Bucin = BuDAk MiciN

Ya u know lah siapa, pacar author //heh

🎈🎈🎈

“Njir tumben ga bikin utaite x reader thor.”

Diam kamu anjer. Gak rela gue readers sama lo yang gobloknya langsung dari sumbernya cem le mineral.

Ada manis-manisnya gituh.

“Hoaaahmm,” nguap Sakata. “Jam berapa nih? Tanggal berapa?”

Jam 05.00. Tanggal 5 Desember 2019.

(gue nulis cerita ini jam 00.25, beneran anjer gak bohong sumpah demi cinta kyta)

“Hmm jam 5... Oke, cuci muka, makan, terus ngerjain peer...”

Tumben inget peer.

“Nyalin lah. Mamat udah gue booking kemarin.”

Entah goblok entah jenius.

Oke skip bagian Sakata cuci muka, ganti baju, dan boker. GAUSAH DIBAYANGIN SAKATA BOKER SENGAJA GUE SENSOR BIAR HALU KALIAN TIDA KEJAUHAN.

Setelah itu, Sakata bersiap untuk sarapan. Dengan nasi micin kesukaannya tentunya. “Yak micin hari ini....”

“!!!”

“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!”

“Di mana micin hari Kamisku?!” tangis Sakata. “Ga mungkin habis, kemarin gue habis ke Jepunmaret beli micin gitu!”

Ya udah deh Sak, makan aja pake micin laen. Banyak tuh selemari.

“Ga bisa! Micin hari Kamis dan hari Selasa itu beda, sama kayak micin hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu!!!!”

ELAH SAK ROYCO BEDA RASA DOANG. ENTAH RASA AYAM ENTAH SAPI TOH SAMA-SAMA MSG.

“GUE GAK MAU MAKAN KALAU GAK ADA MICIN ITU!” seru Sakata.

Terus Sakata mutung, keluar kamar sambil ngomel-ngomel.

Dih ngeselin.

... Tapi imut gimana dong :(

🎈🎈🎈

“Pagi Sakata ganteng!”

Sakata hampir aja keselek micin hari Rabunya semalam.

Barusan apaan?

"GANTENG"?!

“Pa-pagi Ur...”

Urata lempar senyum. Senyum ramah anjae, tulus kek senyum Mamat, gak kek biasanya.

“Ini, gue beliin bubur ayam! Micinnya dibanyakin, makan noh! Belum makan kan lo?”

“Eh... Iya..., Ur--”

Urata tetep senyum. Mantengin Sakata makan bagai seorang istry.

“Ur, lu napa sih?! Senyum lo horor kek om-om!” Sakata akhirnya gak tahan. Biasanya Uraya bakal marah-marah kalau Sakata nggak sarapan. Lah hari ini kok baek bener anjay.

“Eh? nggak kenapa-kenapa kok.” Tetep senyum.

“Nggak kenapa-napa apanya?! Lo aneh tau nggak?!”

“Sakata kok gitu sih~” Urata megang tangan Sakata.

“Aku kan pengen nyenengin kamu sekali-sekali, nggak boleh, ya?”

"Aku"? "Kamu"?

Tangan dipegang.

Risih sih, jijik sih, tapi...

CROOOOOOTT

TERLALU KAWAII.

🎈🎈🎈

“Sumpah, kenapa sih Urata...” Sakata ngusap hidungnya pakai tisu, ngelap bekas mimisan. “Kawaii iya, tapi kalau dipikir-pikir jijik njir, coba kalau cewek, udah gue pacari pasti.”

Antek-antek fujo : BISA ANDA ULANG KATA TERAKHIR BARUSAN?

Di tengah kesibukan (ga juga) Sakata tersebut, Amatsuki secara tidak sengaja lewat.

“Eh mat, kebetulan! Pinjem tugas, dong! Mumpung ada waktu, gue mau nyalin!” panggil Sakata.

Amatsuki berhenti. Terus natap Sakata horror.

“Anda siapa?”

“... Loh?”

Terus Mamat lewat.

Sakata bengong.

“Heh mat! Lo kebentur terus insomnia, ya?!”

AMNESIA GBLK MASA GA BISA BEDAIN.

“Nggak. Saya nggak apa-apa. Minggir kamu, jangan halangi jalan saya.” Amatsuki masih dengan nada dinginnya.

“Oh o-oke...” Sakata minggir, takut sama tatapan Amatsuki.

“Mamat horor njir... Cari Mafu ah, kali aja dia ngerjain tugas.”

🎈🎈🎈

“Maf!” Sakata dobrak pintu nggak nyantai. “PINJEM TUGAS DONG!”

“Mafu, aaaa ♡.”

“Aaaa ♡. Mmm, enak! Soraru-san jago masak ya!”

“A-ano nee... Makasih pujiannya, tapi tadi aku beli di minimarket.”

“Bangsat kembalikan pujian gue.”

Sakata tercengank. Mafu dan Soraru sedang suap-suapan dengan mesranya. Padahal biasanya gelod.

“Sakata?” Mafu yang baru menotis kehadiran makhluk pecandu msg itu menghentikan acara makannya.

“Oh... Em...” Sakata bingung, mau masuk apa engga.

Kalau masuk, takut ganggu. Mana tatapan Soraru kek 'bangsat-kamu-kutu-busuk-ganggu-aja-kita-lagi-mesra-awas-kamu-aku-viralkan-di-sosmed'.

Kalau nggak masuk, GIMANA NASIB TUGASNYA NJENC?

“Eh, maaf ya Sakata. Soal tugas tadi, mendingan di sekolah aja deh. Sekarang aku mau menghabiskan waktuku dengan my honey ♡. Iya kan honey?” Mafu rangkul Soraru.

“Tentu my sweet potato grilled with bbq spicy sauce hot and fresh ♡.”

Gue lupa Soraru nggak bisa bahasa inggris.

Sakata yang mulanya jijik lihat Mafu rangkul Soraru, tambah jijik lagi denger jawaban Soraru. Bukannya apa, tapi dia gak suka bbq, tapi suka cheese.

LAH ITU MASALAHNYA?!

Kenapa lo yang kaget, yang nulis siapa, yang kaget siapa -Sakata.

“Eh y-yaudah Maf, Sor. Maaf ganggu, duluan ya!”

🎈🎈🎈

Urata baik.

Mamat jadi cem Luz kerasukan setan rumah kentang.

Mafu Soraru rukun.

KENAPA SEMUA MALAH ANEH GINI, SIH?!

“Loh, Sakata, kenapa bengong?”

“Ini Nar, gue lagi nya–EEEH?! ARAKI LU HABIS REBONDING?! Gue kira Naruse, njir!”

Sakata terkejoed melihat perubahan pada Araki. Rambutnya panjang sebahu, lengkap dengan pita dan jepit.

“Sante aja kali Sak, ngegas amat lo kek motor tok dalang.”

Nqrse datang sambil emut milkita. Rambutnya diiket cem cewek tomboy, eh cem cowok tulen.

“Na-Naruse?! Njir lo berdua napa sih?!”

“Sa!”

“Ka!”

“Taaaa!!!”

Sakata noleh lagi.

Anjrod keanehan apalagi ini.

Senra, pakai baju serba ungu cem warna janda.

Shima, pakai baju serba kuning cem tai ngambang.

Wtf is dis.

“KENAPA SEMUA ORANG HARI INI ANEH BANGET?!”

“Aneh? Huh, sembarangan! Dandan gue dibilang aneh!” omel Araki.

“Mati ae kamu hina pacar gue aneh!” Nqrse ngeluarin golok.

“A” kata Shima.

“Neh” kata Senra.

“A” Shima.

“Pa” Senra.

“Nya?” Shima lagi.

“Hm?” Senra lagi.

“GATAU AH KALIAN SEMUA ANEH! GUE CABUT DULU KE SEKOLAH, BODO AMAT SAMA TUGAS, BHAY!!!”

Terus Sakata lari ala-ala ninja Konoha.

Meninggalkan teman-temannya.

🎈🎈🎈

“Hosh... Hosh....”

Sakata capek habis lari. Ya habisnya lari biasa aja kan bisa, nah ini pake ngewibu segala di jalan, tuman.

“Yo yo, Sakata-kun.” Seseorang menepuk bahunya.

“Eh, Sou--”

“Aku ada barang bagus nih.” Sou ngeluarin majalah dewasa masih berbalut plastik, dilakban, dirantai, aman gak bakal kebuka kayak hati doi anda.

“WA-WA-WAAA???” Sakata kaget. “WAT DE FAK? LU NAPA DEH SOU, SADAR SOU! LO MASIH SUCI!”

Terus Eve lewat.

“Eh, Eve! Tegur nih, Sou! Beli majalah ecchi terlarang!” teriak Sakata.

“Ecchi?”

Eve menoleh, kakinya disilangkan. Imut banget ya gusti, kayak boneka.

Boneka annabelle :)

/ora/

“Ecchi itu... Apa ya?”

WEH ANJRED. KOK POLOS.

Readers bucin Eve garis keras : SINI DEQ AKU KOTORIN EH3H3

“Bodo amatlah gue ke kelas aja.”

Sakata ngacir lagi.

🎈🎈🎈

Di kelas, Sakata berpikir keras.

“Kenapa ya semuanya aneh begini? Kayak kebalik dari biasanya.”

Hmm.

“Apa mungkin mereka capek dengan kebiasaan mereka, makanya mau ganti ya?”

gblk.

“Oh enggak! Gue tau!” Sakata berdiri dari kursinya. “Pasti hari ini hari kebalikan!”

Tambah gblk lagi.

Di saat itu, ShounenT dan Kashi masuk ke kelas.

“Pa kabar Sak?” tanya ShounenT.

“Baik... Eh gak juga.”

“Oh...” ujar ShounenT.

“Udah makan?” tanya Kashi.

“Belum sih.”

“Oh...” ujar Kashi.

“...”

“...”

“...”

“AAAH, LO BERDUA KENAPA IKUTAN ANEH, SIH?!” Sakata emosi.

“Aneh?” tanya ShounenT.

“Kita normal kok.” Kashi heran.

“YA JUSTRU KERENA KALIAN TERLALU NORMAL ITU NJIR YANG BIKIN ANEH, KALIAN KAN BIASANYA BEGO, GAK NORMAL, NGIBRIT SANA-SINI!!!”

Yeu gak ngaca lo buntut ayam.

“Udahlah! Gue males, semua jadi kayak orang yang gue gak kenal. Gue bolos aja hari ini, nitip absen, ya!”

MANA ADA ORANG NITIP ABSEN PADAHAL BOLOS?!

Ya ini.

🎈🎈🎈

Sakata ngumpet di halaman belakang.

Eh gataunya ketemu Urata.

COBAAN APALAGI INI YA KAMISAMA.

“Sak!” Urata lambai-lambaiin tangan, masih senyum-senyum kayak tadi pagi.

Sakata merinding. Jawab apa gak ya. Yes no yes no yes no yes–Halah ngapain kamu ngitungin jari Sak :(

“Sakata!”

“Eh!”

Belum sempet selesai mutusin yes no pakai jari tangannya, Urata udah keburu jalan ke deketnya.

“Bolos, ya?” tanya Urata. Masih senyum.

“Ngaca lo, dasar tanuki!” Loh, ini kenapa malah Sakata yang jadi cem Urata?

“Ehe.” Urata cengengesan.

“Napa lo? Ketularan Mafu?” tanya Sakata.

Urata menggeleng. “Kalau lo juga bolos, sini ikut gue!”

“Haah?” Sakata heran. “Ke mana? Ogah!”

Urata senyum lagi. “Yakin? Seru, lho. Ikut ae deh.”

“Gak, gue–”

“UDAH IKUT AJA NAPA?!” Urata narik tangan Sakata.

Sakata kaget. Tapi habis itu seneng, karena Urata udah balik kek biasa. Judes tapi ngangenin, ea.

Eh pas lagi seneng, Urata senyum lagi.

“Maaf, ya.”

Sakata cuma bisa ngangguk, walau isi pikirannya gak nentu.

Ura-san...

Senyumnya kelihatan dipaksakan.

🎈🎈🎈

“HAPPY BESDEY BUDAK MICHEEN!!!”

Tembakan konveti di mana-mana. DUAR DUAR sana-sini.

“Heh?” Sakata yang dasarnya memang goblok, masih ga ngerti ini ada apaan.

“Ini kalian udah balik normal lagi? Syukur, deh! Ngapain coba main hari kebalikan kayak spongebob ae!”

“KITA NGEPRANK BUAT BIKIN KEJUTAN BUAT LO BEGO.” Urata jitak Sakata. Berusaha menetralisir kebodohan tapi karena kebodohan Sakata sudah melekat hingga dna rna ribosom, jadi ya nggak bisa lepas.

Ada Sakata, ada kebodohan. Mencari kebodohan? Carilah Sakata.

Wah bijak banget author.

Setelah itu ya kayak biasa. Makan kue yang nggak biasanya, bikinan Mamat, soalnya Nqrse kan lagi dandan tomboi, gak mau dia masak. Sesuai ajaran emaknya, semua harus to-ta-li-ti.

Habis itu, sesi kado. UraShimaSenra ngasih kaos, berempat kapelan. Sakata dapet kaos merah gambar Shima. Urata dapat kaos ijo gambar Sakata. Shima, kaos ungu ganbar Senra. Senra, kaos kuning gambar Urata.

Sebenernya, Sakata agak kecewa gak dapet yang gambarnya Sakata. TAPI YAA DISEMBUNYIIN LAH ADA DOI INI.

Amatsuki, Kashi, ShounenT, patungan beliin action figure. Tapi figurenya Sakata sendiri. Patungan itu 80% Mamat 10% Kashi 10% ShounenT.

Wahai teman-teman sialan, bagaimana cara menghilangkan rasa cintaku pada kalian? :(
-Mamat.

Mafu kasih jam Chino. Gak sengaja beli dua katanya. Tapi Sakata dikasih yang lama, bukan yang baru.

Wo jahanam gue dikasih yang bekash syid :) -Sakata

Soraru kasih gantungan kunci Hanpen. Yaudahlah ya terima ae, lagian hanpen lucu juga.

Luz kasih serenteng milkita.

“Eh, Luz lo ada di sini juga?” Sakata baru sadar.

“Iya lah lo pikir gue apaan, sayton?”

“Y emang mirip sih.”

“Bgsd :')”

“Habis lo gak muncul samsek di cerita. Baru akhir doang. Tumben author ga nistain lo.”

Gue lagi baik.

“Btw ngapain lo kasih gue milkita?”

“Sekali-sekali lo nikmatin makanan laen, jangan micheen mulu.” jawab Luz. “Ini pertamanya mau gue kasih ke anak-anak SD di deket sungai jalan itu lho, tapi gue deketin dikit semua pada lari. Eh yaudah, gue cemilin tuh milkita sendiri.”

Konon anak SD bisa merasakan hawa kepedoan yang kuat.

Araki Nqrse kasih mic.

“Araki, ntar jadi kan beli mic baru?”

“Mic lama lo napa?”

“Kan buat kado Sakata.”

“Oh iya ya. Yaudah entar beli lagi ae.”

“Yez azek!”

Sakata diem ae. KASIH YANG BARU NAPA. SEKONGKOL YA LO SAMA CABE ALBINO?

Terus yaudah. Yang lainnya gak dateng, tapi banyak yang kasih ucapan Sakata lewat line.

Seneng sih, tapi Sakata ngerasa ada yang janggal.

Gatau kenapa, dia tiba-tiba pengen lihat tawanya Urata.

🎈🎈🎈

“Sak,”

Urata meninju pelan kepala Sakata. Sakata menoleh.

“Apa sih? Ada Pak Sekihan tuh di depan, entar dimarahin lho.” bisik Sakata.

Urata tersenyum tipis. Ia lalu menyodorkan tangannya.

“Sebenernya ini nggak ada di rencana, sih. Cuma gue khawatir kesehatan lo kalau lo setiap hari makan msg mulu.”

Sakata mendelik. “MI-MICIN HARI KAMIS GUE?!”

“Sakata, duduk! Ngapain kamu teriak-teriak gaje kayak siamang gitu? Eh kamu kerabatnya deng.” tegur Pak Sekihan.

“A-anu, pak. Saya barusan anu.”

“Oh? Baiklah saya paham. Duduk lagi, jangan teriak lagi ya.”

PAHAM APANYA WOI GUE YANG NGETIK AE GAK PAHAM.

“Pfft...”

Sakata menoleh ke arah Urata.

“Hahaha, lo goblok sih. Makanya jangan kebanyakan micin.” tawa Urata.

Sakata tertegun.

“Hahaha!”

“Haha...”

“Ha...”

“...”

“Ngapain lo lihatin gue kayak gitu, bego?!”

Sakata tersenyum.

“Aku suka senyum Ura-san yang ini.”

🎈🎈🎈

I

YA AKU TAHU INI TELAT BANGET. TAPI SETIDAKNYA BELUM SEMINGGU SETELAH ULTAHNYA KAN?

Sakata itu member USSS kesayanganku. Ya walau pun dia rada geblek, tapi aku suka ae sama Sakata :v

Luv u, Sakata! Walau pun gue cuma fans yang nggak bisa dukung apa-apa, tapi gue selalu ada di sini, dukung lo, tanpa lo perlu tau.

//barusan gue ngetik apa?

Oke, sekian. Jaa!