10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tak terasa waktu ulangan semakin dekat. Seolhyun dan Jungkook masih nggak tahu Minji kenapa tiba-tiba berubah. Tapi, ada efek baiknya juga. Sekarang, mereka udah mulai suka ngerjain pr sendiri di rumah dan mulai banyak nyatet di buku tugas seperti Minji. Yah, itung-itung biar ikutan pinter. Masa Minji doang yang jadi pinter?

Kegiatan Taehyung yang menjadi tutor juga masih berjalan. Dia cukup seneng dan puas ngeliat kemajuan Minji beberapa hari ini. Tuh anak emang aslinya pinter. Cuma sayang aja, males.

"Nah, lo udah ngerti?" tanya Taehyung yang baru aja menjelaskan tentang materi belajar mereka. Minji menoleh sebentar selagi dia mencatat.

"Belom terlalu sih. Tapi, gue bisa ngerjain soal-soal latihan yang masih belom gue coba kerjain. Lagian, contohnya udah ada kan?" tanya Minji yang telak menatap Taehyung. Cowok itu tiba-tiba sedikit grogi melihat binar mata Minji dengan jernih untuk pertama kalinya. Tanpa tatapan tajam atau kernyitan di dahi, pokoknya netra yang tengah menatapnya kali ini cukup membuat kerja jantungnya menjadi dua kali lebih cepat.

"A-ada kok, di kertas satu lagi," kata Taehyung sambil menyerahkan kertas soal yang ada di atas meja. Minji membacanya sebentar kemudian mengangguk.

"Oke, kalo gitu gue pulang dulu, ya? Semoga sukses untuk ujian besok."

Minji sedikit meregangkan badannya ketika selesai belajar, dia mengangguk dan mengantarkan Taehyung sampai depan pagar.

"Semoga sukses juga buat lo, Tae," ucap Minji kepada Taehyung yang sudah berada di atas motornya. Ketika sedikit lagi Taehyung ingin pergi, Minji berteriak sambil melambai ke arahnya.

"Hati-hati, Taehyung. Dan makasih ya!"

Taehyung hanya membalas melambai karena dia sudah mengendarai motornya. Di balik helm fullface nya itu, senyum sudah terukir seiring dengan degupan jantungnya yang menggila.

Sementara Minji masih terpaku menatap kepergian Taehyung. Dia memegang pipinya sendiri karena merasa panas setelah mengatakan hal itu.

"Duh, kenapa nih gue?" gumam Minji pelan.

~

Ulangan harian berjalan dengan lancar bagi Minji. Meskipun ada beberapa bagian yang dia lupa caranya, dia tetep positif kalau hasilnya kali ini gak bakal jelek-jelek banget kayak sebelumnya.

Seolhyun juga nggak terlalu mengeluh seperti biasa. Berkat sifat Minji yang berubah jadi rajin, sebagai sahabat deketnya, dia gengsi jika dodol sendirian. Makanya dia mulai belajar sedikit-sedikit, biar gak ketimpa banget kalo semisal Minji jadi pinter banget nanti.

"Lo masih utang cerita sama gue," kata Seolhyun ketika mereka masih ngantri makanan di kantin. Minji tersenyum, sambil menyibakkan rambutnya.

"Gue lupa mau cerita sama lo. Pulang sekolah, ke rumah gue aja. Ajak Jungkook sekalian."

Seolhyun tiba-tiba jadi diem ketika nama Jungkook disebutin. Perubahan tak biasa ini membuat Minji mengerutkan keningnya.

"Lo kenapa sama Jungkook?"

Seolhyun mengambil baki makan siangnya sambil mengedikkan bahu.

"Gue ceritain nanti aja pas di rumah lo. Sekarang gue laper banget, mau makan!" ujar Seolhyun memeletkan lidahnya. Minji berdecak kesal karena ulah temennya itu. Tapi tidak memaksa dan akhirnya memilih untuk makan dalam diam.

Taehyung sedang berada di ruang guru. Biasa, dia memaksa melihat duluan hasil ulangan harian. Terutama kelas Minji. Dia tersenyum lega ketika melihat semua nilai Minji cukup memuaskan.

"Ternyata kamu memang bisa diandalkan, Nak," kata Pak Leeteuk sambil menepuk punggung Taehyung beberapa kali. Taehyung hanya tersenyum menanggapinya.

"Nggak Pak, saya hanya membantu sedikit. Lagian kalau mau berubah kan tergantung dari Minjinya juga."

Pak Leeteuk mengiyakan, dia bangga kepada Taehyung. Padahal dia nggak tahu aja kalo dibalik itu semua ada harga yang dipertaruhkan. Mengingat hal itu, Taehyung jadi tersenyum miring. Kayaknya Minji nggak mau banget deket-deket sama dia, atau bahkan pacaran sama dia.

"Baiklah kalau begitu. Kamu udah terima surat?"

Taehyung sedikit mengernyit. "Surat apa ya, Pak?"

"Surat undangan beasiswa. Kamu katanya mau kuliah di luar negeri kan?"

Taehyung ingat kok semua itu. Betapa menggebu-gebu dia belajar selama ini. Karena dia mau kuliah di Harvard. Ke Universitas unggulan, yang reputasinya menyebar ke seluruh dunia. Tapi, itu jauh sebelum kenal sama Minji. Ketika hatinya tercatut dengan adik kelas itu, entah kenapa ada sesuatu hal yang membuatnya ragu untuk berjauhan dari tanah air.

Taehyung pada akhirnya menanggapi. "Ya, Pak. Saya akan pikirkan itu lagi nanti. Yang penting, saya harus fokus dengan Minji, seperti yang bapak amanatkan ke saya."

~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro