Bad virus

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: PatriciaAnggi (Science Fiction) & jhounebam (Teenfict)

Seorang lelaki berpakaian outih, diikuti beberapa anak buahnya. Dia memasuki ruangan dengan sel-sel kaca.

Di dalamnya terdapat orang-orang yang berkelakuan beringas layaknya zombie.

Prof. Tama, lelaki itu menuju ke depan sebuah sel yang diisi dengan manusia-manusia yang masih berkelakuan normal.

Dia memasuki sel itu dan seorang anak buahnya menangkap salah satu wanita. Wanita itu dibaringkan di atas brangkar. Kedua tangan dan kakinya ditahan oleh logam baja.

"Jadi, sudah siap disuntikkan?" tanya profesor Tama.

"Siap, Prof."

Wanita itu meronta-ronta. Namun sudsh terlambat, lehernya telah disuntikkan. Setelahnya, dia berubah menjadi zombie-zombie seperti sel lain.

Suntikan masih tersisa banyaj di koper. Prof. Tama tersenyum.

"Siapa kelinci percobaan selanjutnya?"

“Apakah Prof ingin menyuntik sisa manusia yang lain?” salah satu anak buahnya bertanya.

“Nanti. Kalian pindahkan wanita itu ke sel zombie,” perintahnya tegas.

“Baik, Prof.”

Dengan APD lengkap, dua anak buah Prof Tama mendorong brankar wanita tadi menuju sel di depannya. Wanita itu bergabung dengan zombie-zombie lainnya.

“Sisanya kalian urus. Suntik mereka semua dan masukkan ke sel depan.”

“Baik, Prof.” Setelah berkata seperti itu, semua anak buah Prof Tama melakukan tugasnya. Manusia-manusia normal itu seketika berubah menjadi zombie yang mengerikan. Perubahannya sangat cepat. Kemudian mereka bergabung bersama zombie yang lainnya. Rencana Prof. Tama sudah berjalan 97% dengan pasukan zombie itu.

Drrt.. drrt… Ponsel Prof. Tama bergetar, menandakan adanya telepon masuk.

“Bagaimana? Sudah semua?” tanya seseorang diujung sana.
“Tenang saja, sedikit lagi selesai. Nanti malam akan kulepas. Setelah ini, kita akan berkuasa dan memerintah dengan lebih baik.”

“Bagus.”

Pip! Telepon ditutup.

Tepat setelah telepon ditutup, suara napas terengah-engah menginterupsi Prof. Tama.

“Ibu!! Ibu dimana, Bu?!!” terdengar suara seorang perempuan yang berlari dari lobi depan. Setelah anak itu melihat Prof. Tama yang berdiri tak jauh dari lobi, ia langsung menghampirinya sambil berlari.

“Ayah! Kau apakan Ibu?! Dimana dia?!!” Rei, anak dari Prof. Tama, meneriaki ayahnya sendiri.

“Kenapa kau bisa di sini? Bagaimana kau menembus pintu bawah yang dikunci?”

Tak mendengarkan pertanyaan ayahnya, Rei menoleh ke arah kirinya dan menyaksikan pemandangan terbengis yang pernah ia lihat.

“AYAH JAHAT!!!”

Prof. Tama tersentak. Putrinya berteriak begitu kencang di hadapannya sehingga membuat anak buahnya ikut menoleh.

“Pantas saja Ibu pergi dengan laki-laki lain karena Ayah sejahat itu!!” Emosi gadis malang itu tak tertahankan. Ia menangis saat melihat wajah ibunya yang masih ia kenali telah berubah menjadi pucat dan kehijauan lantaran sudah berubah menjadi zombie.

Sementara itu, Prof. Tama tidak merasa bersalah sama sekali. Toh, mereka sudah bercerai. Jadi, ia bebas melakukan apa saja semaunya. Ia memutar bola mata malas melihat Rei yang berisik itu. Karena ia mengetahui anak buahnya ada yang melihat ke arahnya, ia pun menoleh sedikit ke arah mereka dan memberi kode dengan tangannya untuk menyuntikkan virus itu kepada Rei.

Rei memberontak saat dicengkeram paksa oleh anak buah Prof. Tama. Saat lengah, salah satu anak buahnya langsung menyuntik leher Rei. Anak itu meringis kesakitan.

“Tenang saja. Ayah juga sudah membuat serum penyembuh. Setelah urusan Ayah beres, kalian akan menjadi manusia lagi. Walaupun kalian tidak akan mengingat apapun,” bisik Prof. Tama sembari berjongkok di depan anaknya yang terkulai di lantai.

“Bawa dia.” Mereka langsung melaksanakan perintah Prof. Tama untuk membawa Rei ke dalam sel zombie.

Selagi mereka sibuk dengan anaknya, Prof. Tama cepat-cepat mengambil beberapa jarum suntik dari kopernya. Sesaat setelah anak-anak buahnya keluar, ia langsung mencekik paksa mereka satu persatu dan menyuntikkan virus zombie itu.

“Kalian semua harus tunduk padaku.”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro