Rendezvous - Part 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tanpa sempat menutup mulut, Hailey terus saja membaca apa yang ada di balik kaca. Perempuan itu tidak peduli dengan pasangan yang juga sama-sama membaca apa yang ditekurinya. Pandangan matanya tidak juga lepas menelusuri tiap baris di dalam surat-surat yang terpajang di depannya.

"Ughh, ini sangat manis."

Hailey melirik ke sebelah kirinya. Pujian yang meluncur dari mulut gadis di sebelahnya diucapkan terlalu kencang. Tidak hanya Hailey yang melirik gadis itu.

"Sssstt!"

Desisan yang meminta untuk tidak berisik itu tentu saja dikeluarkan dari orang-orang yang juga asyik membaca surat di balik kaca.

Setelah gadis dan pacarnya itu menyingkir karena malu, Hailey kembali meneruskan bacaannya. Dia baru saja menyelesaikan surat ke sepuluh dari lima belas surat yang terpajang.

"Sepertinya Anda benar-benar tertarik dengan apa yang terpajang?"

Hailey mengalihkan pandangannya. Dia melihat seseorang berdiri di sebelahnya.

"Anda berbicara dengan saya?"

Orang tersebut mengangguk sambil tersenyum. "Hanya Anda satu-satunya pengungjung yang saya lihat menikmati galleri inis endirian."

Hailey menegakkan punggung. Dia mengubah posisi berdirinya sehingga bisa menatap langsung orang tersebut. Tanpa ragu perempuan itu menatap orang di depannya dari atas ke bawah. Berpakaian setelan resmi berwarna biru gelap membuat orang ini terlihat berwibawa. Sapuan riasan tipis di wajahnya mengaburkan pandangan Hailey tentang jenis kelamin orang yang berdiri di hadapannya. Rambut berwarna putih dengan potongan man bun, membuat Hailey ragu bagaimana dia menyapa orang di depannya.

Hailey berdeham sebelum berkata, "Ya. Saya tidak menyangka ternyata museum mau memajang hal ini."

Orang itu tertawa lirih. "Tentu saja pihak museum tidak akan mau. Tapi karena pihak kami yang menjadi investor di gallery ini, mau tak mau museum harus setuju."

"Owh." Hailey tanpa sadar menutup mulutnya dengan tangan.

"Perkenalkan saya Adniel. Perwakilan dari Isekai Corp."

Oh, rupanya pria, batin Hailey.

"Isekai Corp?" tanya Hailey.

"Ya. Kenapa?"

"Saya tidak pernah mendengar nama itu," aku Hailey. Dia merasa aneh mendengar nama perusahaan yang mensponsori museum untuk membuka galleri yang sedang dia kelilingi itu.

"Ah, sebenarnya perusahaan kami bergerak di berbagai bidang."

"Lalu, kenapa harus museum?" Hailey merasa penasaran. Entah karena nalurinya sebagai pengajar atau hanya sekadar memuaskan rasa ingin tahu.

"Kenapa tidak?" tanya Adniel balik. "Lagipula ternyata galleri ini tidak gagal. Banyak yang mau berkunjung ke museum justru setelah galeri ini dibuka."

Hailey melihat sekelilingnya. Dia tidak menampik dengan apa yang diucapkan Adniel. Galleri ini cukup banyak pengunjung. Bahkan mungkin lebih banyak dibanding galeri lainnya.

"Ya, setidaknya mereka masih menyukai hal-hal berbau romansa," komentar Hailey.

Adniel menatap Hailey yang kembali menatap surat-surat yang terpajang.

"Anda tidak menyukai romansa?"

Hailey menoleh sekilas lalu kembali memusatkan padangannya pada surat terakhir.

"Entah," kata Hailey, "saya hanya merasa isi surat-surat ini sangat menyentuh."

"Hanya itu?" tanya Adniel tak percaya. "Sebagian pengunjung yang sudah membaca surat-surat ini, tidak hanya tersentuh. Mereka merasakan cinta dari pasangan ini."

Hailey tersenyum mendengar bagaimana Adniel membanggakan surat-surat yang dibacanya.

"Aahhh, atau jangan-jangan Anda tidak memiliki romansa dalam kehidupan Anda?"

Senyum Hailey semakin terkembang mendengar tebakan Adniel yang tepat sasaran. Tapi dia sama sekali tidak membenarkan ataupun menyanggah.

Pikiran Hailey kembali teringat pada satu permohonan terakhir dalam daftarnya. Menghabiskan waktu bersama orang yang tercinta.

Seandainya memang ada yang bisa mendampingiku hingga akhir waktuku

*** 


Bogor, 10 September 2022



Benarkah ada sahabat sejati? pemeran utama di cerita Kak refyura juga sedang mencari tahu hal ini. 

KEsempatan untuk bisa hidup yang sederhana tentu saja nggak akan dilewatkan. Apa iya begitu? Kak yappleich justru mengajarkan hal baru tentang kesempatan kedua.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro