57. Detektif Nota

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

57. Detektif Nota
"Mengetahui rahasia orang lain adalah hal yang paling menegangkan namun menyenangkan disaat yang bersamaan."

-———-

BELUM 24 JAM BERARTI ITUNGANNYA MASIH DOUBLE UPDATE

SAMA-SAMA

AKU UPDATE CEPET LAGI DEH KALAU KALIAN KOMENNYA SEMANGAT KAYAK GITU

-———-

NOTA melirik ke arah Jaden yang tengah sibuk dengan botol-botol alkoholnya. Setelah dibawa ke rumah sakit dan diobati, Jaden bersikeras untuk pulang ke rumah. Padahal dokter menganjurkan untuk rawat inap selama beberapa hari. Maka jadilah Nota di sini, menginap di apartemen Jaden untuk menjaga lelaki itu.

Nota kembali melanjutkan kegiatannya, membersihkan serpihan kaca yang masih berserakan di lantai menggunakan sapu. Sebenarnya Jaden sudah menelpon beberapa petugas untuk membersihkan rumahnya pagi besok, dikarenakan hari sudah larut malam. Namun karena Nota merasa tidak tahan berada di tempat yang berantakan, jadilah lelaki itu mondar-mandir membersihkan ruangan tersebut.

Ditengah kegiatan bersih-bersihnya, tiba-tiba Nota mendapati sebuah ponsel tergeletak di atas lantai. Dari sekali lihat saja Nota sudah tahu kalau itu ponsel milik Syafa. Lelaki itu pun berjongkok, kemudian memunguti ponsel tersebut. Layar kacanya retak, tetapi masih bisa dihidupkan. Tanpa pikir panjang lelaki itu memasukkan ponsel tersebut ke dalam sakunya.

-———-

SEHARIAN ini Nota sibuk berkutat pada ponsel milik Syafa tersebut. Tidak ada hal janggal yang bisa ia temukan di sana. Bahkan video yang waktu itu dilihat oleh Galileo juga sudah menghilang. Sepertinya lelaki itu langsung menghapus video tersebut. Padahal video itu bisa menjadi bukti kuat untuk membongkar kedok Syafa. Namun rupanya Galileo tak ingin video itu semakin dilihat oleh banyak orang.

Tapi itu sudah bukan masalah lagi. Nota sudah punya rekaman CCTV beserta botol bekas air waktu itu yang bisa ia jadikan bukti. Ada hal lain yang ingin ia cari di dalam ponsel itu. Nota yakin pasti ada bukti yang terselip di sana yang berkaitan dengan sang peneror.

Setelah semua gerak-gerik Syafa yang Nota amati selama ini, lelaki itu curiga jika Syafa adalah dalang dibalik pesan teror tersebut. Walaupun awalnya terasa tak mungkin seorang Syafa melakukan hal itu, namun lama kelamaan Nota menjadi semakin yakin jika Syafa patut untuk dicurigai.

Nota sejak tadi masih bolak-balik memencet satu persatu aplikasi yang ada di ponsel gadis itu. Namun nihil, dia tidak mendapati apapun. Hanya ada beberapa aplikasi di sana, dan semuanya terlihat normal. Galeri gadis itu pun terlihat biasa saja, walaupun jumlah fotonya sangat banyak, sekitar sepuluh ribu foto yang kebanyakan adalah foto selfie, ootd, makanan dan beberapa hal random lainnya. Nota sempat heran dengan isi galeri Syafa yang menurutnya terlalu banyak, galeri ponsel Nota saja tidak pernah lebih dari 30 foto.

Nota menghembuskan napas panjang sembari meregangkan otot-otot badannya yang mulai terasa pegal. Bayangkan saja dari pagi hingga malam, Nota hanya memfokuskan diri pada ponsel itu. Bahkan lelaki itu tidak melewatkan setiap detail data yang ada di sana.

Sebenarnya bisa saja Nota menyuruh orang lain untuk melakukan hal itu. Namun lelaki itu takut jika nantinya orang tersebut melihat hal yang tak seharusnya ia lihat.

Tanpa sengaja Nota melirik ke arah ponselnya yang sejak tadi tergeletak di atas meja. Ada sekitar 10 panggilan tak terjawab, dan itu berasal dari Tamara. Baru saja lelaki itu mengambil ponselnya, tiba-tiba sebuah panggilan dari Tamara kembali masuk, buru-buru Nota mengangkat ponselnya.

"Hal—"

"Lo kenapa baru jawab sekarang hah?" Tamara langsung menghardik dengan nada suara yang tidak mengenakkan.

"Maaf, tadi gue mute suara hape," ucap Nota.

Tamara berdecak, "Mana cepet!"

"Apanya yang mana, Tam?" tanya Nota bingung.

"Pikun banget dah! Lo kan udah janji mau ngirim catatan fisika lo ke gue."

"Oh bentar ..." Nota bangkit dari duduknya dan berjalan menuju rak buku yang berada tak jauh dari meja belajarnya. Tak perlu berlama-lama, Nota langsung menemukan buku catatan fisikanya di antara jajaran bukunya yang lain. Itu semua berkat kedisiplinan lelaki itu yang selalu menyusun bukunya sesuai tempat.

"Udah belum? Gue matiin nih," ucap Tamara.

Nota kembali ke tempat duduknya tadi. "Jangan. Pindah ke video call aja," kata Nota tanpa dosa.

"Dih, ngapain?"

"Udah malem. Gue temenin lo belajar," ujar Nota.

"Ga perlu. Cukup kirim foto catatan lo aja, itu udah ngebantu."

"Ya udah ganti. Lo temenin gue ya?"

"Gamau."

"Itu timbal balik dari catatan yang lo minta," kata Nota.

"What?"

"Simbiosis mutualisme. Gue ngasi lo catetan. Lo temenin gue."

"Ogah."

Sambungan telpon tiba-tiba diputus begitu saja oleh Tamara, membuat Nota jadi tersenyum karena reaksi gadis itu. Nota bukannya pelit, hanya saja lelaki itu ingin mendapatkan keuntungan yang sama seperti yang Tamara dapatkan. Bukankah adil jika seperti itu?

Nota menaruh ponselnya, kemudian kembali meraih ponsel Syafa. Belum sampai beberapa detik, ponsel miliknya bergetar, ada satu panggilan video masuk.

-———-

TAMARA kembali melirik ke arah layar ponselnya. Seketika sosok Nota langsung terpampang di sana. Lelaki itu sejak tadi sibuk berkutat dengan ponsel yang berada di tangannya.

"Lo ngapain sih?" Tamara membanting pelan pulpen yang ia pegang ke atas buku kemudian menatap kesal ke arah Nota. Sungguh ia tidak mengerti dengan maksud lelaki itu. Padahal tadi Nota yang memaksanya untuk video call-an, tapi sekarang lelaki itu justru sibuk sendiri.

Akhirnya Nota menatap ke arah Tamara sembari membenarkan letak kacamata yang ia pakai. "Kenapa Tam?" tanya lelaki itu dengan lembut.

"Kalau ga ada hal penting yang mau dibahas, gue matiin aja." Tamara berniat untuk mencet tombol merah pada layarnya.

"Jangan." Nota tak mengijinkan. "Gue kan tadi minta ditemenin."

"Lo sibuk sendiri. Buang-buang kuota," kata Tamara.

"Mau gue perhatiin? Ada materi yang kurang jelas? Mau gue bantu jelasin?" tanya Nota.

Tamara mendengus, "Ga usah sok pinter. Gue bisa sendiri."

"Makanya gue diem, daripada ganggu," ujar Nota.

"Lo udah ganggu. Gue jadi gabisa fokus belajar gara-gara lo," kata Tamara.

Nota menopang dagunya dengan tangan kanannya. Lelaki itu kemudian menatap intens wajah gadis yang ada di layar ponselnya. "Jadi gue udah berhasil bikin lo ga fokus sekarang?"

"You're fucking annoying!" umpat gadis itu.

"Galak banget, mbak." Nota masih saja menggoda Tamara, padahal gadis itu sudah menatap tajam ke arahnya.

"Gue matiin." Kali ini Tamara benar-benar mematikan sambungan telponnya.

"Yah." Nota menghela napas kecewa. Padahal lelaki itu masih ingin melihat wajah Tamara dari layar ponselnya. Walaupun terlihat sibuk sendiri, sebenarnya Nota sejak tadi memerhatikan gerak-gerik Tamara secara diam-diam. Ia tidak mau jika kegiatan belajar Tamara terganggu hanya karena dirinya yang tak bisa mengendalikan arah pandang matanya.

Mau bagaimana lagi? Tamara terlihat lebih attractive daripada biasanya. Dengan rambut yang dicepol secara asal, wajah serius saat mengerjakan soal, ditambah lagi sebuah kacamata yang bertengger di hidungnya. Oh, iya jangan lupa dengan lampu belajar yang menyinari wajah gadis itu. Astaga memikirkannya saja mampu membuat Nota tersenyum.

Nota menepuk-nepuk pipinya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya sendiri. Lelaki itu kemudian kembali meraih ponsel milik Syafa yang sejak tadi ia mainkan. Sebenarnya sejak video call dengan Tamara tadi, fokus Nota sudah buyar. Bukannya menyelidiki isi ponsel itu, Nota justru memainkan game tetris yang ada di sana untuk mengalihkan pandangannya sesaat dari Tamara.

For your information, tetris adalah satu-satunya game kesukaan Nota. Mungkin karena sejak kecil lelaki itu sudah diberikan game ini untuk melatih konsetrasinya.

Nota membuka pengaturan dalam game tersebut. Dia ingin meningkatkan speed permainan ini yang menurutnya terlalu lambat. Saat sedang sibuk mengganti pengaturan, tiba-tiba saja fokus Nota teralih oleh sebuah tombol bulat yang ada di pojok kanan bawah pengaturan. Tombol berwarna merah tanpa keterangan itu berhasil membuat Nota penasaran.

Alhasil lelaki itu pun memencet tombol tersebut. Seketika muncul sebuah papan kata sandi yang meminta 6 buah angka.

Nota mengernyitkan dahi bingung. Untuk apa sebuah tombol dalam setting game meminta kata sandi? Lelaki itu pun memasukan nomor asal. Mulai dari angka 1 sampai 6, kemudian tanggal lahir Syafa dan lain-lain.

Tidak ada yang berhasil.

Nota terdiam sejenak untuk memikirkan kombinasi angka lainnya. Tiba-tiba satu hal janggal terlintas di otaknya. Sejak tadi angka pada best score yang terdapat di pojok kanan atas sama sekali tidak berganti, padahal score Nota sudah mengungguli score tersebut beberapa kali.

Tanpa pikir panjang lelaki itu langsung memasukkan 6 angka tersebut. Dan benar saja, kode pin tersebut berhasil dibuka.

Seketika layar ponsel tersebut menjadi hitam, namun tak sampai beberapa saat ponsel itu kembali menyala menampilkan tampilan utama yang kini terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Hanya ada beberapa aplikasi yang tersedia di sana.

Jari Nota bergerak memencet galeri yang ada di sana. Lelaki itu mengernyitkan dahinya bingung saat melihat isi galeri yang dibagi menjadi beberapa folder bertuliskan nama para teman-temannya, termasuk dirinya sendiri.

Dan hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah ketika Nota membuka satu persatu folder tersebut. Di sana terdapat foto Syafa yang sedang meniru gaya dari semua teman-temannya. Pada folder Hanina, terdapat beberapa foto Syafa terlihat berpakaian seperti pakaian yang sempat dikenakan Hanina. Di folder lain pun juga serupa, bahkan saat Nota membuka folder dengan nama Lizi, lelaki itu dikejutkan dengan make up Syafa yang dibuat menyerupai Lizi. Bahkan ada video dimana Syafa mengikuti gaya berbicara dan gerak-gerik gadis itu.

Belum lagi ketika folder Galileo ia buka. Sungguh, Syafa bahkan mengenakan wig dan baju-baju branded lainnya untuk terlihat sama seperti sosok Galileo. Astaga ini sudah tidak masuk akal. Apa Syafa menderita copycat syndrome?

Tanpa membuka folder yang bertuliskan namanya sendiri, Nota langsung keluar dari galeri itu. Apa yang baru saja ia lihat mampu membuat bulu kuduknya merinding. Ia tidak menyangka jika seorang Syafa mempunyai perilaku segila ini.

Nota diam sejenak, meregangkan otot-otot tubuhnya yang menegang. Setelah merasa lebih tenang, lelaki itu kemudian membuka aplikasi lain yang ada di sana. Nota kembali dikejutkan saat mengetahui bahwa aplikasi tersebut adalah aplikasi yang digunakan Syafa untuk meretas web sekolah.

Di sana terdapat beberapa arsipan postingan mengenai rahasia Tamara dan juga video Jaden dengan Hanina. Bahkan ada arsip postingan mengenai rahasia Nota beserta video dimana kedua orangtua Nota sedang bersama 'orang lain'.

Tangan Nota terkepal kuat. Matanya menatap lurus ke arah layar yang kini memutar video dimana ibunya sedang bermesraan dengan kakenya sendiri. Dan kemudian video lain yang menunjukkan ayahnya  sedang mencium seorang gadis dengan seragam SMP.

Mata lelaki itu terlihat berkaca-kaca. Dengan segera ia menghapus arsipan tersebut beserta arsipan yang lainnya.

Kini Nota yakin seratus persen bahwa Syafa adalah dalang dibalik teror ini. Tinggal menunggu bukti-bukti lainnya untuk membongkar kedok gadis ini. Namun sebelum itu, Nota harus menghentikan pergerakan Syafa secepatnya. Karena jika tidak, maka cepat atau lambat rahasianya juga akan dibongkar.

-———-

TERSISA SEKITAR BEBERAPA PART LAGI SEBELUM ENDING. APA KALIAN UDAH SIAP BERPISAH SAMA CERITA INI?

TENANG AKU UDAH NYIAPIN CERITA BARU YANG BISA KALIAN BACA. GENRENYA TEENFICTION FANTASI ROMANCE ACTION SUPRANATURAL. KIRA-KIRA TERTARIK GA BUAT BACANYA?

OH IYA JANGAN LUPA NABUNG BUAT NOVEL UNFAMILIAR TWINS, KARENA DI NOVEL AKU BERENCANA NAMBAHIN SEKITAR 10-20 PART YANG GA BAKALAN ADA DI WATTPAD. TENTUNYA TAMBAHAN ITU BAKALAN NGEJAWAB BEBERAPA HAL YANG MASIH JADI TANDA TANYA.

MAU AKU CEPET UPDATE LAGI? YAUDAH SPAM KOMENNYA KAYA KEMARIN JUGA DONG BIAR AKU SEMANGAT.

-———-

AYO TANYA JAWAB LAGI

1. Sebutin nama tokoh dalam cerita ini yang paling kalian suka!

2. Siapa tokoh dengan kepribadian paling menarik menurut kalian?

3. Siapa tokoh yang punya aura positif?

4. Satu couple favorit kamu!

5. Coba buat dialog antara tokoh di dalam cerita ini, terserah mau siapa aja. Silahkan keluarkan imajinasi kalian.

6. Selain visual yang aku kasi, coba sebutin visual yang kalian bayangin untuk tokoh-tokoh di ceritaku.

7. Sebutin tiga tokoh terfavorit kamu di dalam cerita ini.

8. Sebutin lagu yang ngegambarin cerita ini atau tokoh ini atau couple di cerita ini.

-———-

MARI KITA BUKA LAPAK SPAM KOMEN

SPAM NAMA GALILEO

SPAM NAMA HANINA

SPAM NAMA JUNAR

SPAM NAMA LIZI

SPAM MAMA GEORGIE

SPAM NAMA SYAFA

SPAM NAMA JADEN

SPAM NAMA TAMARA

SPAM NAMA NOTA

-———-

31-07-2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro