Aligator Purba

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: William_Most (HTM) & allth_ (Fantasy)

Pagi ini warga desa bisa bernapas lega. Hari-hari penuh teror telah usai. Monster raksasa mirip reptil bermoncong panjang berhenti bergerak di lapangan bola. Sosok yang meresahkan warga; memangsa lansia, anak-anak sungai, pemancing, wanita pencuci baju; sekarang ia sudah mati dengan kepala terpenggal.

Aku yang membunuhnya.

Semalam, bersama para pria bersenjata, kami menjebaknya ke lubang galian lalu menikam di sana-sini secara brutal, sampai akhirnya kuhabisi dengan kupenggal kepalanya.

Para petugas keamanan bersama tim forensik pun memenuhi tempat kejadian perkara dan menanyakan beberapa hal.

"Kemungkinan monster reptil ini berasal dari pedalaman sungai yang tidak tersentuh peradaban. Bisa saja masih ada beberapa makhluk lain di luar sana yang berkeliaran, tetapi kami pikir semuanya sudah aman," begitu kata polisi.

Namun, ada yang aneh. Monster yang dikatakan hidup sejak zaman purba itu, ternyata lemah. Tidak sekuat yang diketahui, berkekuatan ratusan tank.

Berdasarkan hasil analisis, ada banyak bekas luka di dalam perut monster itu, tercetak lebih dari satu hari yang lalu, begitu mengerikan mirip buatan cakaran yang memanjang.

Dapat diperkirakan selama di dalam perut, para korban yang masih hidup setelah ditelan bulat-bulat dan hanya diputus kakinya, mereka mencabau dan menuris dinding usus sang monster sampai terobek lebar, kemudian berharap bisa selamat walau tahu maut sudah sedia menjemput sebelum jalan keluar tercapai.

Buaya putih yang hingga saat ini masih diragukan oleh beberapa orang tentang keberadaannya itu bukan hanya mitos semata. Kehadirannya yang sangat misterius membuat sebagian orang mengira makhluk itu hanyalah hayalan beberapa orang. Konon sang raja reptil itu tinggal di sungai keramat yang menjadi tempat tenggelamnya seorang anak.

Dari beberapa tulang tengkorak yang ditemukan pada usus besar sang reptil, tim forensik mengira bahwa kurang lebihnya ada lima orang ditemukan yang telah di cernanya. Tiga tengkorak manusia yang masih utuh, serta dua lainnya yang sudah tidak karuan bentuknya.

Rasa puas nan bangga karena telah berhasil menangkap makhluk besar yang meresahkan semua warga desa membuatku merasa menjadi pahlawan, walau kami tetap harus berwaspada karena diperkirakan reptil ini bukan satu-satunya di desa.

Setidaknya kini para warga dapat sedikit beraktivitas dengan bebas tanpa memikirkan ancaman dari monster ganas itu. Terutama para petani yang hampir setiap harinya mereka beraktivitas diluar rumah, apalagi letak sawah yang berdekatan dengan muara sungai membuat para petani sangat was-was akan terjadinya hal buruk yang menimpa mereka.

Walau begitu kami tetap melanjutkan pencarian untuk mencari beberapa buaya lainnya, sebelum sang raja reptil itu ditemukan. Muara sungai sangat luas dan kendaraan iklim yang tidak dapat diprediksi membuat kami kewalahan untuk melakukan pencarian.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro