Tapi Bukan Aku!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: risitya (Romance) & A_Ogies (Romance)

Jaka? Oh bukan, namaku Jayden. Sayangnya kegilaan Jaka dengan tujuh bidadari sedang aku alami sekarang. Jangan katakan aku berhalusinasi, bukan. Awalnya aku juga inginnya begitu, atau mimpi, tapi ternyata tidak demikian. Aku, Jayden Adnan seorang mahasiswa angkatan pertama, mahasiswa baru di salah satu universitas ternama di Indonesia, yang hidup serba mewah dan glamor di kota metropolitan, nyatanya harus berada disebuah hutan dengan danau indah nan jernih. Pertanyaanku, dimana semua gedung pencakar langit yang biasa aku lihat, belum lagi kepulan asap tebal khas Ibukota semuanya menghilang. Oh salah! Ralat, bukan hilang tapi semuanya berubah. Berubah, menjadi suasana hutan dengan pepohonan yang rindang dan begitu asri, aku bahkan dapat mendengar katak dan jangkrik bersenandung. Sialan! Lalu, selendang siapa ini?

Aku mencoba menebak situasi, sebab gadis cantik setara bidadari di hadapanku, beberapa saat lalu mengenalkan dirinya sebagai Nawangwulan. Bisa gila aku! Padahal aku yakin, belum lama aku mengutuk Jaka Tarub gila dari salah satu buku Legenda yang aku baca di perpustakaan kampus demi memenuhi tugas mata kuliah folklor di Indonesia. Tapi tiba-tiba rasa kantuk menyerangku, dan memaksaku pergi ke toilet. Saat aku mencoba membasuh wajahku dan telapak tangan meraup sisa-sisa air di wajahku, aku sudah berada di sini.

Astaga! Apa yang harus kulakukan?

"Berpikir, Jayden," ucapku dalam hati.

Baru kali ini kepalaku terasa ditindih ribuan tong kapas. Berat, tetapi tak berisi. Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam. Jika benar aku terjebak dalam Legenda Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari atau apa pun itu, bagaimana aku harus keluar dari tempat ini. Lalu, di sisi lain Nawangwulan ..., gadis ini begitu cantik dan mampu memikat hati siapa pun yang melihatnya. Beruntung Jaka mendapatkan cintanya, tapi bukan aku. Ya, seharusnya Jaka yang berada di tempat ini bukan aku!

Aku nyaris putus asa, tetapi tanpa sadar aku menyentuh sesuatu yang melingkari leherku. Terasa lembut. "Selendang, ya selendang ini."

Aku jadi teringat isi dalam buku cerita. Bahwa Nawangwulan kembali ke khayangan saat ia menemukan selendang yang disembunyikan Jaka. Sebaiknya segera  kukembalikan selendang ini,  kemungkinan setelah ini aku yang akan kembali ke tempat asalku. Semoga.

"Nawangwulan, apa ini selendangmu?" tanyaku.

Terlihat ia tampak bahagia. Pun denganku. "Ini aku kembalikan." 

Setelah selendang berpindah tangan aku menatap dalam wajah yang terukir senyum itu. Membiarkan otakku merekam sosok gadis tercantik yang pernah kutemui.

"Selamat tinggal, Nawangwulan."

Usai mengakhiri kalimat perpisahan. Aku menutup mata beberapa detik, tapi anehnya aku tidak merasakan apa-apa. Kenapa? Apa caraku tidak berhasil?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro