「𝓿┇𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝟎𝟕┆𝒘𝒓𝒐𝒏𝒈」

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

𝒖𝒏𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒏𝒈

✩。:*•.───── ❁ ❁ ─────.•*:。✩

[Name] menatap kosong ke depan. Raganya duduk diam tetapi pikirannya tengah berkelana. Setelah pertemuannya dengan Tetsurou kemarin, membaut tekadnya yang semula sudah ia bangun dengan susah payah runtuh begitu saja. Hari - harinya kembali di hantui oleh awan hitam.

Tetapi kali ini, ia dapat merasakan sedikit kelegaan di hatinya karena setidaknya ia bisa menguatarakan apa yang ada dipikirannya selama ini. Hanya saja ia masih belum mendengar jawaban dari Tetsurou tenatang alasan pasti ia mengakhiri hubungannya dengan [Name]. 

Menilik lagi kebelakang, [Name] berusaha mencari sejak kapan semuanya menjadi salah. Ia selalu menjadi pihak yang mengalah, karena menurutnya itu adalah langkah terbaik agar ia tak kehilangan Tetsurou. Hanya saja, yang tak [Name] ketahui adalah fakta dibalik mengapa Tetsurou memulai hubungan itu sendiri. 

Sejak awal, terciptanya aku dan kamu karena Tetsurou adalah lelaki yang haus akan kasih sayang wanita. [Name] sendiri tahu bahwa sebelum mereka menjadi sepasang kekasih, Tetsurou baru saja mengakhiri hubungannya dengan kekasih lamanya. Tetapi, bagi [Name] yang sudah memendam rasa suka sejak pertama kali ia melihat sosok sang kapten voli, ia dibutakan oleh fakta di depan mata dan menutup telinga dari segala perkataan teman dekatnya yang mengatakan bahwa Tetsurou adalah seorang playboy  kelas kakap. 

Tetsurou adalah manusia yang tak bisa hidup tanpa seorang kekasih, ia haus akan perhatian dari mereka tetapi semakin ia diberi semakin ia lapar. Membuatnya tak bisa fokus terhadap suatu hubungan yang tengah ia jalin.

Pada masa awal keduanya menjadi sepasang kekasih, [Name] pernah sekali mendapati Tetsurou tengah kencan dengan sahabat baiknya sendiri, membuatnya melemparkan amarahnya saat itu juga. Ia memepertanyakan kepada Tetsurou, kenapa harus sahabatnya sendiri? dan Tetsurou menjelaskan bahwa semua tak seperti apa yang terlihat.

Keduanya putus secara sepihak. Tetapi entah bagaimana caranya, Tetsurou berhasil meyakinkan [Name] dengan datang ke rumanya di tengah hujan lebat. Akhirnya [Name] bersimpati dan setuju untuk kembali bersama Tetsurou.

Selang 2 bulan kemudian, [Name] tak sengaja mendengar percakapan yang tak seharusnya ia dengar. Saat itu, [Name] dengan wajah sumringah berjalan menuju gymnasium dengan niat memberikan bekal buatannya untuk sang pujaan hati. Tetapi apa yang ia dengar membuatnya mengurungkan niat hati.

Ia mendengar suara yang ia yakini adalah Tetsurou dan beberapa temannya. Mereka bertanya tentang kemajuan hubungannya dengan [Name] setelah Tetsurou ketahuan selingkuh. Tetapi jawaban Tetsurou membuat [Name] tercengang, seolah membawa badai saat matahari bersinar terang. Tetsurou berkata, sejak awal ia sama sekali belum merasakan perasaannya untuk [Name] berkemabang. Dan percakapan tersebut di tutupi dengan suara gelak tawa mereka, serta air mata sang gadis yang tak lagi bisa ia bendung. Bento yang ia buat dengan susah payah akhirnya berakhir di tempat sampah. 

Menginta masalalu membuatnya semakin dilanda rasa sedih. Seolah mengetahui isi hatinya, kini langit pun tak lagi berwarna biru tetapi penuh dengan awan gelap mendakan bahwa jutaan tetes air siap jatuh kapan saja ke bumi. Karena ia tak mau terjebak di sekolah, [Name] memutuskan untuk berlari menuju rumah, berharap bisa tiba sebelum hujan lebat.

Tetapi, pada akhirnya ia menyesali keputusannya beberapa menit yang lalu. Bukan karena ia pada akhirnya terjebak hujan di jalan tetapi karena ia mendapati sesosok jangkung manusia tengah berdiri di depan kediamannya. Saat itu pula, sang awan kelabu menumpahkan muatannya membasahi bumi dan seisinya, termasuk dua insan yang tangah saling menatap dengan di bentangkan oleh jarak cukup jauh tetapi masih bisa saling melihat raut wajha masing - masing.

Ketika netra [Name] menangkap pergerkan Tetsurou yang seolah ingin mendekatinya, ia berteriak untuk Tetsurou tak mendekatinya. Membuat Tetsurou menghentikan langkah kakinya dengan ekspresi terkejut, tetapi tak ada yang bis aia lakukan selain menurut.

"Aku, aku minta maaf" Suara parau yang keluar dari mulut Tetsurou berhasil mengubah ekspresi tak suka [Name] menjadi terkejut. Berkali - kali ia mendengar Tetsurou mengucap kalimat itu tetapi baru kali ini yang membuat [Name] merasa terkejut, seolah untuk pertama kalinya ia mendengar permohonan maaf yang tulus dari mulut Tetsurou sendiri.

Tak mendengar jawaban sang gadis, membuat Tetsurou berani meneruskan kalimat yang ingin ia ucapkan. "[Name], aku tahu bahwa selama ini aku salah, dan aku telah banyak melakukan hal bodoh yang menyakiti hatimu. Aku menyadari semuanya ketika kita tak lagi bersama. Aku menyadari bahwa selama ini hanya engkau yang senantiasa hadir di sisi ku. aku menyadari bahwa kau adalah rumah yang slelau ku tuju untuk pulang. Aku menyadari bahwa aku tak bisa hidup tanpa mu dalam dekapku." 

Penjelasan  panjang lebar Tetsurou masuk ke dalam indra pendengaran [Name], tetapi ia tak punya inisiatif untuk berbicara, membiarakn Tetsurou untuk mengeluarkan kalimat selanjutnya yang ia harap tak pernah ia dengar dari mulut yang telah mengucap banyak janji manis itu. 

"[Name], maukah kau kembali menjadi kekasihku?" 

Satu kalimat yang ia tunggu tetapi ketika ia mendengarnya, malah membuat hatti kecil [Name] seolah di tusuk oleh ribuan jarum. Saking sakit hatinya, membuat matanya mengeluarkan air yang tersamarkan oleh air hujan. Setelah menilik kembali memori lama, [Name] akhirnmya menyadari bahwa semuanya sudah salah sejak pertama kali. Hubungan ini adalah sebuah kesalahan, harusnya ia tak mudah di bujuk oleha Tetsurou, seharusnya ia mendnegar perkataan sepupu dan teman - temannya. Seharusnya, ia tak pernah menerima Tetsurou untuk mengisi relung hatinya. 

"Tidak, aku- aku tak mau!" Ia bereteriak dengan lantang menyerukan jawabannya di iringi oleh isak tangis. Kalimat yang sampai pada telinga Tetsurou, yang membuatnya mendapatkan keberanian untuk melangkah mendekati [Name] walau sang gadis terus berteriak menyuruhnya jangan mendekat, tetapi ia berhasil meraih pergelangan tangan [Name].

Tubuh Tetsurou terjatuh, sehingga lutunya menyetuh tanah basah di bawah naungan hujan lebat. ia menunduk ikut mengeluarkan air mata penuh penyesalan. "Kumohon, beri aku kesempatan [Name]. Bukankah setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua?" suara Tetsurou sedikit meninggi karena ia takut suaranya terendam hujan lebat. 

[Name] menggelengkan kepalanya dengan sekuat tenaga, menyangkal semua perkataan Tetsurou. "Tidak, aku sudah berkali - kali membarikanmu kesempatan, tetapi kau selalu menyia - nyiakannya. Kali ini aku menolak keras. Bagi ku, kamu tak lagi berarti. Tolong, berhenti karena kita sudah tak bisa lagi bersatu, aku bukanlah aku yang dahulu bisa engkau kelabui dengan seribu janji manismu. Aku tak mau kau bodohi lagi" [Name] melepaskan genggam tangan Tetsurou di pergelangan tangannya dan melangkah memasuki kediamannya meninggalkan Tetsurou yang tak bergeming dari posisinya membiarkan air hujan menyamarkan tetes air matanya.

Suara isak tangis memenuhi kamar [Name]. Ia mnjatuhkan dirinya di lantai yang dingin denagn tubuh yang basah kuyup akibat air hujan. Ia berhasil menolak Tetsurou, tetapi tak bisa ia pungkiri bahwa sakit di dadanya semakin menjadi - jadi. Ia meraung, berharap bahwa sakit hatinya bisa menghilang seiring raungan yang ia keluarkan. 

Dua insan yang saling mencintai, sekaligus menyakiti satu sama lain. Bersamamu aku sakit tak bersamamu ternyata lebih menyakitkan. 

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅

✩。:•.───── ❁ ❁ ─────.•:。✩

【 2 September 2023 】

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro