Chp 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.

.

di saat itu, Negara republik Indonesia keluar secara mendadak di PBB alasan untuk Konfrontasi dengan negara Federasi yaitu Malaysia. kini negara yang dirindukan dunia itu kembali lagi dengan penampilan yang sangat berbeda.

Negara ini adalah Negara Indonesia yang mereka kenal sebagai pahlawan Asia Afrika. tapi nyatanya negara ini bukanlah Kartika. ia hanya sama persis sepertinya.

Feliciano mempelajari penampilannya yang berbeda. Surai rambut berwarna cokelat merah gelap, pakaian hitam, Bola mata merah seperti darah yang mewarnai bola hitamnya itu, dan itu membuatnya merinding tidak seperti biasanya dia bertatapan dengannya.

tak hanya gadis Indonesia itu, dia juga memandang kepada Delima sang adik dari negara RI. Delima memberi wajah 'tidak bertanggung jawab untuk kakaknya'. dan adiknya yang  terakhir yaitu Maria, wajahnya itu jelas mengatakan bahwa dia khawatir dengan apa yang terjadi kepada kakaknya.

tentu saja tidak hanya Maria, seluruh negara yang ada didalam ruangan itu merasa curiga dengan Indonesia yang 'Baru' ini. mereka tidak bisa fokus dalam rapat mereka akibat gadis Asia ini.

sampai akhirnya rapat ini diucapkan untuk selesai, Feliciano pergi menuju meja sang gadis Republik indonesia untuk memastikan sesuatu.
"... Kartika...?" Mata merahnya menatap kepada yang madu itu dengan tajam dan merasa terganggu.

"Apa aku ada masalah denganmu ... ?" beberapa negara yang ada didekat mereka terkejut dengan nada yang digunakan untuk kata itu. selama ini, gadis pahlawan Asia Afrika itu belum pernah mengatakan dengan nada yang terganggu.

Feliciano serasa ingin menangis dengan tingkah sang gadis. dia terbeku tak mampu mengatakan sesuatu padanya.

"Jika anda tidak ada urusan denganku saya mohon kepada anda untuk tidak menghalangi jalan." 'Kartika' tidak bisa menuju ke pintu keluar akibat adik paling mudanya. "Ate tunggu dulu!" Maria menarik tangan kakaknya bertujuan agar Negara RI itu tidak pergi.

"Ate apa kau baik - baik saja!? apa yang terjadi padamu!? Apa yang ate Delima lakukan pada ate Kartika!? apa yang Hamburger brengsek dan teh pahit itu lakukan padamu Ate?? Ate??" Mata almond milik Maria berkaca - kaca dengan apa yang terjadi pada seseorang ia sayangi didepannya. 'Kartika' hanya diam dengan wajah yang jijik.

Maria pikir Kakaknya itu ingin mengelus dahinya saat ia merasa sebuah telapak tangan ada di kepalanya.

nyatanya tidak.

'Kartika' menjerit dahinya sampai mengangkat badannya ke udara dan melemparnya ke darat yang mengakibatkan negara kecil itu terkejut dan menangis habis - habisan layaknya seperti anak yang habis dimarahi oleh ibunya.

semua yang ada didalam ruangan meneriaki nama asli negara Filippina itu dengan panik kecuali Delima, Alfred, dan Kartika.

"APA YANG KAU PIKIRKAN REPUBLIK INDONESIA!?a" kata Vash yang memeluk adiknya karena ketakutan.

saat diberi pertanyaan itu, 'Kartika' langsung pergi menuju pintu keluar dan meninggalkan negara - negara yang sedang panik dan curiga. Feliciano segera keluar menyusul gadis itu dan menghiraukan teriakan dari namanya.

saat dia telah keluar dari gedung PBB, gadis asia yang dicarinya itu telah hilang. "...Sialan..." katanya bergumam setelah mengeluarkan udaranya. tidak biasanya ia mengucapkan kata itu, tapi beginilah disaat dimana kau kehilangan seseorang yang pergi begitu saja.

.

.

Meeting selanjutnya itu sangat suram dengan apa yang terjadi pada hari kemarinnya. 'Bagaimana sang Negara Indonesia tega melakukan hal kejam seperti itu?' kata semua negara yang ada didalam ruangan itu dibenak mereka.

tetapi, isu yang di permasalahkan berjalan dengan baik. Kartika mencatat semua dengan yang sedang dibahas dalam rapat itu, dia cukup pintar dengan wajahnya yang selalu pucat itu selama berjam - jam.

Feliciano sejak tadi hanya memandang Kartika dengan sedih dan tidak yakin dengan kesehatannya. Apa yang terjadi padanya sampai tingakah lakunya berbeda total dari terakhir kalinya?

dan Waktunya telah selesai, Feliciano memutuskan untuk berusaha mengajak bicara kepada gadis itu. dengan mengucapkan nama negaranya, dia berusaha mengajak Kartika berbicara dengan baik - baik. Akhirnya setelah beberapa bujukan, Kartika menerimanya walaupun wajahnya terbaca bahwa dia tidak akan senang.

"Bella, apa anda mengingat siapa diriku?" tanyanya dengan pelan. "...Tidak..." jawabnya dengan datar.

"Apa anda ingat dengan apa yang terjadi sebelum anda menjadi seperti ini?"

".... saya tidak ingat sedikit pun..."

"Apakah anda kenal dengan Nation yang ada disini?" Kartika tidak tahu cara menjawab pertanyaan itu saaat semua negara memandang kepadanya, jadinya ia menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak. "saya sudah menjawab semuanya, bisakah saya pergi sekarang?" nadanya itu tidak sabar, dan dia tahu.

"Maaf Bella, aku berjanji ini akan jadi yang terakhir." katanya "Bella apa kau pernah ingat dengan janji - janji kita?" Feliciano menunjukkan jari kelingkingnya kepada gadis itu berharap ia mengingatnya. tapi tak ada jawaban apa - apa dari gadis itu.

"Kalau tidak, itu tidak apa - apa untuk tidak dibicarakan. aku sangat senang kau masih ada didepanku Kartika." Feliciano menawarkan tangannya untuk berjabat tangan.

dan secara ragu, Kartika menerimanya. "senang berbicara denganmu Bella Kartika N, Melati! nama saya adalah Feliciano Vargas, mohon kerja samanya!"

Kartika tidak akan menduga dia akan diberi perkenalan diri dengan nada ceria dan sangat senang dari pria yang ada didepannya.

Feliciano menyusul kepada teman - temannya yang dari tadi menunggu di pintu keluar dan meninggalkan Kartika seorang diri dalam kebingungannya.

gadis itu menatap kepada jari kelingkingnya yang diberitahu oleh pria tadi sampai negara - negara keluar dan hanya tersisa dirinya diruangan.

.

.

berhari - harinya, semua negara sudah terbiasa dengan sikap baru milik Kartika, tetapi tak ada yang berani berbicara dengannya. bahkan bicara dengannya saja susah.

namun melakukan sesuatu yang gampang seperti itu akan mudah jika kau lihat interaksinya dengan Feliciano.

Kartika sejak tadi bingung dengan sikap orang Italia itu yang sangat ramah padanya. ia penasaran jika mereka pernah bertemu sebelumnya. atau mungkin dia mengenal banyak hal tentang dirinya yang bahkan dirinya tidak tahu apa - apa. tetapi yang paling utama untuknya berpikir adalah kata - katanya.

'aku sangat senang kau masih ada didepanku Kartika.'

dia sengaja melemparkan wajahnya ke meja hanya karena dengan memutarkan kata itu yang membuatnya dari tadi kebingungan.

ia mengintip ke jam tangan untuk melihat jam istirahatnya, beneran deh. kalau rapatnya masih belum juga selesai, ia akan melemparkan salah satu senjata tajamnya untuk menutupi mulut kepada yang sedang sibuk berteriak.

selesai ke jam tangan, Kartika tidak sengaja mengunci mata merah berdarahnya dengan mata kuning madu milik pria itu. Mereka berdua tidak sadar bahwa mereka saling curi pandang berduaan.

Feliciano hanya melambaikan telapak tangannya dengan wajahnya yang manis itu. tingkahnya yang ramah itu membuat dirinya sadar. sadar bahwa ia ini tidak nyaman dengan dunia asli ini.

Saat waktunya untuk Istirahat, Gadis berbola mata darah itu segera keluar dari ruangan untuk mengambil udara diluar sebelum negara lainnya memiliki kesempatan untuk keluar. atau juga untuk menghindari dirinya dengan pria riang itu.

di Cafeteria, ada banyak negara yang makan bekal mereka atau pergi jajan atau mumkin ada yang ketiduran saat makan. didalam memang tidak ada bosennya karena setiap hari selalu seperti ini. tapi yang tidak menyenangkan untuk Feliciano adalah gadis itu tidak bertampak didalam cafeteria.

"Feli - San, apa kau baik - baik saja? kau seperti sedang mencari seseorang..." tanya salah satu temannya yaitu personafisikasi negara matahari terbit. "Tidak apa - apa Veh~ aku hanya tidak menemukan Kartika disini..." entah apa Kiku terkejut atau tidak percaya dengan ucappannya itu, jangan bilang bahwa pecinta Pasta seperti Feliciano lupa bahwa Kiku dan Kartika memiliki hubungan dulunya.

"Kalau ia tidak ada disini, itu artinya ia sedang ada di atap. aku belum tentu yakin tapi itulah gosip para wanita... Gott." Ludwig memeramkan matanya dengan alasan tidak menyukai dengan tingkah laku wanita sekarang ini. yah, walaupun tak ada yang menanya padanya, Feliciano merasa tenang mendengarnya.

'Tapi itu artinya Bella tak akan ada teman untuk makan bersama.' Feliciano memandang kepada pastanya yang dia makan setengah. tak lama kemudian, Ia membungkus kembali makanan tersisanya.

"Aku akan pergi dulu sebentar, kita akan bertemu lagi di jam rapat mulai~!" Feliciano pergi menuju ke atap untuk mencari gadis itu dan meninggalkan teman - temannya yang kebingungan.

jujur saja, kadang kalau ada di atas gedung itu menyeramkan. tapi jika gadis itu ada dia akan berhasil melakukannya.

.

Kartika hanya duduk dan memandang pandangan indah didepannya dengan datar. Makan diatas atap sudah menjadi kebiasaannya mulai dari sekarang. dia juga tidak ingin diganggu saat makan.

Tiba - tiba saja pria itu ada didepannya. Feliciano mengomel bahwa dirinya telah mencarinya dimana - mana tapi gadis yang ada dibawahnya itu tidak begitu peduli.

saat ingin mulai makan, datanglah kesunyian yang tidak nyaman selama makan. Feliciano berusaha mencari cara untuk menghentikan kesunyian ini karena dia membencinya. Ia melihat bahwa Kartika memakan nasi yang berwarna kuning dan renyah seperti habis digoreng.

"Bella, Apa yang kau makan itu??" Kartika memandangnya dengan bingung dan tajam. mengeluarkan nafas yang kesal, ia sepertinya harus melarang pria pengganggu ini untuk berhenti bertanya padanya.

rencananya gagal, Feliciano masih bertanya - tanya dengan alasan mengapa ia melarang dirinya menanya sesuatu mudah seperti itu.

dengan membuang nafas kesal, akhirnya gadis itu memberitahu makanannya "i - ini adalah Nasi goreng." Kartika mulai membenci kata itu saat melihat wajah Feli yang masih penasaran. saat ditanya Nasi goreng itu apa dan tentunya tanpa singkatan, gadis itu sepertinya tidak menemukan jalan keluar.

"Nasi goreng adalah sebuah makanan berupa nasi yang digoreng dan diaduk dalam minyak goreng atau margarin, biasanya ditambah kecap manis, bawang merah, bawang putih, asam jawa, lada dan bumbu-bumbu lainnya, seperti telur, ayam, dan kerupuk." Kartika menjelaskan  makanan bekalnya yang tidak ada spesialnya.

"Nasi goreng juga dikenal sebagai masakan nasional Indonesia. Dari sekian banyak hidangan dalam khazanah Masakan Indonesia, hanya sedikit yang dapat dianggap sebagai makanan nasional sejati. Masakan nasional Indonesia ini tidak mengenal batasan kelas sosial. Nasi goreng dapat dinikmati secara sederhana di warung tepi jalan, gerobak penjaja keliling, hingga restoran dan meja prasmanan dalam pesta." dan seperti itu, Kartika lanjut menceritakan banyak hal yang menarik tanpa sadarnya. Feliciano sangat senang mendengar ceritanya yang selalu ia beri tahu tentang budaya negaranya. betapa rindunya dia bisa mendengar sebuah cerita menarik dari diriniya.

Kartika berhenti saat tenggorokannya itu kering, bodohnya ia tidak sadar dengan mulutnya yang tidak berhenti menceritakan makanan nasional sejatinya ini. "ma - maaf. .  .   kau pasti bosan mendengarnya." Feliciano dengan segera mengatakan sesuatu untu gadis itu untuk tidak merasa bersalah.

"Tidak apa - apa Bella! malahan aku senang mendengarnya darimu!!" Senang? Kartika yang dulunya tidak akan pernah berpikir seperti ini tapi, yah... beginilah sekarang. Gadis itu memberi jarak untuk mehindari pria rambut merah kecoklatan itu dengan berkata "...Mesum...".

"WAAH!! i - itu bukan berarti aku adalah negara seperti itu! yah aku bisa mengaku bahwa aku suka menggoda para gadis tapi aku tidak sejauh itu! jadi aku mohon jangan bunuh aku hanya karena aku bilang seperti itu! kau salah paham dengan perkataanku Veh! dan bla bla bla-"

Ampunannya terlalu panjang! gadis itu harus berteriak untuk menghentikan telinganya yang bentar lagi akan sakit oleh Orang Italia yang malang. Akhirnya kesunyian kembali lagi sampai kedua makanan mereka hampir habis.

"Feliciano " pemilik nama tersebut memandang kepada yang manggil yang sedang menunduk untuk menutupi wajahnya. "Bagaimana anda tahu nama asliku adalah Kartika?"

gadis indonesia itu sangat yakin bahwa dia maupun Alfred hanya mengenalkan dirinya dengan nama negaranya. tak ada salah satu dari mereka yang mengatakan nama 'Kartika' maupun nama panjangnya. "Veh?? bukankah kau pernah memberitahuku sejak jaman dulu engkau masih belum merdeka??"

walaupun itu sepertinya adalah sebuah pertanyaan, Kartika melebarkan matanya dengan ucapan kalimat itu.

"Raden Roro Kartika Nesia Melati!"

Kartika meletakkan tangannya didahinya untuk berpikir dengan kata itu, kata itu adalah suaranya! tetapi kelihatan ceria.

"Kartika?" Gadis itu menatap horror kepada pria disebelahnya yang khawatir, dengan buru - buru Kartika segera membereskan bekalnya dan langsung pergi menuju pintu kebawah tangga.

Feliciano telat menyusulinya, akhirnya dia ketakutan dengan menyeramkannya di atas atap. dan setengah jam kemudian, salah satu pekerja menemukan Personafisikasi Italia itu yang sedang gemetaran dengan sisa pastanya.

.

.

Di tengah rapat, Kartika mengambil secarik kertas yang menjual makanan manis. kertas itu tadi diberikan oleh seorang pekerja toko disaat ia akan menuju ke PBB. rasanya lezat, tapi sayangnya ia tidak bisa membelinya dengan alasan harus irit. korupsi di negaranya ini benar - benar adalah generasi tergila.

ia meminta izin untuk ke toilet sebentar yang tentu dibolehkan oleh Ludwig. dan beberapa menit kemudian saat ia kembali ke tempat duduknya, gadis itu menemukan sebuah buku sketsa dengan kertas note kecil yang tertulis 'gambarlah seuatu yang membuat hatimu tenang.'

ia bisa temukan bahwa yang memberikannya ini adalah seorang negara yang jago dalam melukis. tapi ia tidak tahu siapa karena hampir semua negara itu sangat mahir dalam melukis.

tanpa mikir panjang, Kartika melakukan pekerjaan kecil yang diberikannya itu. toh, rapatnya tak begitu penting.

setelah selesai melakukannya, Kartika memandang kepada karya seninya. gambarnya itu adalah para pemain musik yang memainkan gamelan, angklung dan alat musik daerah lainnya. tentu saja dengan penari - penari yang menceritakan kisah lewat tarian tersebut.

ia menggambar ini bukan untuk menonton acara itu, gambarnya itu mengartikan bahwa suasananya itu damai dan tak ada masalah sekali pun. dengan memainkan lagu yang bertema agama yang diciptakan oleh salah satu dari rakyatnya yang berusaha untuk membawa agama suci mereka kepada rakyat lainnya lewat musik gendingan seperti yang ada digambar. sayangnya ia hanya mengetahui sekilas saja dari buku pelajarannya.

Gadis berbola mata merah darah itu langsung pergi keluar saat dinyatakan bubar. seperti biasa, ngambil udara saat stress dengan rapat yang dilakukan lima jam yang lalu.

saat gadis itu menemukan bahwa buku sketsa yang diletakkannya itu hilang dan digantikan dengan amplop sederhana. gadis itu dengan segera membawa amplop itu dengan wajah merah saat ia buka dan melihat ada gambar dirinya yang sedang menggambar berapa jam yang lalu dengan sangat detail dan seakan seperti potretan.

amplop ini adalah balasan terima kasih untuk gambarannya!

.

.


[A/N]

Kayaknya kalian udah tahu si Nesia ini udah berubah jadi apa. maaf postnya lama karena banyak sibuknya terus nyari inspirasi dari kemaren - kemarennya ngak ketemu!

words : 2210 (holyshet)

Dadah es cendol (sori not sori buat yang puasa)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro