Bagian 13 | Lead a cat and dog life ✓

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sorry for typo
~Happy reading~

"Tidak semua yang kita lihat dan dengar merupakan sebuah fakta. Adakalanya, fakta itu tersembunyi dibalik waktu yang belum tepat."
~Twin's

Napasnya tersengal ketika masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah menjadi basecamp mereka berempat, rumah Kiyo.

"Telat satu jam, dari mana lo?"

Akio adalah orang yang paling tidak suka dengan kebiasaan Ziyad yang selalu datang terlambat. Karena meskipun sepele, justru hal kecil seperti itulah yang dapat menjadi masalah dalam persahabatan.

Ziyad mengambil napas sejenak dan membuangnya perlahan, berusaha untuk dapat menetralkan pernapasannya. "Ada janji lain," ucapnya dengan santai.

Kiyo hanya menatap Ziyad sekilas, sementara Akio sudah memicing matanya curiga. "Hal apa yang bisa buat lo lebih milih buat bikin janji temu sama dia?"

"Bukan kaya yang lo pikirin!" tegas Ziyad menekankan setiap kata yang dia ucapkan.

"Gue ada janji temu sama Shana tadi," jujur Ziyad yang semakin memicu Akio menatap nyalang padanya dan urat-urat pada lehernya mulai mengerat.

Akio menarik kerah Ziyad dan menatap berang pada sahabatnya itu. "JADI HANYA KARENA CEWEK SIALAN ITU LO GAK NGEHARGAIN ACARA SAHABAT LO, HUH!"

Ziyad yang juga ikut tersulut emosinya ikut mencengkeram balik kerah Akio. "JANGAN SALAH LO! DIA BUKAN CEWEK GAMPANGAN KAYA CEWEK-CEWEK LO ITU TAI!"

"BRENGSEK LO!"

BUGH BUGH

Pukulan telak berhasil Akio berikan pada rahang atas Ziyad. "Bangun lo!" titahnya pada Ziyad yang sedang mengelap sudut bibirnya yang mulai berdarah.

Tangan Ziyad bergetar hebat saat melihat darahnya sendiri, rasa pening serta nyut-nyutan yang menghantam kepala serta rasa mual yang tiba-tiba hadir, berusaha untuk Ziyad tahan.

Kiyo bukan tidak mau melerai mereka, hanya saja kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Ziyad dan Akio memang selalu silih paham dan pada akhirnya keduanya pasti akan berbaikan.

Kiyo hanya menghela napas lelah. Setelah persiapan untuk pertemuan Ayu dengan Celio yang cukup menguras pikirannya, kini dia dihadapkan dengan situasi seperti ini. Ryuga yang melihat Ziyad dan Akio kembali bertengkar hanya karena masalah sepele mencebik kesal.

Sepertinya Akio belum puas untuk menghajar wajah Ziyad yang sudah memar. Akio berjalan mendekati Ziyad yang masih beringsut, menjaga jarak darinya.

"Dengar ya, gue gak mau ngelawan lo. Gue juga gak mau nyakitin lo," peringat Ziyad karena dia juga sudah mati-matian melawan emosinya.

Ziyad berusaha untuk tidak kembali memberikan perlawanannya, karena tidak mau melukai sahabatnya.

Ryuga mencekal lengan Akio yang masih dikuasai oleh amarah. "Bukan masalah besar, Yo. Di sini, gue sama Kiyo yang punya acara, gak masalah sama Alta. Jadi lo gak harusnya kaya gini." Ryuga berusaha merangkai kalimatnya agar tidak terlalu menyinggung Akio yang masih emosi.

"Jadi yang lo maksud itu, gue gak ada gunanya gitu, berbuat kaya gini?"

"Bukan, tapi, Yo. Gak ada manfaatnya lo kaya gini."

"TAPI SI BRENGSEK ITU LEBIH MILIH ACARANYA SAMA CEWEK NAIF ITU, KETIMBANG ACARA KELUARGA LO! DIA EGOIS RYUU!" Bentak Akio.

"DIA BUKAN TIPE CEWEK YANG ADA DIPIKIRAN LO! JANGAN SAMAKAN DIA SAMA CEWEK-CEWEK LO, SIALAN!"

Ziyad kembali emosi karena Akio terus saja memojokkan Shana dan menyamakannya dengan perempuan yang selalu Akio pacari.

Karena cara baik-baik belum berhasil melerai keduanya, Ryuga tidak punya cara lain lagi. Terlebih lagi pikirannya sekarang sedang mumet.

"LO BERDUA DIEM, SAT! BANYAK BACOT MULU! GUE PUSING DENGERNYA. CAPEK!"

Ryuga menatap Ziyad dan Akio secara bergantian. "Buat lo, berhenti marah-marah gak jelas! Ini gak akan berakhir, kalo lo terus aja emosi," ujarnya pada Akio yang berdecih padanya.

Kemudian Ryuga menoleh pada Ziyad. "Dan buat lo juga, kalo emang punya acara atau janji apapun itu. Lo punya ponsel kan? Bisa kali, hubungi sahabat-sahabat lo kalo seandainya lo bakalan telat hadir, kan? Jangan buat kita berpikiran macam-macam hanya karena sikap lo yang kaya gini."

Hening. Baik Ziyad, maupun Akio dan Ryuga berusaha untuk merendam amarahnya masing-masing. Kiyo datang dengan sebuah nampan berisi cofe dingin buatannya.

"Sini buat yang panas, ngadem dulu!" serunya yang berhasil mencairkan suasana tegang. Keberadaan Kiyo memang dapat diandalkan pada situasi seperti ini.

•×•×•×•

Pukul sembilan lebih tiga puluh menit adalah waktunya mereka untuk berpamitan pulang. Karena jalanan pasti sudah sepi jika sudah melebihi jam sembilan malam.

Saat mereka bertiga-Ryuga, Akio dan Ziyad-mengendarai motor masing-masing, ditengah jalan raya yang lumayan lenggang, sebuah dering diponselnya membuat Ziyad memarkirkan dulu motornya di tepi jalan.

Hal yang sama pun dilakukan oleh Ryuga dan Akio, saat melihat Ziyad yang menepikan motornya di sisi jalan.

"Kenapa, Ta?"

Ziyad yang sudah mendapatkan sebuah kabar yang membuatnya merasa sukar bernapas dengan baik, dia menoleh pada Akio dan Ryuga. "Kalian cabut duluan aja, gue ada keperluan urgent. "

"Keperluan apalagi di jam sekarang?" teriak Akio, dia paling tidak suka dengan Ziyad yang selalu saja mengutamakan kepentingan orang lain. Padahal dia juga tahu, Ziyad memiliki kesibukan lain.

Setelah mentarter motornya, Ziyad pamit pada Ryuga dan Akio. "Duluan!" seru Ziyad.

Akio melihat Ziyad yang hendak berbelok ke arah yang berlawanan dengan arah rumahnya. Akio sempat mensejajarkan motornya di samping laju motor Ziyad. "Mau kemana lo?" tanya Akio dengan berteriak.

Deru angin malam yang menerpanya, memicu Akio berteriak saat bertanya pada Ziyad, hal itu memungkinkan suaranya jadi terendam. Bahkan, bisa saja tidak terdengar, jika dia bertutur kata dengan pelan.

"Shana."

Akio mengatupkan bibirnya, kala mendengar nama itu kembali disebut oleh Ziyad. Dia menghentikan lagi motornya di tepi jalan. "Sepenting apa sih dia buat Alta, sampe tuh anak kaya gini," gerutunya penuh kekesalan.

Ryuga turut menghentikan motornya di samping motor Akio. "Kaya yang gak lo tahu aja. Alta emang kaya gitu, bebal dan terlalu naif untuk dikelabui sama orang-orang."

Akio mengangguk setuju atas ucapan Ryuga. "Lo bener juga, dia memang senaif itu."

"Cabutlah!" sambung Akio yang kembali menstarter motornya.

Diam-diam perasaan itu menelusup pada hati Ryuga. Hal yang sangat tidak dia sukai. Ryuga menggertakkan giginya saat dia mulai merasa kesal akan sesuatu.

Sekarang ini, Ryuga tengah kesal dengan seseorang. Bukan hanya tentang kehidupan pribadinya saja, tapi dia juga khawatir dengan kehidupan sahabatnya. Hanya karena satu orang perempuan, berhasil membuat pertengkaran antara Akio dan Ziyad. Tak ayal, itu membuat Ryuga tidak bisa melupakan kejadian tadi.

Mungkin melupakan kejadian yang telah berlalu, ada benarnya. Tapi bagi Ryuga, kejadian tadi, bisa saja menjadi sebuah peringatan akan sesuatu yang mungkin akan terjadi lebih berat daripada kejadian tadi.

Dan mulai sekarang, Ryuga akan selalu mengingat Shana. Sebagai orang yang pantas untuk ditandai sebagai orang yang berpotensi merusak persahabatannya.

"Lihat aja apa yang bisa gue lakukan buat lo," lirih Ryuga yang hanya terdengar oleh hembusan angin malam.

~tbc~
©180320 tanialsyifa
[Selesai revisi tanggal 13 Juli 2020]

Note : Thank's for reading~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro