Chapter 3 : Dokter Uciha

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.
.
.

Happy Reading^^

Di sebuah Ruangan di salah satu Rumah sakit Pusat Konoha, terdapat seorang pemuda berjas putih tengah memeriksa beberapa kertas di atas mejanya. Jangan lupa dengan kacamata yang membuat auranya semakin maskulin.

"Dokter Uciha!" panggilan itu membuat dia menoleh pada seorang perempuan cantik yang tersenyum padanya.

"Ah, Dokter Mitarashi. Ada apa anda kemari?"

Wanita dengan rambut ungu yang dikucir satu itu memasuki Ruangan Dokter Uciha tersebut.

"Maaf telah menganggu pekerjaanmu, Dokter Uciha. Tapi saya mau menyampaikan kalau anda dipanggil oleh Ketua Direktur."

"Ketua Direktur?"

"Benar."

Itachi Uciha. Nama Dokter berambut panjang itu menghela nafasnya dan melepas kacamatanya. "Terima kasih telah menyampaikan pada saya, Dokter Mitarashi."

Wanita itu mengangguk dan segera pamit untuk keluar Ruangan.

Dokter yang masih muda itu segera membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya dan berdiri dari duduknya, lalu dia berjalan keluar Ruangan.

Dalam batin, dia bertanya-tanya mengapa dia dipanggil oleh Ketua Direktur Rumah Sakit.

Dia membalas sapaan beberapa Dokter dan Perawat yang berpapasan dengannya. Tidak lupa juga, dia menyapa beberapa pasien yang dia kenal sedang berjalan-jalan.

Dia memasuki lift untuk menaiki beberapa lantai menuju Ruangan Ketua Direktur Rumah Sakit Pusat Konoha.

.

Itachi kini telah berdiri di depan Ruangan Ketua Direktur.

"Masuklah!" suara panggilan di dalam setelah Itachi mengetuk pintunya.

Begitu Itachi masuk, dia melihat dua pria dan satu orang wanita yang duduk di meja kebesaran di Ruangan itu.

Itachi menundukkan kepalanya. "Anda memanggil saya Ketua Direktur?"

Wanita cantik paruh baya dengan tag nama 'Tsunade Senju' menganggukkan kepalanya pada Itachi. "Kemarilah, Itachi!" perintahnya dengan nada tegas. Itachi pun berjalan menuju depan meja Tsunade.

Tsunade memandang tajam pemuda Uciha itu. "Alasanku memanggilmu, adalah untuk memberitahukan tugas yang mengharuskanmu keluar Kota Konoha."

Tidak ada raut wajah terkejut, hanya wajah dingin dan datar yang ditampakkan Dokter Uciha itu.

Jiraya memangku dagunya dengan satu tangan memandang Itachi Uciha. Sementara Orochimaru hanya tersenyum tipis melihat sikap pemuda itu.

"Baik. Saya akan menerimanya, Ketua Direktur. Tapi...di kota manakah saya ditugaskan dan berapa lama?" tanyanya dengan wajah datar.

"Kau akan ditempat tugaskan ke Kota Suna. Di Rumah Sakit Pusat tempat cucu perempuanku bertugas," Tsunade dapat melihat sedikit keterkejutan pada Uciha itu.

"Di sana kau akan membantu Sakura dan aku akan tempatkan kalian dalam satu tim. Aku dengar, kau cukup berteman dekat dengan Sakura?"

"Ya, Ketua Direktur. Saya cukup dekat dengan Sakura Haruno, karena dia adalah Junior saya."

"Itu cukup baik. Kau akan berada di sana hampir seminggu." Tsunade menutup mata cantiknya. Beberapa detik kemudian, dia membuka matanya itu dan memandang tajam Itachi.

"Dan ada tugas khusus yang akan kuberikan padamu."

.

Itachi keluar dari Ruangan Ketua Direktur.

Di dalam Ruangan, Jiraya dan Orochimaru memandang Tsunade yang tengah menutup matanya dengan kedua tangan yang bertangkupan sambil menahan dagunya.

"Kau yakin akan memberikan tugas itu pada Itachi Uciha?" tanya Jiraya.

Tanpa menoleh ataupun membuka matanya menjawab. "Aku percaya penuh dengan Itachi Uciha. Aku yakin dia akan melaksanakan misi khususku ini dengan baik."

.

Di sebuah kamar VIP, terlihat seorang gadis cantik berambut biru dengan mata mirip permata putih itu sedang melukis sebuah vas bunga yang diletakkan di meja.

Dia fokus melukis bunga itu di kanvas miliknya.

Tok! Tok!

Suara ketukan pada pintu kamarnya membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.

"Ini saya, Nona Hyugga."

Hinata Hyugga. Itulah nama dari gadis berambut biru gelap itu.

"Masuklah! Dokter Itachi."

Yup. Dokter Itachilah yang mengetuk, karena saat ini adalah jadwalnya untuk memeriksa pasien-pesiennya, terutama Nona Hinata Hyugga ini. Pasiennya yang sudah lama berada di Rumah Sakit ini.

Itachi masuk dan melihat Hinata Hyugga sedang tidak duduk atau rebahan di kasur, tapi justru duduk di sebuah kursi dengan kanvas yang sudah tergambar vas bunga di depannya.

"Sepertinya keadaan anda cukup baik hari ini sampai bisa melukis, bukankah begitu Nona Hyugga?" godanya sambil mendekati pasiennya itu.

Pipi Hinata Hyugga memerah mendengar ucapan Dokter Uciha itu. "Benar, Dokter. Hari ini tubuhku lumayan baik. Jadi, selagi mendapatkan energi penuh...saya ingin melakukan aktivitas kecil seperti melukis," jelas Hinata sambil tersenyum manis pada Itachi.

"Baiklah. Kemarilah, saya akan membantu anda untuk duduk ke kasur anda. Karena saya harus memeriksa anda."

Wajah Hinata memerah ketika Dokter muda itu mendekat padanya dan membantunya berjalan menuju kasurnya. Sungguh! Dokter Itachi telah beberapa kali membantunya berjalan, tapi selama itu juga Hinata merasa jantungnya mau copot.

Itachi bukannya tidak menyadari wajah memerah Hinata, tapi dia hanya menganggap Nona Hyugga itu sedang sedikit demam atau sedang kepanasan. Lagipula hari ini memang panas.

"Saya akan memeriksa anda." Hinata hanya menganggukkan kepalanya sekali dengan malu.

Setelah selesai diperiksa, Itachi memberitahukan kondisi Hinata dengan jelas.

"Kondisi anda lumayan baik hari ini. Apa ada keluhan sakit kepala? Demam atau dingin?"

"Udara yang saya rasakan memang sedikit dingin, Dokter. Tapi selebihnya tidak ada keluhan," jawaban Hinata membuat Itachi menganggukkan kepalanya. Dia lalu menuliskan keterangan kondisi Hinata pada catatan pasien gadis itu.

"Setelah ini, perawat akan membawakan obatmu ke sini. Dan sebaiknya istirahat lebih banyak lagi," Hinata menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Dokter Uciha itu.

"Selamat seminggu, saya akan dipindah tugaskan untuk sementara waktu ke Rumah Sakit Pusat Kota Suna. Jadi, selama seminggu itu, Dokter Anko yang akan menggantikan saya untuk memantau kondisi saya." Hinata terkejut mendengar penuturan Dokter Itachi.

Sayangnya, Dokter muda itu tidak melihat wajah cantik itu terkejut dan kecewa karena dia sibuk menulis keterangan kondisi Hinata.

Dia baru menoleh pada Hinata setelah merasakan ada tarikan kecil pada ujung jasnya.

"Ada apa, Nona Hinata?"

"Apakah anda benar-benar akan dipindahkan, Dokter Itachi?"

Itachi hanya bisa terdiam melihat wajah itu menjadi sendu dan mata sebening permata itu berkaca-kaca.

Itachi iba. Terlebih lagi, dia mendengar bahwa adik kandungnya dan kakak sepupunya yang biasanya selalu datang berkunjung kini sedang ikut tur perusahaan bersama Ayahnya. Gadis itu pasti sedang kesepian, ditambah lagi dirinya yang akan dipindah tugaskan sementara selama seminggu.

"Nona Hinata. Saya hanya pergi untuk sementara waktu, hanya seminggu saja. Untuk sementara waktu itu, Dokter Anko yang akan menjadi teman anda." penjelasan lembut Itachi tidak membuat Hinata menjadi baik. Perasaannya menjadi tidak karuan karena Dokter muda itu akan dipindah tugaskan ke Kota lain. Itu berarti, dia dan Itachi Uciha tidak akan bertemu selama seminggu.

Matanya bergetar gelisah karena akan berpisah dengan Itachi.

Apa yang harus Hinata lakukan untuk dapat tetap bersama Itachi sekali pun pria itu akan keluar kota.

Untuk kali ini, Hinata ingin dirinya sembuh lebih cepat akan bisa bebas ke mana pun.

Itachi hanya menghela nafas melihat kegelisahan gadis Hyugga di depannya itu.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Dipublikasikan: 1 Febuari 2023.

Gambar by Pinterest

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro