너야 Pt.1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Beberapa minggu selang kejadian Se-won, Tae-hyung tetap berusaha ceria di depan membernya. Meskipun ia merasa kesal dan sedih karena gagal menunjukan hadiahnya kepada Soo-yeon, ia tidak menyimpan rasa dendam terhadap membernya. Shooting WGM selanjutnya diadakan di Everland. Tempat pertama Soo-yeon berjalan-jalan bersama para member Bangtan.

"Soo-jung a! Kau mau main yang mana dulu?" tanya Tae-hyung dengan berjalan santai di samping Soo-yeon.

"Bagaimana kalau roller coaster dulu?"

"Aku baru makan, nanti mual." balas Tae-hyung sambil menepuk perutnya.

"Bagaimana kalau kita makan dulu sambil berjalan-jalan, lalu nanti sore kita baru bermain?" tanya Soo-yeon dengan mata yang mengharapkan Tae-hyung setuju.

"Call! Ayo makan! Geunde, neo neun mwol meokgo sipeo? (Tetapi, kau ingin makan apa?)"

"Naengmyeon?" balas Soo-yeon sambil menunjuk kearah toko mie di seberang mereka.

"Keurae, gaja! (Baiklah, ayo!)" balas Tae-hyung. Tanpa berbicara lebih lanjut, ia langsung menarik Soo-yeon masuk toko mie tersebut.

Melihat suasana ramai toko tersebut, Soo-yeon mengeluarkan senyuman tipis yang mengingatkannya dengan kejadiannya ketika pertama kali datang ke toko yang sama bersama Tae-hyung beberapa bulan yang lalu. Ketika ia mengalami mental breakdown akibat tekanan debut, kakaknya yang egois, dan ayahnya yang melarang hubungannya bersama Tae-hyung. Padahal, di saat itulah hanya Tae-hyung yang setia berada di sampingnya.

"Mengapa kau begitu menyukai naengmyeon?" tanya Tae-hyung sambil mengangkat kursi untuk di dudukinya. Ia menatapi sekelilingnya yang ramai sebelum kembali menatap Soo-yeon.

Para cameramen juga sibuk mengatur posisi camera di dalam toko mie yang kecil itu.

"Jamggan! (Sebentar) Audionya belum di adjust, jangan berbicara dulu!" ucap sang camera director sambil cepat-cepat mengatur kabel dan layar di setnya.

"Ketika aku kecil, ini merupakan masakan terakhir yang dibuat oleh ibuku. Sebelum ia meninggal akibat stress, inilah satu-satunya masakan yang bisa ia buat untukku." tutur Soo-yeon dengan mata yang berkaca-kaca. Sebagai orang yang terpenting di hidupnya, Soo-yeon selalu ingin menangis rasanya ketika membicarakan ibunya. Apalagi karena ayahnya sendiri yang mengkhianati ibunya.

"Aku pernah mendengar cerita ini—dari Soo-yeon." batin Tae-hyung sambil menatapi Soo-yeon dengan terkejut.

Kedua artis tersebut pun melahap mie di depan mereka secepat mungkin tanpa berkedip. Para staff hanya bisa melongo melihat Soo-yeon melahap lima mangkuk mie seperti mereka bukan apa-apa.

"Ajumma! Naengmyeonnya tambah satu mangkuk!" teriak Soo-yeon kearah penjual toko.

"Ya! Perutmu itu tidak berdasar karena kamu sedang diet atau karena kamu monster?" tanya Tae-hyung sambil menatapi lima mangkuk yang telah ditumpuk di depannya.

"Aku lapar. . . Tapi tenang saja, aku akan olahraga sekuat tenaga besok!" ucap Soo-yeon dengan tenang. Ia mengangkat mangkuknya untuk menghabiskan sup dari mienya.

"Ya! Keumanhae! (Berhentilah) Ayo kita naik Viking saja!"

Tanpa mempedulikan omelan Soo-yeon, Tae-hyung menariknya secara paksa kearah salah satu permainan yang paling banyak disorot TV.

"Ya! Perutku akan mual kalau aku naik itu sekarang!" gerutu Soo-yeon sambil berjalan masuk untuk memilih kursi.

"Sudahlah! Kau pasti menyukainya!" bantah Tae-hyung dengan ceria. Ia langsung menarik sabuk pengaman untuk Soo-yeon dengan cepat.

"Thanks!" gumam Soo-yeon bingung dengan tangannya terangkat keatas. Jarak antar wajahnya dengan Tae-hyung bisa dibilang hampir tidak ada, ia juga berusah sekuat tenaga untuk menghindari Tae-hyung. Namun, seperti biasa Tae-hyung pun mengurung niatnya untuk mengerjai Soo-jung di depan camera, mengingat kematian Soo-yeon salah satunya disebabkan oleh Kakaknya sendiri.

🍀🍀🍀

Setelah semalaman bermain di Everland, para staff memutuskan untuk menyewa kamar di Resort terdekat, agar shooting bisa dimulai di Everland kembali keesokan harinya. Kedua artis tersebut secara tidak sengaja—bisa dibilang disengaja karena itu merupakan setting-an para PD, berada di kamar yang bersebelahan.

Soo-yeon yang lelah tidak lupa untuk membersihkan dirinya sebelum ia tidur. Namun, alangkah terkejutnya ketika ia menyadari bahwa koper bajunya tidak ada di kamarnya.

"Eonni! Koper bajuku dimana?" tanya Soo-yeon panik.

"Tidak ada disitu?" tanya sang manajer kembali.

"Eonni!" tangis Soo-yeon sambil mencoba membuka passcode lock kopernya.

"Tunggu disini! Eonni akan mencarinya kebawah!" ucap sang manajer. Ia langsung berlari keluar kamar secepat mungkin untuk mencari koper baju milik Soo-yeon.

"Seolma? (Jangan-jangan)" gumam Soo-yeon sambil mengamati koper yang ada di depannya. Seketika itu juga ia menyadari sebuah sticker kecil dibawah tas tersebut.

"Kim Tae-hyung?" gumamnya dengan mata berlebar.

Dengan gugup, dan masih dalam rompi kamar mandi, ia berjalan mondar-mandir di kamarnya memikirkan cara untuk mendapatkan kopernya kembali.

"Mungkin dia sedang mandi sekarang, ia tidak mungkin sadar kalau aku menukar kopernya!"

Perlahan-lahan ia berjalan ke pintu kamar di sebelahnya, membuka pintunya tanpa membuat suara berlebihan. Ia mengangkat kopernya dan pelan-pelan berjalan masuk ke kamarnya Tae-hyung. Sesuai perkiraanya, Tae-hyung juga sedang mandi. Ia pelan-pelan meletakkan koper berat yang dibawanya dan mengambil koper miliknya. Tanpa disadarinya Tae-hyung sudah memerhatikannya di belakangnya.

"Ya! Sedang apa kau!" bentak Tae-hyung sambil berjalan kearahnya. Rambutnya masih berantakan dan basah, ia juga masih memakai rompi kamar mandi.

"Ada sesuatu yang milikku disini, aku datang untuk mengambilnya." balas Soo-yeon gugup.

"Eo? Ada sesuatu milikmu disini dan kau datang mengambilnya ketika para staff dan manajer sedang makan dibawah?" balas Tae-hyung sambil mengikuti tatapan Soo-yeon yang menghindarinya.

Seketika itu juga ia menarik Soo-yeon ke kasur disampingnya dan menindihnya dari atas. Soo-yeon yang terkejut tidak sengaja menjatuhkan sandal hotel yang sedang ia pakai.

"Ya! K-Kau jangan aneh-aneh!" teriak Soo-yeon ketakutan. Ia berusaha sekuat tenaga menoleh untuk menghindari pandangan Tae-hyung.

"Kau! Bukankah kau masuk karena kau ingin ini terjadi?" tanya Tae-hyung sambil mendekatkan wajahnya kearah Soo-yeon.

"J-Jangan bercanda seperti ini, i-ini sama s-sekali tidak lucu!" balas Soo-yeon yang sedari tadi mencoba menghindarinya.

"Bukankah kau orang Amerika? Kau sendiri tahu bahwa lelaki semua sama ketika mereka—"

"Kalian berdua sedang apa?" tanya sang manajer yang sedang berdiri di depan pintu. Tae-hyung yang sudah kepergok oleh manajernya sendiri akhirnya menyerah dan membiarkan Soo-yeon pergi.

Dengan kecepatan petir, Soo-yeon langsung berlari masuk kamarnya, bodohnya lagi tanpa kopernya. Tae-hyung dengan senyuman lebar pada wajahnya berjalan kearah kasurnya sambil tertawa cengengesan.

"Neo michingeon aniya? (Kau tidak gila kan?)" tanya sang manajer dengan tangan di dalam saku, serta tatapan mata yang penuh kebingunan.

"Hyung! Apakah kau tidak lihat reaksinya barusan? Wanjeon wootgyeo! (Lucu banget)" balas Tae-hyung sambil melompat-lompat di kasurnya.

"Aku benar-benar tidak bisa mengerti jalan pikiranmu! Ish ie michin dolai! (Dasar orang gila!) Besok jangan lupa untuk bangun pagi!" ucap sang manajer sebelum menutup pintu kamarnya.

🍀🍀🍀

Sambil berjalan mondar-mandir gugup, Soo-yeon hanya bisa mengutuk dirinya sendiri.

"Aish, ie baboya! (Dasar bodoh!)" gerutunya sambil mengorak-arik rambutnya. Ia langsung melompat ke kasurnya dengan kesal.

Tiba-tiba, ia mendengar suara ketukan pintu dari luar.

"Eonni da! (Itu pasti eonni!)" ucapnya dengan antusias sambil berjalan kearah pintu. Namun, yang menunggunya di luar bukan seperti yang ia harapkan.

"Lee Soo-jung, kau datang ke kamarku untuk bajumu tapi sampai akhirnya pun kau malah meninggalkannya di kamarku, kau benar-benar tidak bisa ditebak, Ini bajumu! Apakah kau tidak kedinginan?" ucap Tae-hyung sambil mengangkat kopernya.

"Aninde! (Tidak)" jawab Soo-yeon cepat. Ia langsung merampas koper dari tangan Tae-hyung dan mengunci pintu kamarnya.

"Thank you!" bisik Soo-yeon setelah membuka kembali pintunya untuk yang kedua kalinya.

Melihat lakon Soo-yeon yang begitu lucu, Tae-hyung pun memasuki kamarnya sambil tertawa sendiri.

"Aigoo, tapi kalau dipikir-pikir dia sama sekali tidak seperti Soo-jung yang aku tahu. Jungkook mungkin benar, kalau dipikir-pikir ia lebih mirip Soo-yeon?" gumam Tae-hyung di atas kasurnya. Semalaman ia habiskan untuk menebak identias Soo-yeon yang sebenarnya. Setelah mondar-mandir gugup, ia akhirnya menemukan cara untuk membongkar identitas Soo-yeon yang sesungguhnya.

🍀🍀🍀

"Soo-jung a, ayo kita naik permainan air itu!" ucap Tae-hyung sambil menarik Soo-yeon kearah salah satu permainan.

"Keurae, gaja! (Baiklah ayo!)" sambut Soo-yeon dengan ceria, ia tidak menyadari senyuman licik Tae-hyung yang berada disampingnya ketika ia mulai menaiki perahu.

"Ya! Lee Soo-jung lihatlah ada ular!" teriak Tae-hyung dengan semangat sambil menunjuk kebawah air.

"Eodinde? (Dimana?)" balas Soo-yeon dengan nada datar tanpa menoleh kearah air sedikipun. Setelah sebulan bergaul dengan Kim Tae-hyung yang sok cool dan iseng, ia sudah bisa terbiasa dengan prank-pranknya yang tidak lucu.

"Itu aneh, bukankah Soo-jung yang tak takut hantu itu sebenarnya takut ular? Aku harus mencoba cara lain," batin Tae-hyung sambil menaiki perahu dengan berpura-pura ketawa.

Kedua artis diikuti dengan para VJ menaiki permainan tersebut tanpa henti, para manajer mulai risih mencari baju ganti untuk mereka karena tubuh mereka basah kuyup dari kepala sampai kaki.

"Jamisseo? (Apakah tadi menyenangkan?)" tanya Tae-hyung dengan ceria, sementara para stylist di sampingnya sibuk mengeringkan rambutnya.

"Wanjeon! (Sangat menyenangkan!) Dasigalggayo? (Mau menaikinya lagi?)" balas Soo-yeon sambil melompat terjun ke air tanpa tube pelampung.

"Ya! Lee Soo-jung gatchi ga! (Ayo pergi bersama, tunggu aku!)" balas Tae-hyung tanpa menghiraukan omelan para stylist di sampingnya.

Namun, Tae-hyung tiba-tiba membeku di tempat tanpa alasan setelah terjun. Para staff pun mulai bingung melihat Tae-hyung yang tiba-tiba diam begitu saja. Bahkan ada salah satu staff yang sudah memanggil ambulans karena takut terjadi apa-apa dengan Tae-hyung.

"Soo-jung ie kan tidak bisa berenang, jangan bilang yang di depanku adalah. . ." batin Tae-hyung dengan ekspresi horror di wajahnya.

—End of Chapter 15 : 너야 Pt.1—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro