang tidak bersalah terbunuh!!?? apa yang terjadi jika kau akan mendapatkan penyakit mental yang berat!? bagaimana jika kau trauma luar bisa jika sesuatu yang tidak dinginkanmu terjadi menjadi kenyataan! bagaimana jika mereka mengkhawatirkanmu? bagaimana jika..."

Feliciano kehabisan nafas dengan pertanyaan - pertanyaan yang dikhawatirkannya akan terjadi kepada gadis yang dicintainya. ia menghela nafas dan mengeratkan kedua pegangan dikedua pundaknya yang membuat sang negara Republik Indonesia terkejut seketika. "...Bagaimana jika aku kehilangan dirimu ....?"

Kartika tidak bisa bergerak, badannya terbeku seakan dia dibekukan tapi dia masih bisa bernafas. dia hanya bisa mendengarkan kata terakhirnya itu yang selalu menggema ditelinganya.

lagi

Lagi

Lagi

dan Lagi.

Kedua personafisikasi negara itu tak ada yang berani membuka mulut. lama - lamanya keduanya merasa wajah mereka terasa hangat dan perasaan di hati mereka juga aneh.

sampai akhirnya, lengan Feliciano telah lelah dan mengistirahatkannya di atas meja. "Scusa Bella." Katanya dengan menutup mulutnya. Kartika memaafkannya lalu ia mulai untuk berpikir untuk menjawab pertanyaannya itu.

menarik nafas, Kartika mulai untuk buka suara.

"Tuan Feliciano, aku akan baik - baik saja jika aku tidak membawa ini dengan terlalu jauh. walaupun dia memiliki pendamping, aku juga memilikinya. tapi jika aku gagal dengan apa yang engkau khawatirkan, kau bisa memarahiku atau dengan cara lain yang jika kau pandai dalam menghukumku." Feliciano bisa melihat keyakinannya dikedua bola mata hitam itu dengan wajahnya yang datar.

"Alasan lain kau melakukan ini?" tanyanya. gadis itu tersenyum, tapi matanya kelihatan terlihat sedih.

"Alasan lain aku melakukan ini tidak hanya untuk menyelamatkan wilayah asia, bisa juga negara lainnya sekaligus anda Tuan Feliciano. aku tidak ingin Imperialisme ini lahir lagi dengan baru dan memberi trauma yang tidak ingin seluruh negara terjadi." Feliciano melebarkan bola mata berwarna madunya itu sebagai tanda diantara mengerti dan bingung.

"Jadi aku meminta mohon padamu, janganlah kau terlibat dalam masalah ini dan jangan mencoba untuk menghentikanku. ini justru kebaikanku, dia, kau, dan seluruh dunia." Kartika mulai meragukan dengan jawaban darinya. "Baiklah kalau inginmu begitu Bella. aku sebagai (suamimasadepanm//PLAK) temanmu tak akan ikut campur dalam masalah ini. tapi berjanjilah dengan apa yang engkau katakan itu."

Feliciano memberi jari kelingkingnya dengan wajah yang cerah. Kartika tidak tahu ia akan diberikan harapan tak terduga yang terkabul oleh pria itu, ia tersenyum dan mengelilingi kelingkingnya dengannya sebagai tanda janji padanya.

peristiwa ini mengingatkannya dengan ayah belandanya. waktu dia masih sangat kecil, dan ia baru pertama kalinya bertemu dengan Lars. Lars dengan baik - baik, menawari sebuah persetujuan untuk memberi rempah - rempahnya. dan cara menyetujuinya adalah saling mengelilingi kelingking mereka yang tentu diajarkan oleh negara yang sangat tinggi itu.

Feliciano dan Kartika akhirnya pergi menuju Bandara Washington untuk pemimpin negara - negara pulang dengan pesawat mereka. mereka sejak tadi ditunggui oleh kedua bos mereka. "Jadi, Apa kau benar - benar akan keluar dari organisasi ini?" tanyanya kepada gadis yang tersenyum kepada yang tanya.

"Yah, tapi untuk sementara. jika aku sudah selesai urusanku dengan konfrontasi ini aku pasti akan kembali lagi beberapa bulan kemudian." Syukurlah, itu artinya dia tidak perlu mengatakan 'Selamat tinggal.' "Veh begitu yah? kalau begitu sampai jumpa, Bella"

dia memberikan tangannya kepada gadis RI itu. ia menerimanya dengan menggoyangkannya dan salim untuk sebagai tanda hormat kepadanya. oh iya, dia lupa dengan kebiasaan sang gadis ini. tapi yang tidak diduga, dia merasa badannya dipeluki oleh gadis itu denggan erat. yang tak lama kemudian Feliciano membalas yang dilakukannya itu dengan wajah merah sampai Kartika melepaskannya.

"Sampai jumpa dilain hari!!!" Negara RI itu bersorak kpeadanya sambil lari ke pesawat Pan Amnya. Feliciano hanya bisa menggerakkan tangannya sambil memegang dahinya untuk menyingkirkan rambutnya yang menutupi matanya.

.

Setelah keduanya sampai dirumah mereka dengan selamat, mereka tentu saja melakukan sesuatu untuk mengistirahatkan kepala mereka. tapi untuk negara pahlawan Asia Afrika ini, ia sedang membuat rencana untuk masalah konfrontasinya.

jadi bayangin saja kalau kau sudah pulang ada dirumah terus langsung kerja lagi. tidak enak bukan?

tapi beginilah kerjanya seorang negara untuk menyiapkan lawanannya. juga, Alfred tidak bisa membantunya entah alasan apa yang bosnya itu pikirkan.

baiklah, apa yang ia lakukan ini sangat bodoh. melawan adikmu sendiri? walaupun mereka kesal punya adik tentu saja mereka tidak tega untuk membunuh saudara kandungan mereka sendiri! tapi yang dilakukan Delima ini sudah keterlaluan, itulah yang dibilang bosnya.

bosnya tidak salah, memang benar bahwa Malaysia adalah negara imperialisme baru, jadi harus dihentikan apapun caranya.

Adiknya tidak ingin ikut perang bersamanya, tapi Maria memutuskan hubungan diplomatik dengan kakaknya yang artinya itu adalah cara yang bagus.

jadi hanya dia dan Ivan yang akan menghentikan Federasi Malaysia. dia sangat bersyukur bisa berteman dengan negara yang superpower yang ditakuti seluruh dunia kecuali dia dan Alfred.

.

sekali lagi, di World meeting telah banyak kekacauan dimana - mana. omong - omong, ada berita buruk dan berita bagus.

Berita bagusnya adalah Konfrontasi Malaysia dan Indonesia telah berakhir, keduanya sepakat untuk perjajian perdamaian untuk kedua negara. tapi berita itu bagus untuk Personafisikasi negara Malaysia dan Britania raya.

berita buruknya, Bos Alfred yang bernama John F, Kennedy telah meninggal tertembak di mobilnya yang membawa kesedihan untuk beberapa negara. Karena bosnya itu bisa membawa dunia dalam tujuan yang terbaik.

dan satu lagi untuk berita buruknya adalah Sang negara RI itu masih belum kembali lagi kedalam PBB. itulah yang dikhawatirkan oleh sang negara Italia bagian utara.

Feliciano sejak tadi khawatir sekaligus curiga di bangkunya sendiri. dia sangat yakin bahwa gadis indonesia itu akan kembali lagi setelah konfrontasi dengan adiknya. perang ini saja sudah membawa banyak korban rakyatnya daripada negara Malaysia ini.

dia bisa merasakan pundak kirinya dipegang oleh sebuah tangan. "Kartika?" sambil meneriaki nama yang dia rindukan itu, ternyata yang dia hadapi bukan gadis asia itu melainkan teman jermannya.

Ludwig sejak tadi sadar dengan tingkah laku aneh yang dilakukan temannya itu. dan sebagai teman, dia harus mengetahui masalah yang ada di pikiran temannya yang tidak berguna ini.

"Ada apa denganmu hari ini Feliciano? tidak biasanya kau bertingkah khawatir tidak jelas seperti ini. ada yang ingin kau bicarakan?" katanya dengan nada tersinggung. Feliciano tidak tahu jika dia harus menceritakan isu ini atau mengatakan 'aku baik - baik saja.' tapi kalau opsi kedua sudah ketahuan dia bohong dan dimarahi temannya karena akan dikira mengrahasiakan sesuatu darinya.

jadi bagaimana tidak? Feliciano memutuskan untuk menceritakan tanpa nada biasanya karena dia tahu kalau ruang konferensinya itu berisik dan tak ada yang bisa mendengar percakapan mereka, toh Ludwig adalah teman sahabatnya yang bisa dia percaya.

Ludwig pikirannya itu adalah titik pusat diantara mengerti dan kebingungan. tapi yang pentingnya, dia bisa menjelaskan kepada Feliciano secara logika. "Feli, alasan Frau Kartika tidak masuk hari ini adalah korbannya lebih banyak tewas daripada adiknya [1]. jadi alasannya ia tidak masuk sekarang adalah karena sakit setelah konfrontasi itu. jadi jangan begitu khawatir, kau bisa menemuinya jika kau ingin."

yang dikatakannya itu bisa dibilang masuk akal, dan kekhawatirannya itu mulai berkurang. tapi tidak sampai negara baru ini masuk ke ruangan mereka.

Alfred mengucapkan sesuatu tentang 'tamu' baru mereka yang mengejutkan negara - negara yang ada didalam ruangan. Lars tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat bahwa putri kesayangannya kembali lagi. begitu juga kepada Kiku yang memikirkan hal yang sama.

tapi untuk negara Italia Veneziano yang sangat anak - anakan ini. dia merasa sangat tidak percaya bahwa gadis RI yang sama persis sepertinya, bukanlah Kartika.

.

.

[A/N]

1 : ini bukan dari pernyataan Himaruya - san ataupun yang bekerja dalam Hetalia tapi ini adalah teori dari Author sendiri.

buatku, Negara itu ada dan tidak ada itu tergantung kepada rakyat mereka yang menciptakan bahasa, budaya, kebiasaan, dan sejarah. jadi misalnya, kebanyakan rakyat dari negara Indonesia sakit akibat polusi udara. dan si Nesia ini juga akan sakit akibat polusi udara seperti rakyatnya.

atau di Negara Malaysia, mayoritas rakyatnya mati akibat perang rusuh. yang artinya bisa saja si Malay itu sakit karena rakyatnya mengurang.

jadi bisa disimpulkan bahwa Negara itu bisa sakit, hidup, mati. tergantung dengan apa yang terjadi kepada rakyat mereka. dan satu lagi, jika ada negara yang terbunuh oleh negara lainnya dan sudah ketiduran. sebenarnya negara itu masih hidup, dan itu berkat rakyat mereka yang masih hidup.

tapi menurut kalian bagaimana? jelaskan dibawah dan Bye! ^^

(seriusaniniudah2400wordsguys)


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro