Bab 10

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

::Gavin Rayno Aldebra::
Happy Reading:)

•••

Dulu aku tidak mau mengakui rasa ini ada tapi seiring berjalannya waktu, rasa ini terus berkembang dan membuat hatiku begitu sesak seolah tak ada lagi ruang kosong di dalamnya.
~∆∆∆~

Hikss

Hikss

"Kenap lo gak pernah cerita ke gue Frey? Kita udah temenan dari kecil, lo bisa cerita apapun masalah lo ke gue. Gue disini ada sebagai kawan yang bakal selalu denger keluh kesah lo."

"Tapi lo temen dia, Gav."

"Gue juga temen lo, Freya. Bahkan kita temenan lebih lama." Gavin semakin mempererat dekapannya.

Gavin dan Geren memang berteman dengan Freya sejak kecil tapi Gavin lebih dekat dengan Freya, karena dulu Geren sering keluar negeri untuk chek up.

"Gue gak tau harus gimana lagi nahan segalanya."

"Kalau gitu jangan ditahan."

"Gue gak pengen mikirin tentang semua itu, tapi nyatanya kepikiran. Gue gak pengen punya rasa ini, tapi gak gue rasain pun kerasa, Gav. Gue takut untuk mengakui segalanya. Gue gak pengen dibenci karena cinta gue. Cukup dulu aja, gak perlu sekarang. Tolong, ajari gue mencintai tanpa harus memiliki. Gue udah muak dengan semua ini," Freya mengusap kasar air matanya.

"Mencintai tanpa ingin memiliki itu gak bisa. Freya, meskipun setitik pasti ada yang namanya rasa ingin memiliki. Cinta adalah obsesi. Dan obsesi itu seperti bom waktu yang siap aktif kapan saja. Kalau lo gak bisa menjinakkan bom itu, maka lo harus siap hancur dan meledak kapan pun," jelas Gavin panjang lebar.

"Gue, gue gak mau hancur lagi kayak dulu."

"Kalau gitu lo harus menjinakkan bom itu."

"Tapi gue gak tau caranya."

"Lo cuma perlu memindahkan hati lo ke hati yang sama-sama berjuang. Saling berjuang untuk mendapatkan. Banyak kok, cowok selain Andreas di luar sana yang mungkin juga cinta sama lo diem-diem kayak cinta lo ke Andreas," Gavin menjeda sebentar kalimatnya, "Lo gak perlu pusing mikir gimana nasib cinta lo, kalau lo udah mau nyoba mindah hati lo kehati yang lain pasti cinta lo juga bakal ngikut kok. Lo cuman butuh terbiasa. Cinta itu berawal dari terbiasa," nasihat Gavin sok bijak, padahal sikapnya sendiri tak sebijak itu.

Freya memeluk Gavin, "Thanks, Gav. Lo emang sahabat terbaik gue. Lo itu termasuk dari salah satu orang-orang istimewa dalam hidup gue." ucap Freya.

Mendengar ucapan Freya, Gavin tersenyum senang dan membalas pelukan Freya.

Lo juga orang istimewa dalam hidup gue.

~∆∆∆~
Kadang ada saatnya cinta itu harus dipendam sendiri. Tapi itu cukup sementara, ungkapakan rasa itu pada waktunya. Karena cinta tidak akan menunggu yang tak segera memberi kepastian.

~TO BE CONTINUED~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro