Hospital - Part 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Hailey menatap laki-laki paruh baya di hadapannya tanpa berkedip. Semua kalimat yang keluar dari mulut laki-laki itu seperti deburan ombak di pantai, tidak ada satupun yang terserap oleh Hailey.

"Kami harap Anda dapat mempertimbangkan saran kami."

Hailey mengerjap-ngerjapkan matanya. Pandangannya kembali memusat pada laki-laki bersneli di hadapannya. Seorang laki-laki dengan senyum ramah yang memakai kacamata berbingkai kotak.

"Terima kasih, dok. Saya ...."

"Saya mengerti apa yang kamu rasakan sekarang. Sebaiknya untuk pertemuan selanjutnya Anda didampingi seorang kerabat." Laki-laki itu memotong kalimat Hailey.

Hailey kembali menelan bulat-bulat apa yang hendak dia ucapkan. Kalimat terakhir dokter sudah jelas. Ini bukanlah pertemuan terakhir. Masih ada pertemuan selanjutnya.

Tanpa banyak kata, Hailey bangkit dari duduknya. Dia hanya menundukkan kepala dan keluar dari ruangan itu. Yang dibutuhkan perempuan itu sekarang hanya satu. Udara segar. Perempuan itu merasa sudah terlalu banyak menghirup desinfektan.

***

"Menurut kami, gejala yang Anda ceritakan ...."

"Hal ini bisa didteksi sejak awal, jika Anda ...."

"Menurut kami, kesempatan hidup Anda ...."

"Dengan perawatan yang tepat, Anda ...."

Seperti radio rusak, setiap kalimat dari dokter terus saja berulang di telinga Hailey. Perempuan itu tidak berani untuk mengangkat wajahnya. Dia terus menelungkupkan wajah di antara tangannya.

"Sebaiknya Anda didampingi seorang kerabat."

Satu kalimat terakhir dari dokter itu membuat perempuan itu mengusap wajahnya dengan kasar.

Kerabat adalah satu hal yang dia inginkan paling akhir dalam hidupnya. Seandainya saja memang ada yang bisa dia sebut kerabat. Paman. Bibi. Sepupu. Apapun saja, itu boleh. Namun, tentu saja itu adalah permintaan yang konyol. Permintaan yang tidak akan pernah bisa dipenuhi.

Tumbuh besar di panti asuhan tentu saja membuatnya memiliki banyak paman dan bibi. Tapi tidak ada satupun yang bertalian darah dengannya. Hal yang membuatnya merasa istimewa karena memiliki kerabat y ang dapat diandalkan.

Setelah sendirian sejak kecil, kini Tuhan memilihnya untuk mengambil kesempatannya menikmati hidup.

Menikmati hidup? Seandainya memang itu yang dia jalani sekarang.

Dering telepon membuat Hailey tersadar dari lamunannya. Secepat kilat dia mengambil ponsel dari dalam tas dan mengankat panggilan itu.

"Baik, Mam. Saya akan segera berangkat."

"Bukankah ini sudah jadwalmu?"

"Ya, saya sudah minta izin datang terlambat sore ini."

"Tapi, kamu hanya meminta izin setengah jam. Ini sudah lewat dari waktu izinmu."

"Baik. Saya mengerti."

Sambil mengembuskan napas, Hailey kembali menutup panggilan telepon. Dia bangkit dari duduk. Tidak ada seorang pun di sekelilingnya yang terlihat peduli dengna raut wajahnya sekarang. Mungkin memang tidak ada yang akan merasa kehilangan dirinya jika dia mati nanti.

"Hidup Anda kurang lebih enam bulan lagi."

Enam bulan. Itulah waktu yang dia miliki sekarang. Tidak ada gunanya dia menangisi hal yang tidak dia punya sebelumnya. Kalau sekarang dia memiliki batas waktu, maka yang perlu dia lakukan adalah menggunakannya dengan sebaik mungkin.

Seperti sekarang, dia harus pergi ke satu tempat secepatnya. Satu tempat yang paling dia sukai di dunia ini. Tempatnya bisa menghabiskan waktu tanpa beban. Symphony Music School. Tempatnya mengajar piano, salah satu tempatnya mencari uang selain menjadi guru sekolah dasar.

Hailey menengadahkan kepalanya. Bibirnya tertarik ke atas melihat langit London yang bebas dari awan. Sepertinya dia memang harus menghadapi hal ini dengan sesuatu yang baik. Bukan dengan penyesalan.

Tidak boleh ada penyesalan dalam hidupku. Tidak satu penyesalan pun.

*** 



Bogor, 06 September 2022


Jangan lupa mampir juga ke lapak temen-temen di bawah ini.

Menjadi perempuan tidak pernah mudah. Itulah yang menjadi pergolakan Putri Jawa di ceritanya dee.


Keluarga merupakan penggerak cerita dari Broonaw. Sama seperti judul ceritanya.


Sementara itu dunia isekai kali ini kembali membawa tokoh dunia novel. Kali ini justru penulisnya yang harus menulis ulang cerita karena ia menjadi tokoh di novel itu. Cek ke akun bluebellsberry sekarang juga.

Menjadi penulis memang rentan berhadapan dengan kehidupan dunia novel. HAl yang sama juga dialami oleh tokoh utama dari karakter yang ditulis oleh duo romance author kesayangan The WWG. Waktunya melipir ke WidiSyah.

Tidak hanya novel, webtoon juga bisa menjadi ajang yang bisa dimasuki para tokoh utama untuk mengubah kehidupannya. Kali ini si tokoh utama malah membawa salah satu bumbu dapur khas Indonesia, kalau nggak percaya baca deh karyanya author_ryby.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro