Bab 13 Terbongkar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang terpenting dalam sebuah keadaan bukan dari masalahnya melainkan jawabannya

*****

Lima? Angka yang Vyo sukai dulu. Karena, ia mulai sangat dekat dengan Raja sekitar lima bulanan lebih. Sebenarnya, ia memang sudah menganggap Raja seorang teman ketika Raja tak henti-hentinya menganggu dirinya. Vyo masih mengingat anak lelaki itu meminta ia menjadi temannya pada awal bulan Desember ketika ia dan Raja masih berada di sekolah yang sama. Hampir dua tahun ia selalu bertemu dan diganggu oleh Raja tapi, baru kali itu ia melihat Raja berbicara dengan tulus untuk menjadikannya Vyo seorang teman.

Vyo menatap dirinya depan kaca yang lumayan besar di kamarnya dengan lengkap memakai seragam miliknya. Tak ada senyuman dibibirnya dan tak ada rasa semangat yang berkobar dalam dirinya. Sekarang, ia hanya khawatir pada sosok lelaki yang ia kenal dulu. Bayang-bayang ketika Raja meminta ia menjadi seorang teman kini selalu ada dalam pikirannya.

"Vyo, ayo cepet nanti kamu terlambat. Ibu sudah pesankan taxi untukmu," teriak Ibunya di balik pintu kamarnya.

"Iya Bu," jawabnya lesu.

Segera ia mengambil tas gendong miliknya dan segera berlari menghampiri taxi berwarna silver yang sudah menunggunya sedari tadi. Sejak kemarin ia mematikan ponselnya, ia ingin menenangkan pikirannya sendiri. Diperjalanan, Vyo membuka buku berwarna merah polos itu dan terdapat nama mereka dengan balpoin hitam. Segera ia menuliskan kembali nama mereka dengan tempelan putih khusus nama untuk buku dan menempelkannya, agar terlihat baru. Namun, ketika Vyo membuka halaman pertama ia heran dalam kertas itu terdapat tulisan indah berupa sebuah puisi yang cantik.

"Hah? Siapa yang menulis ini?" batinnya dan segera membaca puisi tersebut.

Rindu yang Tersirat

Tertulis namamu yang membuatku teringat sesuatu
Harsa dan gugup bercampur menjadi satu
Untukmu, aku selalu menunggu
Fitrahku mengagumi keelokan wajahmu
Atmaku yang kini ingin menggapai hati
Ilusi yang berharap menjadi mimpi
Lalu, apa kau menyukai?
Aku hanya ingin itu terjadi
Hingga kita tersenyum berseri

Sisi, apa kamu masih mempunyai rasa sepertiku?

-Digo

Vyo tersenyum lebar dan hatinya merasa lega membaca puisi yang terbilang singkat namun, mampu membuatnya merasa bahagia.

"Apa aku suka rindu?" Vyo terkekeh pelan ketika mengetahui maksud dari puisi tersebut.

Tak disangka, buku yang ia ingin dirangkai bersama Raja semenjak kecil malah harus menunggu sekitar tiga tahunan. Buku yang kosong kini terdapat satu kenangan manis di dalamnya. Ia berpikir puisi tersebut seperti mengutarakan rindunya pada Vyo. Vyo tak henti-hentinya tersenyum dan segera menutup buku itu dan memasukannya dalam tas.

Ketika sesampainya disana, lengan Vyo ditarik oleh Melly dengan raut yang gelisah.

"Ada apa? Lu bawa gue ke taman sepi ada apa si?" protes Vyo kesal.

"Vy," ujarnya ngos-ngosan sembari menelan ludah.

"Iya kenapa?" gerutu Vyo yang tak tahan.

"Kak Raja," katanya serius.

"Kak Raja?" Vyo terlihat serius dan mengerutkan keningnya.

"Nih liat." Melly memperlihatkan ponsel canggih miliknya. Namun, yang diperlihatkan jelas bukan ponselnya tapi, sebuah artikel online dengan nama Raja Alviro Geraldo disana.

KEBURUKAN SALAH SATU PERUSAHAAN PRODUK TERBAIK AKHIRNYA TERKUAK

Pemilik Perusahaan produk bahan pangan dengan karyawan sekitar tiga ribu, melakukan hal curang pada produk miliknya. Tidak hanya itu, mereka membuat produknya dengan bahan yang sudah busuk.

Hanin Alvira dan Raja Geraldo bahkan seringkali memaksa anaknya yaitu, Raja Alviro Geraldo untuk melakukan pencitraan di depan kamera. Ini adalah salah satu video wanwancara pada saat itu.

Vyo tak mampu membaca artikel itu hingga selesai. Namun, tangannya mengklik link video yang terdapat disana. Nampak jelas dari raut anak lelaki itu tampak ketakutan dan gelisah. Hati Vyo rasanya seakan sakit, menahan butiran kristal agar tak jatuh dari matanya. Satu lagi, Vyo tak percaya bahwa Ayahnya dan Ibu Kenn terlibat dalam Perusahaan itu sekarang. Walau tak tau pasti sekarang bagaimana, tapi Vyo merasa khawatir.

"Berita ini diurutan pencarian pertama Vy"

Vyo bergeming pikirannya hanya tertuju pada lelaki itu.

"Kak Raja hari ini gak sekolah jugakan?" Vyo menggetar-getarkan tubuh Melly sedikit kasar. Sejak kejadian Frisa dan mengundurkan diri dari Ketua OSIS Raja jarang sekali masuk sekolah. Bahkan, semua orang menyebutkan bahwa Raja adalah anak yang berprestasi tapi tidak memiliki akhlak yang baik. Mereka juga berasumsi bahwa Raja adalah siswa pintar yang memiliki sifat seenaknya saja.

"Dia--"

Sebelum Melly berbicara Vyo langsung mengetahui bahwa lelaki itu berada disini. Ia berlari pelan dengan rasa gelisah bahwa lelaki itu tak baik-baik saja.

"Pantas saja mengundurkan diri dari Ketua OSIS, ternyata sifatnya emang kek gini"

"Sifatnya sama saja kayak orangtuanya, selalu bertindak seenaknya"

"Mentang-mentang siswa terpintar, masuk sekolah kapan saja"

"Apakah perusahannya sekarang bagus? Apa tetap memakai bahan busuk? Untung saja keluarga kami tak pernah membelinya"

Bukannya merasa iba terhadap Raja, para siswa dan siswi justru mencomooh Raja. Mata Vyo hanya bergerak mencari sosok lelaki itu tanpa peduli omongan semua orang walau itu menyakitkan hatinya juga.
Karena tak menemukannya di manapun Vyo pasrah dan beranjak pergi ke kelasnya dengan lesu.

Setelah pembelajaran selesai Vyo kembali mencari Raja. Tanpa sengaja ia mengingat perkataan Raja bahwa ia selalu berada di perpustakaan. Tanpa pikir panjang Vyo segera berlari kesana. Sesampainya disana, ia tak mendapati siapapun hanya ada pengawas perpus yang sedang entah mengetik apa di komputernya tanpa memerhatikan sekelilingnya. Namun begitu, Vyo tetap mencari hingga ke ujung perpustakaan namun, hasilnya nihil. Vyo terduduk lemas di lantai dengan perasaan campur aduknya.

Sesaat setelah Vyo kembali berdiri, seseorang menarik tangan Vyo dan merengkuhnya dalam pelukannya di balik rak-rak yang berjejer. Aroma yang tak asing bagi Vyo. Lalu, Vyo membulatkan matanya dan mendongak melihat siapa orang yang melakukannya. Vyo menatap Raja khawatir. Tangan Vyo bergerak perlahan menepuk lembut punggung lelaki itu dengan mata yang menahan air matanya. Sedangkan, lelaki itu bergeming dan hanya memperlihatkan netranya yang butuh seseorang.

Kringg

"Kakak tau, aku mencarimu sampai aku lupa waktu," ujar Vyo setelah mendengar bel masuk berbunyi.

Raja menarik lengan Vyo dan membawanya keluar perpustakaan. Karena sudah jam masuk, sekolah tampak sepi. Ia membawa Vyo ke taman yang tadi ia dan Melly berbicara dan duduk bersama.

"Kakak aneh, Kakak gak ngerasa takut atau khawatir gitu?" Vyo menghapus sedikit air matanya yang keluar.

"Akulah akar dari semua masalah ini. Tidak menuruti perintah orangtuaku. Jadi, aku mencemaskan diriku," katanya sendu sembari menatap dalam Vyo.

"Kenapa?"

"Aku merasa selalu menemukan jawaban yang salah. Kupikir bekerja keras dengan melupakan masa lalu akan membuatku berbeda, ternyata tidak. Kupikir aku akan baik-baik saja dengan menjadi orang yang terus belajar dan menjadi siswa terbaik, tapi itu juga tidak berhasil. Aku sudah melakukan yang terbaik tapi aku tak yakin bahwa itu yang terbaik. Sekarang, aku harus bagaimana?" jelas lelaki itu dengan mata yang berkaca-kaca dan menatap Vyo dalam dan Vyo juga mampu mengerti dan merasakan apa yang dirasakan oleh lelaki itu.

"Kakak masih ingatkan, aku bakalan jadi kursi disaat kakak butuh sandaran," ujarnya dengan air mata yang turun perlahan.

"Kini, aku tak punya siapa-siapa. Maukah kamu menjadi--,"

"Ehh, aku selalu mengingat ketika Kakak memintaku menjadi teman dihari itu. Hari itu juga Kakak sedang menangis kali ini, terlihat sama," ucap Vyo dengan air mata yang terus turun. Raja tersenyum dan mengusap air mata wanita itu.

"RAJA!"

Seseorang memanggil membuat Raja terhenti melakukan aktivitasnya. Vyo pun hanya diam dan menatap gadis dengan rambut di kuncir kuda menghampiri Raja dengan wajah yang khawatir.

"Lo kemana aja? Gue khawatir sama lo. Jarang sekolah selalu menghilang mau lo apa? Gue sangat khawatir sama lo Raja," ucapnya tiba-tiba dan tangannya menggapai tangan Raja.

Vyo terdiam apa yang sebenarnya terjadi dan tanpa sengaja Vyo dan gadis itu menatap satu sama lain yang membuat keduanya bertanya-tanya, dia siapa?

To Be Continued

Gimana menurut kalian untuk bab ini? Semoga suka...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro