Kisah 17.2 ~ Benci

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Berhenti untuk Membenci

Kau yang mati-matian dibela, ternyata berkhianat.
Kau yang bersusah payah dipertahankan, ternyata melepaskan.
Lalu, aku harus menunggu sampai kapan untuk bisa menghajarmu?

Sumpah serapah sudah berulang kali terucap.
Cacian hingga hinaan sudah acap kali terlontar.
Toh, kau tetap bungkam!
Membisu tanpa berujar apa-apa.

Aku sudah berancang-ancang.
Mempersiapkan berjuta kata hinaan.
Meneguhkan hati untuk berteriak dan mulai memaki.

Namun, kau kembali datang dan berkata,
"Jangan memupuk benci! Sebab benci sama seperti luka infeksi.
Dari kecil lalu membesar, dan menggerogotimu hingga habis tak bersisa."


Bondowoso, 16 Oktober 2020
Na_LinaKurniawati


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro