Michel Merencanakan Cinta

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Jede Fuseliar (HTM) - Jiesea galerijiesea (Fantasi)

* * *

Michel masuk gerbang sekolah diiringi mulut yang terbuka lebar. Entah sudah berapa kali ia menguap. Hari ini, ayah Michel harus berangkat jam 5 pagi karena mengejar pesawat ke Jakarta. Alhasil Michel harus rela berangkat pagi bersama ayahnya.

Sambil menahan kantuk dan Michel berjalan menuju kelas. Saat di depan pintu kelas, ia melihat seorang cowok bertubuh tambun berdiri di meja sebelah tempat Michel duduk. Meja Rani tepatnya. Meja si anak paling rajin dan pintar di kelas. Sekaligus meja seseorang yang mau mengajarinya setiap siang di perpustakaan.

Michel merasa kenal dengan cowok itu. Tapi bodohnya ia tidak ingat melihatnya di mana. Karena itu Michel memutuskan untuk bersembunyi sejenak. Melihat apa yang akan dilakukan si cowok tambun itu.

Cowok itu mengeluarkan sepucuk surat dan menyelipkan surat itu di laci mejanya Rani. Setelah melihat apa yang dilakukan cowok itu, Michel mengambil langkah mundur. Mengambil posisi sambil menguap. Kemudian berpura-pura jalan seperti biasa.

Cowok berbadan besar itu kemudian keluar dari kelas. Michel kembali berpura-pura menguap sambil mengucek-ucek mata. Beruntungnya cowok bertubuh besar itu tidak curiga dengan Michel.

Setelah sampai di meja, Michel buru-buru mengambil surat yang ada di laci mejanya Rani. Tanpa permisi Michel membuka surat itu dan membacanya. Setelah membaca isi surat itu, Michel ternganga sejenak. Berusaha mencerna situasi yang ada.

Rupanya si anak bertubuh tambun itu bernama Theo. Cowok ini diam-diam suka dengan Rani. Karena itu Theo mengirimkan surat cinta kepada Rani. Yang menjadi pertanyaan saat ini, siapa Theo bagi Rani?

Dengan alasan untuk mencari tahu siapa Theo, Michel kemudian menanyakan tentang cowok itu kepada Rani.

"Rani tahu kah cowok bernama Theo. Sama-sama anak kelas 11," tanya Michel.

"Oh dia anak yang suka nongkrong di perpustakaan pas kita belajar bareng. Dia anak pinter, loh. Tahun kemarin dia ikut olimpiade bareng aku," jelas Rani.

Berbekal informasi tentang Theo dan surat cinta yang Michel pegang. Kini Michel berminat untuk menambah guru privat gratisan. Rencananya cukup mudah. Michel akan berbohong kepada Theo kalau surat cintanya yang salah meja. Kemudian Michel akan menawarkan Theo untuk jadi mentor gratisan dan mendapatkan kesempatan lebih dekat lagi dengan Rani. Kalau Theo menolak, Michel akan mengancam Theo dengan mem-posting surat cintanya ke grup angkatan.

Michel meninggalkan Rani guna pergi ke toilet. Namun, bukan dengan tujuan itu, tetapi Michel berniat mencari jejak Theo. Sampailah di tempat tujuan. Toilet cewek dan cowok memang berdekatan, hanya disekat oleh dinding tertutup. Michel berada di antara pintu toilet cowok dan cewek. Tanpa sengaja, yang ditunggu-tunggu kebetulan lewat di lorong simpang empat akan menuju ke toilet.

Michel masih berdiri di situ. Ia berharap cowok seperti Theo mudah menyapa dan murah senyum. Justru yang diharapkan salah. Theo tanpa melirik sana-sini dengan wajah datarnya memasuki toilet. Michel semakin penasaran, cowok seperti apa pemuda ambis ini dan mengapa ia menyatakan cintanya pada Rani secara diam-diam.

Karena waktu itu masih lumayan pagi dan belum terlihat banyak siswa berdatangan. Apalagi di area toilet, dengan segera Michel menyatukan kedua telapak tangannya kemudian meletakkan di bagian dada. Menutup mata sebentar dan bergumam lirih. Seketika seperti disiram tepung, tubuhnya yang semula cewek berubah menjadi cowok.

Dengan berbekal tubuh lebih tinggi dan lebih berisi dari sebelumnya, serta rambutnya dengan model pangkas ala cowok pada umumnya. Michel percaya diri, tapi sebenarnya ia tak nyaman dalam kondisi seperti itu. Michel baru menyadari saat berusia sepuluh tahun, bahwa dirinya bisa mengubah tubuhnya dari cewek ke cowok maupun sebaliknya. Entah apa penyebabnya belum diketahui, yang terpenting ia bisa memanfaatkan kesempatan.

Theo keluar dari toilet dan betapa dibuat terkejutnya ia saat Michel di waktu yang sama akan masuk. Sehingga mereka sempat bertabrakan. Untung saja, keduanya sigap menjauhkan diri.

"Huh, Theo. Kau mengagetkan saja," ucap Michel sambil mengusap dadanya.

"Bagaimana Kau tahu namaku? Sepertinya Kau asing atau aku yang tidak mengenalmu?"

Kalimat Theo sempat membuat Michel kocar-kacir akan terjerumus dalam jebakannya sendiri. Ia berpikir keras mencari alasan untuk meyakinkan cowok tersebut. Ide cemerlang muncul di ingatannya. Dengan segera Michel mengeluarkan surat dari saku jasnya. Theo yang melihat surat itu ada di tangan Michel langsung panik.

"Ba-bagaimana bisa surat itu-, Kau mencurinya?"

"Eh, jangan salah paham dulu. Kau saja yang salah tempat meletakkan surat ini di kolong mejaku."

Theo mengernyitkan kening tak percaya. Ia yakin seratus persen tidak salah meletakkan surat tersebut pada kolong meja milik Rani. Theo memiliki ketakutan berat kalau sampai publik tau bahwa ia mengirimkan surat cinta untuk seorang cowok.

"Berikan padaku!" bujuk Theo.

"Eits, tidak semudah itu. Aku punya satu permintaan agar Kamu jadi guru privatmu."

"Sebegitu yakin Kau denganku?" Theo mulai mengikuti alur dari Michel.

"Tentu, Bro. Dirimu begitu bisa untuk dikatakan tidak. Kalau Kau tak mau, tidak masalah. Aku bisa menyebarkan ke grup angkatan bahwa surat cintamu ini salah alamat. Kalau Kau menyetujuinya, sebagai imbalanmu, aku akan mendekatkan Kau dengan Rani. Perlu diketahui, bahwa sebenarnya aku adalah sepupu Rani."

Tanpa berpikir panjang, Theo langsung menyetujui permintaan seorang cowok di depannya. Karena ia tidak mau dicap jelek karena mengirimian surat cinta ke meja cowok yang mana mereka sama-sama perjaka. Lagi pula, dengan menjadi mentor gratisan Michel, Theo bisa lebih dekat dengan Rani. Mereka berdua saling bertukar nomor telepon guna merencanakan jadwal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro