Chapter 12 : Misi Sepele

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Happy Reading^^

Keesokan Harinya.

"Apa yang dikatakan oleh Izumi-chan padamu, Teme? Katakan!" Sasuke yang sedang menyetir menoleh sinis pada Naruto yang terus merecokinya dengan pertanyaan yang tidak berguna, bahkan memanggil Sepupu tertua keduanya dengan panggilan yang tidak sopan.

Sekarang ini, kedua pemuda tampan itu sedang berada dalam Mobil Jeep yang dipinjamkan Izumi untuk membawa keduanya pergi ke Perbatasan Negara untuk mengantarkan Dokumen titipan Izumi.

"Kenapa kau diam saja, Teme? Beritahu aku!" desak pemuda pirang dengan mata biru bersinar itu pada pemuda tampan dengan wajah datar.

"Berisik kau, Dobe! Aku sedang menyetir!" jawab judes Sasuke. Dia tidak mungkin membocorkan apa yang dikatakan Izumi berdua padanya saja, bahkan Naruto yang merupakan sahabat sekaligus Rekan misi pertamanya ini.

Naruto yang tidak mendapatkan jawaban pun akhir menyerah, dia yang awalnya terus menatap wajah Sasuke kini memalingkan wajahnya ke pepohonan jalan. Sasuke yang sudah tidak mendengar suara Naruto pun tahu kalau Naruto sudah berhenti merengek dan sedang merajuk sekarang, walaupun dia tidak melihat wajah Naruto.

Mobil yang tadinya berisik itu kini berubah hening karena pemuda yang sejak tadi membuka suara kini hanya berdiam diri.

"Sasuke!" panggil Naruto lagi.

Sasuke yang mendengar lagi suara Naruto hanya bisa menghela nafas. Tampaknya anak ini memang tidak bisa diam sebentar saja, padahal Sasuke baru saja merasakan ketenangan beberapa menit.

"Ada apa?"

"Apa Izumi-chan sudah punya pacar?" mulai lagi panggilan tidak sopan Naruto.

"Seingatku sih tidak," jawab Sasuke singkat. Bodoh amat dia sama ketidaksopanan Naruto menyebut sepupunya.

"Kau bohong, ya?" Sasuke memutar bola matanya mendengar perkataan Naruto itu.

"Kalau kau tidak percaya ucapanku, kau tanya saja sendiri pada kak Izumi sana!" seru Sasuke tanpa menatap Naruto.

Naruto yang mendengar seruan kesal sahabatnya itu hanya menghela nafas.

"Apa kau kenal teman-temannya?"

"Aku tidak tahu,"

Naruto berdecak lidah. "Kau keluarganya! Masa iya kau tidak tahu tentang Izumi-chan?"

"Hubunganku dengan kakak sepupuku itu tidak sedekat hubunganmu dengan Sakura-chan, Dobe! Jangan samakan! Lagipula kak Izumi itu tidak selembut Sakura, dia juga agak cuek padaku."

.

Sakura dan Itachi memasuki Ruangan yang didominasi warna cream lembut. Seorang resepsionis memadu mereka untuk bisa sampai ke Ruangan Deidara. Jujur saja, Sakura dan Itachi memang belum pernah datang ke Perusahaan Deidara secara langsung. Ini pertama kalinya mereka datang ke cabang Perusahaan Deidara di Suna.

Sebelum Sakura dan Itachi masuk, Resepsionis itu masuk lebih dulu untuk memberitahukan kedatangan mereka berdua pada Deidara. Setelah menunggu beberapa saat, Resepsionis itu keluar dan mendekati mereka.

"Tuan Deidara meminta anda berdua untuk masuk. Permisi!" Wanita itu membungkuk sebelum pergi.

"Terima kasih." ucap Sakura sebelum membuka Ruangan. Itachi mengikutinya di belakangnya.

"Wah! Akhirnya kalian berdua datang juga!" seru Deidara menyambut mereka berdua.

"Duduklah!" seru pemuda berambut pirang panjang bermata indah. Pemuda yang sangat suka dengan kembang api dan bom.

"Senang bertemu denganmu, kak Deidara!" seru Sakura yang berlari ingin memeluk Deidara dengan ceria.

Pemuda itu pun dengan senang hati membalas pelukan Sakura dengan senyuman indah, mereka berdua memang sangat dekat. Itachi hanya duduk menatap tingkah aneh mereka berdua. Sudah sangat biasa melihat Sakura dan Deidara memulai drama pelukan mereka.

"Aku juga senang bertemu denganmu, Sakura-chan!" ucap Deidara. Sakura tersenyum pada Deidara, sebelum dirinya menoleh ke sekeliling Ruangan itu.

"Oh, ya. Mana kak Sasori? Bukannya aku sudah mengirim pesan padanya kalau aku dan Senior datang ke sini ya?" Sakura melihat ponsel yang memang sejak tadi ada di tangan kanannya.

Deidara mengerutkan keningnya menatap Sakura. "Mungkin dia sedang perjalanan atau memang tidak datang karena sibuk?" dia mengedipkan bahunya.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Sakura.

"Ada apa?" tanya Itachi yang sejak tadi diam saja.

"Kak Sasori bilang dia sedang sibuk sekarang dan akan datang terlambat, jadi dia nyuruh kita lebih dulu memulai rapatnya." ucap Sakura setelah membaca pesan dari Sasori.

Sakura merenggut pada ponselnya karena kemarin Sasori sendiri yang menyuruh untuk datang, bahkan tadi pagi dia heboh meneriaki Sakura agar cepat bangun dan ikut rapat ini. Tapi pemuda baby face itu malah datang terlambat dengan alasan sibuk.

'Huh! Tidak adil!'

Deidara tersenyum manis mendengar ucapan Sakura atas terlambatnya Sasori datang ke rapat ini.

Tapi berbeda dengan isi hatinya. 'Dasar kau Sasori sialan! Kau pagi-pagi meneriaki diriku untuk cepat bangun ke rapat, tapi kau malah terlambat datang!'

Deidara menghela nafas. "Kalau gitu gak ada pilihan lain, bukan? Kita akan rapat bertiga saja." ucapnya sambil menatap Itachi dan Sakura bersamaan. Deidara pun menarik lembut tangan Sakura untuk duduk di salah satu kursi rapat di Ruangan itu.

Deidara pun menyalakan proyektor dan membuka laptopnya. Sakura pun membuka laptop yang tersedia di atas meja dan memasangkan sebuah flashdisk pada laptop itu.


Itachi sendiri menyalakan iPad yang dia bawa.

.

"Misi ini aku berikan padamu!" seru Fugaku pada Shisui yang berdiri di depannya. Mereka berdua sedang berada di Ruangan Fugaku.

"Baik!" jawab Shisui tegas. Dia mengambil berkas misi yang Fugaku berikan lalu keluar dari Ruangan itu setelah membungkuk pada Fugaku.

Sembari berjalan di lorong, Shisui tenggelam dalam pikirannya. Dia memang memiliki niat untuk pergi ke Suna agar dapat bertemu calon tunangannya untuk pertama kalinya sebelum pertemuan Resmi mereka di pertemuan kedua keluarga. Akan tetapi, dia harus datang ke Suna dengan waktu yang lebih cepat dari niatnya karena ada misi yang harus dia lakukan.

Di berkas itu ada sebuah foto seseorang, salah satu orang yang menjadi incaran Fugaku dan Shisui diperintahkan oleh Fugaku untuk segera menangkapnya.

Beberapa anggota klan yang berpapasan padanya berhenti dan membungkukkan kepala mereka pada Shisui.

Orang itu sedang ada di Kota Suna dan sedang bersembunyi di antara warga Suna. Shisui harus segera menangkapnya...baru setelah itu dia bisa bertemu Sakura Haruno.

Wajah yang awalnya kaku itu mulai tersenyum manis ketika mengingat calon tunangannya. Tampaknya dia sudah gila!

Bahkan beberapa anggota klan Uciha yang berhenti untuk membungkukkan kepala mereka mengangakan mulut mereka karena melihat Shisui yang tampak seperti orang gila karena tersenyum tanpa sebab. Walau Shisui memang terkenal dingin, tiba-tiba saja berjalan sambil tersenyum yang entah karena apa Shisui itu tersenyum.

Sembari berjalan, Shisui mengeluarkan ponselnya dari tangan kanan karena tangan kirinya tengah membawa berkas itu. Dengan masih tersenyum dia menghubungi Izumi.

"Halo?"

"Aku akan segera ke Suna," Shisui langsung to the point.

"Apa? Untuk apa? Bukannya rencanamu itu masih tiga hari ya?" Shisui masuk ke kamarnya yang ada di Markas Klan Uciha.

"Aku ada misi dari Paman Fugaku," jawab Setelah masuk ke kamarnya, pemuda tampan itu langsung pergi ke lemari pakaian untuk mengambil tas yang biasa dia bawa untuk perjalanan serta memilih beberapa baju yang akan dia bawa ke Kota Suna.

"Misi? Kalau gitu hati-hati!"

Shisui tersenyum mendengar perhatian kecil dari Adiknya itu.

"Ah! Jangan lupa kau harus membawa baju-baju terbaikmu! Siapa tahu kau akan ketemu Sakura di sana. Atau bila perlu, kau beli baju lagi!"

"Ah, iya. Kau benar, Izumi. Aku harus menyiapkan pakaian yang bagus untuk bertemu dengan Sakura."

"Jangan lupa kabari aku kalau kau bertemu dengan calon kakak iparku itu, ya!"

"Pasti!" kini Shisui sedang berkacak pinggang untuk memilih pakaian mana yang akan dia pakai untuk bertemu dengan Sakura.

.

Hatcih!

Di tengah rapat, Sakura tiba-tiba saja bersin.

Deidara yang sedang menjelaskan posisi target mereka berhenti berbicara dan menoleh pada Sakura. Itachi juga yang tadinya fokus pada layar kini menoleh pada gadis musim semi itu.

Sakura yang sudah berhenti bersin, tampak malu ditatap kedua pemuda di Ruangan itu.

"Kau baik-baik saja, Sakura-chan?" Deidara menatap khawatir pada Sakura.

"Apa kau merasa sakit? Apa kau sedang flu?" kini Itachi yang bertanya pada Sakura.

"Tidak apa-apa, aku tiba-tiba saja bersin tidak tahu penyebabnya apa. Tapi aku tidak merasa aku sakit sedikit pun, aku sehat kok." jelas Sakura menenangkan kedua pemuda itu sambil tersenyum.

"Kita mulai saja rapatnya lagi, oke?"

.

"Kalian sudah bekerja keras hari ini. Sampai jumpa lagi!" Ino membungkukkan tubuhnya pada beberapa pegawai kantor Shasura. Mereka berpisah di parkiran kantor.

"Nona Ino juga!" pegawai-pegawai perempuan itu melambaikan tangan mereka pada Ino. Ino pun tersenyum membalas lambaian tangan mereka.

Kini Ino sedang mengeluarkan ponselnya untuk menelpon taksi online agar dapat menjemputnya. Tapi sebelum Ino menempelkan ponsel itu ke telinganya, mata Aquamarine-nya menatap mata hitam milik pemuda yang tengah bersandar pada pintu mobil dengan posisi ke arahnya.

Ino pun segera mematikan panggilannya dan mulai berjalan ke arah pemuda itu.

Pemuda berambut nanas yang sejak tadi menunggu kedatangan Ino pun membuka pintu kursi penumpang di samping kursi pengemudi dan mempersilahkan Ino untuk duduk.

"Aku sudah lama sekali menunggu kedatanganmu Putri Rapunzel." ucap pemuda itu dengan wajah datar tapi tidak dengan nada bicaranya yang terdengar seperti godaan.

Ino menatap sebentar pada wajah datar pemuda itu sebelum masuk.

"Harusnya kau menghubungiku lebih dulu," ucap Ino pada Shikamaru setelah pemuda itu duduk di kursi pengemudi.

Shikamaru tersenyum sambil mengusap rambut pirang Ino yang terawat. "Aku hanya ingin membuatmu terkejut, apakan berhasil?"

Ino memejamkan matanya menggoda sahabatnya itu. "Kau tampaknya berhasil, Tuan Nara!"

Suara tawa Shikamaru Nara kembali terdengar, dia pun menghidupkan mobil dan menjalankan mobil itu untuk mengantarkan Ino pulang.

Pemuda itu tidak tahu bahwa gadis di sampingnya tengah menahan debaran karena suara tawa riang lelaki pemalas itu.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Chapter ini dipublikasikan pada tanggal 25 Oktober 2023.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro