Second Change

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Mingam otaklemot (Fantasi) - Meyrum Rum97_ (HTM)

* * *

Bodoh, sebuat saja Xavier bodoh. Dia membenci, bahkan sangat membenci Adiknya, Safira. Namun, kini dia justru rela melakukan hal hal bodoh hanya untuk mengembalikan Adiknya yang mati terbunuh akibat pertarurangan dirinya melawan Nevandra. Xavier ingat dengan jelas bagaimana Mantra Maledicton mengenai tubuh Adiknya dan membuat tubuh itu hancur dalam seketika. Namun setelah kehilangan Adiknyapun Xavier masih belum bisa mengalahkan Nevandra, entah apa yang sebenarnya terjadi tapi belum ada satupun yang berhasil mengalahkan Navendra.

Xavier bersumpah, dia tidak pernah melakukan hal gila seperti ini sebelumnya dan kini dia melakukan hal itu karena Adik yang dia benci sejak Safira menghancurkan Batu Rons yang mana terdapat jiwa Kekasihnya disana. Kisah cinta Xavier adalah kisah cinta terlarang dimana Xavier mencintai seseorang berdarah Iblis, hingga akhirnya percintaan mereka diketahui oleh sang Ayah dan berakhir dengan jiwa Kekasihnya yang dikurung dalam Baru Rons.

“Cucuku, apa kau tahu jika Nenek berasal dari Masa Depan?” tanya sang Nenek sambil mengelus pipi Xavier remaja yang sedang tiduran di pahanya.

“Benarkah? Bagaimana bisa Nenek dari Masa Depan dan berada disini? Apakah Nenek juga mengetahui apa yang terjadi di Masa Depan?” tanya Xavier dengan penasaran.

“Dulu Nenek menyesali sesuatu yang Nenek lakukan, hingga akhirnya Nenek kembali ke Masa Lalu untuk memperbaiki segalanya. Nenek berhasil untuk memperbaikinya akan tetapi Masa Depan yang Nenek ketahui sebelumnya. Jika perjalanan waktu dilakukan maka akan ada yang terubah, karena sebenarnya jika kita melakukan perjalanan waktu dan merubah apa yang seharusnya terjadi itu sama saja melawan hukum alam,” jelas sang Nenek yang dibalas dengan wajah kebingungan Xavier.

“Bagaimana caranya Nenek kembali ke Masa Lalu?”

“Keinganan saja tidak cukup Cucuku. Kau harus menggunakan hampir sebagian sihirmu dan lepaskan saja dan ikuti naluri hatimu untuk tujuan apa kau ingin pergi, entah itu ke Masa Lalu ataupun Masa Depan. Kau hanya  bisa pergi sekali.”

Entahlah, Xavier pun tidak tahu sejak kapan tubuhnya semakin lemah karena dia melepaskan sebagian sihirnya. Kedua lututnya menyentuh tanah, Mata Xavier terpejam erat mengingat kejadian dimana Adiknya terbunuh. “Ku mohon, aku hanya ingin menyelamatkan Safira." Batin Xavier berteriak tatkala bayang bayang tubuh Safira yang hancur menjadi sebuah debu melintas di Kepalanya.

Angin bertiup dengan kencangnya menerpa tubuh rapuh milik Xavier. Tubuhnnya terhuyung ke depan dan menbarak seseorang hingga sebuah Biola terjatuh tepat di sebelah tubuh Xavier yang di ambang kematin. Xavier terheran saat tubuhnya menabrak seseorang, seingatnya dia sedang berda di Kamar Safira berniat mengulang .... Xavier mendongak keatas, dia melihat jalan yang tidak asing dan dia tahu, Xavier telah berhasil kembali ke Masa Lalu.

“Hey! Kau tidak apa apa?" pekik Pria yang berumur sekitar 46 tahun itu.

Tubuh Xavier semakin melemah dengan kesadaran yang hampir hilang, tubuhnya terbawa ke arah kiri sebelum akhirnya terjatuh kembali. Namun Pria asing itu segera menangkap tubuh Xavier dan membawanya ke pangkuan Pria itu. Jalanan disana sepi, bahkan sangat sepi, ada pecahan batu bekas pertambangan yang dibuang ketempat itu, di dinding jalanan kecil itu terdapat sebuah selembaran dengan foto seseorang yang sangat Xavier kenal, Nevandra. Nevandra si bajingan itu resmi menjadi Putra Mahkota. Ya, Navendra adalah seorang Putra Mahkota yang diangkat pada tahun 736 Herios Kalender Kekaisaran Horion yang pada akhirnya dibenci saat kejahatannya mulai tercium oleh rakyatnya, bahkan sebelum dia di nobatkan sebagai Putra Mahkota sudah ada beberapa Orang yang mengetahui kejahatannya.

“Navendra, dia .... Pembunuh Navendra pembunuh!” seru Xavier dengan sedikit berteriak hingga membuat Pria itu melirik sekitar, takut ada yang mendengar teriakan sembrono Xavier.

“Anda, anda juga tahu tentang kebusukan Putra Mahkota Navendra?" Menjadi Seorang Okestra di Istana membuatnya tentu mengetahui apa saja kelakuan Navendra. Dia sendiri pernah melihat Navendra menghancurkan Alat Musik Pemain Okestra lainnya hanya karena dia salah satu nada.

Pada akhirnya kedua Orang itu akan bersatu untuk menurunkan tahta Putra Mahkota yang sangat buruk itu.

*****

Xavier membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sakit. Dia menatap sekelilingnya dengan seksama.

"Di mana ini?" gumamnya pelan.

"Eh, kau sudah bangun. Bagaimana perasaanmu sekarang anak muda?" tanya seseorang pada Xavier yang terbaring lemah di tempat tidur.

"Harus," ucap Xavier pelan.

Pria itu segera menuangkan air untuk Xavier. "Siapa kau anak muda, mengapa kau bisa pingsan di jalanan seperti tadi?"

"Aku berasal dari sebuah kota di selatan. Aku adalah seorang siswa pertukaran yang akan melakukan perlombaan musik opera," jawab Xavier.

Dia tidak mungkin mengatakan kalau dia datang dari masa depan, bisa-bisa dirinya dianggap gila oleh orang lain.

"Anda sendiri siapa, Tuan?"

"Saya ada seorang yang berasal dari kelompok musik kerajaan, kau bisa memanggilku Zao Liu."

Zao Liu menatap penasaran pada pemuda tampan yang berbaring di depannya.

"Ada apa Tuan Zao? Mengapa kau menatapku seperti itu?"

"Tidak, kau bilang kau berasal dari selatan? Lalu bagaimana kau mengenal Pangeran Narendra?" tanya Zao Liu penasaran.

Xavier terdiam. Dia tidak tahu  bagaimana cara untuk mengatakannya saat ini. Lagi pula dia tidak berasal dari masa itu, ada banyak hal yang tidak dia mengerti.

"Baiklah. Kau beristirahatlah terlebih dahulu." Zao Liu meninggal Xavier sendiri di ruangan itu.

Xavier menatap langit-langit ruangan dengan linglung. Otaknya terus menggumamkan satu nama, yaitu Navendra.

"Navendra, kali ini aku tidak akan pernah membiarkan kau lolos. Apa yang kau lakukan pada Safira aku akan membalasnya berkali-kali lipat." Xavier mencengkeram selimut dengan kencang, matanya memancarkan kebencian yang teramat mendalam terhadap Navendra.

Dia ingin membunuh Navendra dengan tangannya sendiri sama seperti pria itu membunuh adiknya Safira.

****

Dalam ruangan pribadi di sebuah restoran Navendra sedang mabuk. Seorang gadis cantik berada dalam pelukannya. Dia memiliki tampilan yang lembut dan sangat anggun.

"Pangeran, kapan kau akan menikahiku? Kau sudah berjanji padaku mengenai hal ini?" suara merdu wanita itu terdengar.

"Ketika aku menjadi putra mahkota saat itulah aku akan mengumumkan hubungan kita kepada dunia," ucap Navendra angkuh.

Sayangnya apa yang diharapkan Navendra tidak akan pernah tercapai apapun keadaannya. Seseorang telah meletakkan tangan padanya dan itu ada Xavier yang di penuhi oleh kebencian. Di sisi lainnya ada masyarakat yang tidak puas dengan semua perlakuan jahat Navendra.

Pada saat yang tepat, hanya akan ada penderitaan atau kematian yang menunggu Navendra.

Sementara Navendra bersenang-senang, Xavier merasa bahagia karena bisa terlahir kembali ke masa lalu, dengan begitu dia bisa  membalas dendam dan yang paling penting, pada saat ini Safira adiknya tidak mati dan kehilangan jiwanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro