Surat Cinta Salah Sasaran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: @HlriudiumSeagull (Romance) & Zia_Faradina (Historical Fiction)

Bintang menyukai Fajar, kakak kelasnya. Sudah setahun lebih ia memendam rasa pada cowok, sang penyelamat Bintang.

Jika saja Fajar tidak menariknya ketika hampir diserempet oleh kuda bendi yang menggila saat menyebrang, mungkin ia sudah patah tulang dan perlu di opname.

Sejak saat itulah, Bintang jatuh cinta kepada cowok bernama Fajar Triaksa tersebut.

"BINTANG!"

Suara toa yang memanggil namanya membuat gadis itu mendelik kesal.

"Apaan sihh tereak-tereak, Dii? Gue disebelah lo budek, nih!"

Dita hanya napas sabar. "Raga lo doang disebelah gue, jiwa lo terbang ntah kemana."

"Hehehe maap, biasalah lamunin Maz crush gue. Ada apaan?"  Sahut Bintang.

"Nih, 4 guru eksak kita pada mau gaet elo buat olimpiade KSN. Nah, gue sebagai wakil ketua kelas, ntah kenapa dapet mandat buat nanyain ke lo. Berhubung ntuh, si ketua kelas kita jadi gagu tiap deket lo jadi, dia min-tol ke gue."

Dita menunjuk tejo dari arah belakang, membuat Bintang ikut menoleh. Tejo yang gelagapan membuang wajahnya seketika.

"Dita, tampang gue serem banget ya sampe dia malingin wajah? Waduh, pantesan selama ini kak Fajar ga nangkep kode-kode cinta gue, hiks..."

Bintang memukul pundak Dita lebay.

"Lo napa? Mulai kesambet lagi?" Tanya sahabatnya itu penuh keheranan. "Ntang, mau sampe kapan lo kaya gitu? Kalo suka yah bilang, jan dipendam troos. Keburu tamat tuh orang, nyesel lo." Ceramah Dita.

"Yah... trus gimana dong? Kode gue nggak ada yang berhasil. Gue juga grogi kalo nhomong langsung." Rengeknya bergelayut di lengan Dita.

"Lo debat depan forum aja bisa, masa ngomong depan satu orang cowo aja ga berani. Yaudah sonoo pake chat kek, voice mail kek, surat kek, toa kek, a--"

"AAGHH!! Surat! Bener Dit, surat!!!"
Bagai mendapatkan ilham, Bintang mengambil secarik kertas dan mulai merangkai kata cinta yang membuat jiwa merinding.

"Siplah selesei. Gue pergi dulu mumpung anak-anak basket pada latihan sore ini. Gue masukin ke tas dia ntar hihihi."

Bintang membereskan peralatan belajarnya dan tancap gas pergi meninggalkan kelas yang hampir kosong karena bel tanda pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

"Lah Woi...trus ini KSN gimana?! Gue harus lapor sebelum pulang!!"

Dari jarak jauh, Bintang berteriak membalas. "Letakin gue di tempat yang anggotanya paling sedikit aja!"

Bintang berlari meninggalkan Dita yang hanya melongo melihat tingkah sahabatnya yang bar-bar.

_Paling sedikit, ya. Oke._ Batin Dita.

Gadis itu menatap satu nama angker yang sendirian didalam salah satu grup.

Karena mandat adalah mandat. Ia meletakkan nama Bintang tepat dibawah nama Langit Anggara. Cowok pintar sekaligus paling di takuti seantoro SMA Antariksa.

~~~~

2 hari kemudian.

"Udah jangan lemes teros. Kan lo udah berusaha, kalo nggak ditanggepin kak Fajar berarti tandanya lo harus Move On."

Dita mengelus punggung Bintang. Gadis itu tertelungkup lemadls diatas meja kantin.

"Yaudah deh, gue pergi latihan KSN dulu ya."

Saat Bintang berjalan menuju ruangan, seorang cowok dengan tas ransel yang persis kepunyaan Fajar berjalan didepannya.

"Kak Fajar! Eh.. maap maap salah orang ternyata." Ucap Bintang saat cowok itu menoleh. Dengan canggung Bintang berjalan mendahuluinya.

"Hei, tunggu."

"Ya?"

"Lo Bintang angkasa? Cewek yang kasih surat cintanya didalam tas gue?"

"Surat cinta?" Bintang terbelalak kaget mendengar Langit menegurnya.

"Udah nggak usah sok kaget. Nih, buktinya ada nama lo," sahut Langit menunjukkan surat yang dibawanya.

"E- tapi itu ….."

Terlambat, surat cinta Bintang kepada Langit viral di sekolah. Semua pada heboh dengan aksi nekat gadis itu. Bisa-bisanya nembak cowok yang paling di takuti di SMA Antariksa.

"Gawat, Dit. Surat gue salah sasaran."

"Lha, trus gimana? Diterima kagak cinta lu?"

"Nah, itu dia. Si Langit nolak gue abis-abisan. Mana disebar pula surat yang kutulis. Malunya bukan main."

"Udah. Orang sabar disayang Tuhan. Ntar lama-lama berita ini hilang dengan sendirinya."

"Hilang gimana? Yang ada gue ditandain sama semuanya pernah kirim surat cinta ke lelaki batu."

Dunia Bintang hancur berantakan. Sudah nggak dapat cinta Fajar malah nambah satu musuh, Langit. Sejak peristiwa itu nama Bintang mendadak meroket. Hingga terdengar sampai ke telinga Fajar.

"Jadi kamu yang menulis surat heboh itu?"

"Kak Fajar?" Bintang malu-malu saat dia bertemu langsung dengan cowok yang disukainya saat di kantin sekolah. Ingin rasanya gadis itu menceritakan kebenaran perihal surat yang ditulisnya. Namun, lidahnya mendadak kelu.

"Ikut aku!"

*A-ku?" Bintang salah tingkah.

"Iya lo. Siapa lagi."

Bintang bergegas mengikuti Fajar ke perpustakaan. Lalu duduk di meja dengan banyak tumpukan buku sejarah.

"Sekarang aku minta tolong buatkan surat cinta seperti halnya Sukarno kepada  Naoko Nemoto Haryatie, Yurike Sanger, Kartini Manoppo, dan Heldy Djafar."

"Buat apa, Kak?"

"Untuk kuberikan pada seseorang."

Jantung Bintang berdetak kencang. Baru kali ini dia tahu ada seseorang spesial di hati Fajar. Setelah membantu menuliskan surat, diam-diam Bintang mengikuti Fajar. Dan langkah itu terhenti saat melihat pemuda yang dicintainya memberikan surat pada Dita.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro