[02/02]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Disinilah sekarang, hokuto yang sedang duduk bersimpuh dengan wajah tertunduk sementara pak seiya sedang menatapnya tajam sambil menceramahi nya

"Dengar ya hocchan, cewek itu hatinya nggak sekuat hati cowok. Kalo cowok disakitin lama lama juga bakal lupa, tapi kalo cewek disakitin pasti bakal bertahan lama. Bagi cewek, sakit hati itu sakitnya udah kayak dioperasi tanpa dibius dulu"//berlebihan banget pak

"Sekarang coba bayangin, hocchan itu seorang cewek yang punya pacar ganteng turunan orang tuanya. Terus-"

"Pa aku ini cowok"

"Diem dulu heh! Orang tua lagi ngomong dipotong. Papa coret dari kk kamu ya (eh enggak deng)"

"Ehem! Balik ke topik. Terus, tiba-tiba aja pacar kamu tuh ngajakin putus karna dia banyak urusan dan nggak ada waktu buat pacaran. Gimana rasanya?"

"Ya sakit sih"

"Nahkan, sama kayak perasaannya rena-chan. Jadi ya bla bla bla....."

Hokuto terus diceramahi oleh seiya selama 3 jam tanpa henti. Hokuto juga tak diperbolehkan bergerak sedikitpun dan hal itu membuat kaki hokuto menjadi kram karna terus terusan duduk bersimpuh. "Sekarang ngerti kan kamu?". "Ngerti sih ngerti, yang jadi masalah itu kirisawa nggak mau dengerin aku. Aku mau bicara dengannya dia langsung pergi seolah tak ingin bicara padaku"

"Jadi itu masalahnya. Kalo itu sih papa nggak bisa bantu" :D

💢💢💢

Ingin rasanya hokuto menenggelamkan papanya itu di lautan, tapi ia nggak mau jadi anak durhaka. Karna kesal dengan ayahnya yang cuma ceramah selama berjam-jam tapi nggak ngasih solusi, hokuto memilih keluar saja sambil jalan-jalan. Tak lupa ia mengganti bajunya dulu di kamar, gak mungkin dia keluar pake sendal jepit, celana pendek dan kaos tipis bukan

Kek anak mau main sepak bola aja pake begituan pas keluar

baru juga buka pintu depan, dia udah disambut dengan sejumlah kelopak mawar yang berterbangan. tak lupa, seorang keturunan kuntilanak berambut biru berdiri di depan pintu rumahnya sambil teriak-teriak gajelas. "AMAZINGGGG. hokuto-kyun, kudengar kau sedang menghadapi masalah dengan *tuan putri ya"

'si hentai kamen ini lagi. apa nggak bisa seharian nggak gangguin hidupku?'

*tuan putri yang dimaksud itu rena ya

"hm hm~ sebagai pangeran berkuda putih yang baik, seharusnya kau menyelamatkan sang putri, bukannya malah menyakiti hatinya bukan? sebaiknya sekarang, kau pergilah temui tuan putri mu. dia sudah menunggu loh~"

hokuto menggaruk kepalanya dan sedikit terlihat kesal. sudah ayahnya nggak ngasih solusi, ini orang pake bikin rusuh rumah segala. "hah, iya aku tau kirisawa pasti kesal. tadinya juga aku mau kerumahnya untuk menjelaskan semuanya, tapi kau malah datang dan jadi seperti sekarang"

"oya? begitukah? kalau begitu...."

tanpa menunggu persetujuan hokuto, wataru sudah menggendong hokuto dan membawanya pergi naik helikopternya. hokuto yang tiba tiba dibawa terbang cuma bisa memberontak dan minta untuk dilepaskan, namun usahanya sia sia karna wataru tak bergeming sedikitpun

beberapa menit kemudian

hokuto dan wataru sudah sampai di suatu tempat yang tidak dikenal hokuto. ia melihat bahwa wataru sudah memegang sebuah tali sling (entah apa namanya itu, aku lupa namanya) dan sedikit menarik-narik tali tersebut. karna rasa penasaran yang sudah terlalu tinggi, hokuto memutuskan untuk bertanya pada wataru

"buchou, apa yang mau kau lakukan dengan tali itu?"

"hm hm~ kau mau tau hokuto-kyun?"

'perasaanku kok mulai gaenak ini??? jangan jangan....'

tanpa menunggu persetujuan hokuto, wataru sudah menarik tangannya dan menggendong hokuto di pundaknya. setelah memastikan hokuto tidak akan terjatuh, wataru memegang kuat tali tersebut dan tanpa hitung mundur...

tau sendiri lah ya

.

.

.

//anggap aja dr. yang jaewon itu hokuto, yg baek kanghyuk wataru nya

"UWAAAAAAAA TURUNIN AKU SEKARANG HENTAI KAMEEEEEEEEEEENNNNNNNN!!!!!!!!"

"AMAZINGGUUUU!!!!!!! SUBARASHIIIIIIII!!!!!!!"

yap, wataru langsung loncat dari helikopter itu menggunakan tali yang ia pegang tadi sambil menggendong hokuto dipundak kanannya. yang digendong jelas jelas kaget setengah mati. bisa bisanya ada orang yang turun dar helikopter yg masih mengudara pake tali, sambil gendong orang lagi. karna terlalu syok dan kaget, begitu sampai di tanah hokuto langsung muntah pelangi

hokuto kehilangan kharisma dan kegantengannya

begitu hokuto sudah merasa baikan, ia berbalik badan dan melihat bahwa wataru sudah naik lagi keatas helikopter dan pergi meninggalkannya. hari sudah mulai gelap, dan hokuto hanya sendirian di tempat itu. ia tidak membawa senter ataupun alat penerang lain, batre ponselnya pun sekarat dan mungkin tak akan cukup bila dipakai sepanjang perjalanan

sekilas, ia melihat sebuah jalan yang penuh dengan cahaya hijau kebiruan. ia coba mendekat dan melihat lebih jelas cahaya itu. rupanya, itu adalah sebuah batu yang dicat dengan cat yang bersinar dalam gelap. hokuto terus menyusuri jalan setapak yang dipenuhi batu bercahaya tersebut hingga ke ujung

begitu sampai di ujung jalan, hokuto sampai di sebuah pantai yang sepi dan tenang. saking sunyi nya, hokuto bisa mendengar dengan jelas suara debur ombak yang mengenai bibir pantai. ia melihat ke sekeliling barangkali ia bisa mencari pertolongan

di kejauhan, hokuto bisa melihat seseorang sedang berdiri disana. orang itu berdiri membelakangi hokuto sehingga ia tak melihat keberadaaan dirinya. meski tak terlihat wajahnya, namun hokuto bisa mengetahui bahwa orang itu adalah orang yang sangat ingin ditemuinya saat ini

"kirisawa!!!"

hokuto segera berlari menuju  tempat sang gadis berdiri. rena yang menyadari keberadaan hokuto mulai panik dan ikutan berlari menjauhi hokuto. ia yang menyadari bahwa rena semakin menjauh terus mempercepat langkahnya dan terjadilah kejar-kejaran antara mereka berdua. di pantai yang sunyi diiringi suara debur ombak, dibawah sinar bulan purnama yang menenangkan jiwa, hokuto dan rena terus saja berlarian hingga akhirnya hokuto berhasil menangkap tangan rena

"kirisawa...tolong dengarkan aku dulu" kata hokuto dengan nafas terengah-engah. rena memalingkan wajahnya dari hokuto dan masih terlihat kesal. meski begitu, ada sedikit raut wajah sedih pada wajahnya yang terlihat oleh hokuto. meski ia masih tak percaya pada hokuto, namun rena mencoba untuk mendengarkan apa yang ingin hokuto dengarkan kali ini

"baiklah, aku akan mendengarkanmu. tapi sebelum itu..."

tanpa jeda lagi, rena segera meninju perut hokuto sekuat tenaga dengan sikunya. yang ditinju jelas sangat menderita. tadi sudah muntah karna ulah mantan ketua klub nya, sekarang ia harus merasakan sakit di perut karna disikut pacarnya

*added to list "penderitaan hokuto"

- ditabok pacar di pipi

- kena mental 3 kali oleh kouhai pacarnya

- pala benjol karna kejedot lantai

- kena tabok bapak sendiri

- di tarik keatas helikopter

- jatuh dari helikopter dengan posisi digendong wataru

- kena sikut pacar sendiri

//banyak juga ya

back to the story

saat ini, rena sedang berdiri berhadapan dengan hokuto. ia terus menatap tajam kearah hokuto yang malah menunduk sambil menunjukkan raut muka bersalah. ia diam selama beberapa menit sampai akhirnya ia membuka suara. "kirisawa, maaf kalau alasanku putus denganmu waktu itu sangat nggak logis. aku tau aku terlalu mementingkan karierku di TRICKSTAR, kau pasti berpikir aku terlalu egois. aku benar-benar minta maaf, kirisawa. kau boleh saja meninju atau menamparku sesuka hatimu, tapi tolong jangan membenciku"

"kumohon kirisawa, tolong maafkan semua perbuatanku dulu"

rena menatap kesal kearah hokuto, terlihat juga matanya sedikit mengeluarkan bulir-bulir bening. sesungguhnya ia ingin memaafkan semua kesalahan hokuto, namun di sisi lain ia masih tak percaya semua ucapan hokuto. "aku masih tak percaya denganmu!"

hokuto yang tak menyangka bahwa rena lebih membencinya dari yang ia kira. ia menunjukkan ekspresi kaget lebih dari dirinya yang biasanya. "aku sungguh-sungguh kirisawa. aku benar-benar menyesal. aku..."

"aku sangat sangat menyukaimu. jadi tolong.....tolong jangan membenciku seperti ini"

"buktikan kalau kau menyesal dan sungguh menyukaiku"

"wakatta"

hokuto mendekat dan menghapus jarak diantara dirinya dan rena. ia memeluk pinggang rena dan membuatnya wajah mereka hanya menyisakan beberapa senti satu sama lain. Lalu....

Cup

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir rena. Tidak lama, namun itu sukses membuat jantung rena berteriak seperti orang kesurupan. Wajahnya berubah jadi semerah tomat karna ciuman dari hokuto. Hokuto sendiri mundur selangkah dari tempatnya semula dan menutupi wajahnya yang lebih memerah dengan satu tangan

"Su-sudah kan, kini kau percaya padaku?"

"U-uhm, a-aku percaya"

"..." -///-

"..." °///°

Keheningan mulai mengambil alih suasana saat ini. Baik rena maupun hokuto sama sama tak ada yang berani bicara. Wajah hokuto sudah tak semerah sebelumnya. Ia mendekati rena dan langsung memeluknya erat seolah tak ingin kehilangan dirinya lagi

"Tolong, jangan jauhi aku lagi. Aku sadar hidupku terlalu hampa karna kau terus terusan menjauhiku. Mau kan balikan lagi seperti dulu, rena?"

"RE-?!"

Lama lama berada di dekat hokuto nggak baik bagi kesehatan jantung rena saat ini. Ia berusaha melepaskan pelukan Hokuto secepat mungkin, tapi hokuto malah mempererat pelukannya

Setelah beberapa saat, hokuto mulai melepaskannya dan ganti menggenggam kedua tangan rena. Ia mengembangkan senyum tipis dan menatap rena dengan perasaan bahagia

"Jaa..."

"Rena...."

"Maukah kau menjadi pacar- ah tidak"

"Maukah kau menjadi tunanganku?"

Rena diam sejenak, dia masih memikirkan apakah harus menerima lamaran hokuto atau tidak. Selang beberapa menit kemudian, ia sudah memutuskan dan segera mengatakan keputusan nya

"Iya, aku mau kok, hokuto-kun"

setelah mengatakan itu, rena melingkarkan tangannya di leher dan memeluk hokuto. hokuto yang juga sama bahagianya ikut memeluk rena. ia menenggelamkan wajahnya di leher rena dan memejamkan mata seolah berhasil mendapatkan kembali rena

di tempat yang tak jauh dari pantai itu

"huwaa~ akhirnya jadi happy ending ya. aku nggak nyangka hokke-senpai bener-bener bucin ren nee-chan sampe segitunya. bahkan rela ditabok biar dimaafin gitu ya" kata fafa dengan nada jahilnya yang biasanya

"apa perlu aku juga begitu ya? fafa, mau kayak gitu juga nggak?"

"oh~ jadi kau mau kubuatkan bekal terong tiap hari~?" ^^

"a-ah...nggak jadi deh" kata chiaki dengan wajah pasrah. baginya, terong buatan pacarnya jauh lebih menyiksa daripada ditabok di wajah. "maa, kuharap mereka berdua tetap seperti ini dan lovely-dovey selamanya"

the end 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro