Secret Potion

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: ichaaurahmaa (Romance) & jhounebam (Teenfict)

Angeline melangkahkan kaki perlahan saat memasuki perpustakaan. Beberapa kali ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang di dalam ruangan. Padahal, hari sudah menunjukkan waktu tengah malam. Sudah jelas para siswa telah terlelap di asrama masing-masing.

“Luce,” gumam Angeline seraya mengayunkan tongkat sihirnya, membuat tongkat itu memiliki cahaya di ujungnya.

Angeline melangkah mendekati rak buku yang terletak di ujung perpustaan. Cahaya yang berasal dari tongkat sihir membantunya mengetahui judul-judul buku yang terletak di sana.

“Secret Potion.” Angeline tersenyum lebar saat menemukan buku yang dicarinya. Tentu saja, ia membutuhkan mantra yang ada di dalam buku tersebut. Mantra untuk membuat ramuan rahasia.

Angeline membuka buku dan meletakkannya di lantai. Tangannya masuk ke dalam jubah hitamnya untuk mengambil sebuah botol berisi ramuan khusus. Kali ini, ia harus membantu Alicia, temannya agar bisa mendapatkan hati Roger. Ia harus bisa membuat mereka bersatu dengan ramuan cinta yang akan dibuatnya.

“Amore,” ucap Angeline seraya mengayunkan tongkat sihirnya pada botol yang tadi dibawanya. Ramuan itu sontak berubah warna menjadi merah muda dan seolah memiliki cahaya.

Angeline tersenyum. Ramuannya berhasil. Ia harus memberikan ramuan ini pada Alicia agar Roger bisa meminumnya. Ia membereskan barang-barang, mengembalikan buku pada tempatnya sebelum keluar dari perpustakaan dan kembali menuju asrama.

“Alicia. Sstt!” Angeline berusaha membangunkan Alicia yang terlelap. Namun, berkali-kali berusaha, Alicia malah mendengkur semakin keras saat ia menggoyang tubuh temannya.

Baiklah, Angeline menyerah. Biarlah ia menyimpan ramuan untuk malam ini dan memberikannya pada Alicia besok pagi. Ia kembali menuju tempat tidurnya, meletakkan botol ramuan di atas nakas dan merebahkan tubuh di atas tempat tidur sebelum akhirnya terlelap.

“Angeline! Bangun!” seru Alicia.

Angeline membuka mata secara perlahan. Mengapa suara Alicia terdengar panik? Apakah ia bangun terlambat pagi ini?

“Di mana ramuan rahasia yang kau buat untukku?” tanya Alicia begitu Angeline membuka mata.

Angeline bangkit. Ia menoleh ke arah nakas. Kedua matanya melebar seketika. “Hilang! Ramuan rahasiaku hilang!”

Alicia menggelengkan kepalanya. “Kau terlalu ceroboh. Bagaimana bisa kau meletakkan ramuan berhargaku di tempat terbuka seperti itu?”

“Maafkan aku, Al. Akan kubuatkan lagi untukmu nanti malam,” ucap Angeline penuh penyesalan.

“Jangan pikirkan aku. Kini, kau dalam masalah.”

“Masalah apa?”

“Entah, siapa yang mencuri ramuan itu, ramuan itu sudah diminum oleh Ms Jennie. Dan Mr Rich yang memberinya. Kau tahu apa artinya?”

Angeline terdiam sejenak saat mendengar ucapan Alicia. Mr Rich memberi Ms Jennie ramuan rahasia? Itu artinya … Ms Jennie akan jatuh cinta pada Mr Rich? Padahal, Ms Jennie baru menikah kemarin dengan kepala sekolah mereka, Mr Wards. Tamat sudah riwayatnya!

Sementara Angeline dan Alicia berlari di sepanjang koridor untuk mencari Ms Rich, Bevan, teman sekelas mereka yang sangat pintar, sedang berbincang dengan Mr Rich di balkon lantai lima.

"Mr Rich, saya ingin bertanya, kira-kira apa yang harus disiapkan untuk ujian akhir nanti?" Bevan mencoba membuka pembicaraan.

Sebenarnya, pertanyaan itu hanyalah untuk mengulur waktu. Bevan, murid yang kepintarannya di atas rata-rata, mempunyai kemampuan melihat sesuatu di balik sesuatu. Ia sudah mempelajari ilmu ini cukup lama. Ya, ia melihat ramuan yang Angeline buat berada di kantong celana Mr Rich saat ini.

"Hmm, kalian harus mempelajari materi sihir awal sampai akhir. Untuk ujian teori, pelajari dari gulungan kertas yang ada di perpustakaan dan dari materi awal. Tapi untuk ujian praktek, kalian harus menunjukkan minimal dua sihir dari semua materi yang sudah kalian pelajari." Raut wajah Mr Rich memancarkan kekhawatiran. Ia menduga bahwa Ms Jennie sepertinya sudah menunggunya dari tadi di taman belakang.

"Oh begitu ya, Mr Rich."

"Ya, pelajari saja semua. Jika sudah selesai bertanya sa—"

"Apakah materi memasak dengan ramuan sihir termasuk, Mr Rich?" Bevan memotong ucapan Mr Rich. Wajah gurunya itu sudah mulai terlihat kesal.

"Ya, tentu saja."

"Apakah memasak yang seperti ini?" Bevan langsung mengucapkan mantra dan jadilah sepotong kue kecil yang melayang di udara. Mr Rich sampai terkejut dibuatnya.

"Cobalah, Mr Rich. Saya ingin mendapat saran dari Mr Rich," Bevan menyodorkan kue itu.

"Ehm.. kau boleh juga, rasanya lumayan," komentar Mr Rich.

"Wah, terima kasih, Mr Rich!" Bevan tersenyum girang.

Beberapa detik kemudian, Mr Rich melemas dan jatuh tersungkur. Bevan tersenyum miring. Setelah memakan kue itu, korbannya akan jatuh tertidur kurang lebih selama dua belas jam. Ia sudah handal dalam memasukkan mantra racun tanpa diketahui oleh siapapun.

"Volare," Bevan mengucapkan mantra, seketika itu juga botol ramuan cinta itu melayang di udara dan mendarat di tangannya.

Bevan memejamkan matanya, seketika ia langsung mengetahui dimana posisi Alicia berada. Ia langsung berlari menuju koridor lantai tiga dengan ramuan cinta di tangan. Angeline memutuskan untuk berpencar dengan Alicia untuk mencari Mr Rich.

"Hai, Alicia!"

"Eh, halo Bevan." Alicia kebingungan melihat Bevan yang terengah-engah.

"Aku tahu kau sedang mencari ini," ucap Bevan sambil mengangkat botol ramuan itu ke udara.

"Dari mana kau tahu?" Sedetik kemudian gadis itu baru tersadar bahwa ia sedang berhadapan dengan murid terpintar di kelasnya.

Setelah botol itu sampai di depan wajah Alicia, Bevan langsung mengayunkan tongkatnya dan isi botol itu tumpah mengenai wajah Alicia sehingga beberapa tetes berhasil tertelan olehnya. Kemudian gadis itu tersungkur lemas dan berhasil ditangkap oleh Bevan.

"Asal kau tahu, Alicia. Aku lebih layak daripada Roger," bisik Bevan dengan senyum puas.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro