Chapter 22 : Kepulangan Pangeran Draco

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Di Istana Pangeran Mahkota, terlihat seorang pemuda pirang tengah duduk di kursi. Ia menatap bulan yang bersinar terang di jendela kamarnya.

Ia mendengar seseorang membuka kamarnya dan berjalan mendekat padanya.

"Draco...nak? Apa kamu ingin makan malam bersama kami?" Draco tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan wanita yang telah melahirkannya itu.

Ya! Orang yang memasuki kamar pangeran Draco adalah Ratu Vladkrie, Adara Regulus Vladkrie.

"Pangeran.....kita makan, ya?" bujuk Adara sekali lagi pada putra sulungnya itu.

Selang beberapa menit, akhirnya Draco bersuara menjawab bujukkan Ibunya itu.

"Saya tidak lapar, Ratu. Biarkan saya sendiri sekarang. Lagipula saya tidak butuh makanan manusia itu!" Draco menekankan kata manusia kepada Ibunya agar Ibunya itu mengerti dirinya.

Tatapan Adara kepada putranya menjadi sayu dan berkaca-kaca.

"Aku tahu pangeran. Tapi kamu harus makan, kamu tahu? Makanan manusia itu memang tidak penting untuk kita. Tapi.....makanan manusia itu berguna agar kita tetap kuat di bawah sinar matahari," jelas Adara dengan nada selembutnya agar putranya itu menuruti keinginannya untuk ikut makan malam bersamanya sekarang.

Tapi Draco tetap tidak bergeming.

"Saya tetap tidak akan makan, Ratu." jawab Draco dan itu seakan ucapan final agar Ibunya itu tidak memaksanya lagi. Adara tahu alasan mengapa Draco tidak ingin ikut makan malam kali ini. Itu berhubungan dengan kejadian sore tadi, saat Draco pulang setelah misi selama berhari-hari.

Flashback On

Di depan Gerbang Istana Vladkrie, terlihat Raja dan Ratu Vladkrie beserta dengan keluarganya berdiri untuk menunggu Pangeran mereka dan teman-temannya pulang.

Beberapa hari yang lalu, Raja Vladkrie memerintahkan Draco beserta bawahannya untuk melakukan misi penyelamatan dan mengamankan beberapa wilayah yang masuk dalam kerja sama dengan kerajaan Vladkrie. Selain itu, mereka juga di perintahkan agar menjaga perbatasan kerajaan Vladkrie selama beberapa hari.

Mereka semua merasakan energi seseorang dari jarak beberapa ratus meter, dan sepertinya orang itu sedang menuju ke arah mereka.

Selang beberapa menit, seorang pemuda pirang yang sangat mereka kenali berteleportasi ke depan mereka. Pemuda itu juga mengeluarkan seringai yang sudah lama tidak mereka lihat.

"Pangeran!" ucap Regulus bangga.

"Raja!" Draco menunduk pada Raja Vladkrie. Selang beberapa lama kemudian, teman-teman Draco datang dan ikut menundukkan kepala kepada Regulus seperti yang Draco lakukan.

"Bangunlah! Kesatria-kesatria Vladkrie yang hebat!" mereka menaikkan kepala mereka sesuai perintah Regulus.

"Aku senang karena kalian telah melaksanakan misi dengan baik dan berhasil! Kuharap, banyak lagi pemuda-pemuda Vladkrie lainnya seperti kalian!"

"Dan Pangeran Draco....." Regulus mengucapkan ini khusus untuk putra sulungnya, pangeran mahkota kerajaan Vladkrie.

".....dengan menjalankan misi ini dengan baik, kau telah menunjukkan kualitas sempurnamu sebagai Raja, yaitu melindungi Rakyat-rakyatnya! Ku yakin! Kau akan menjadi Raja yang bijaksana suatu hari nanti!" di belakang Regulus, terlihat Adara yang tersenyum melihat putranya mendapatkan doa yang baik dari sang Raja.

"Terima kasih, Raja!" ucap serentak kesatria-kesatria Vladkrie.

"Kalian semua boleh beristirahat!" perintah Raja Vladkrie.

"Baik, Raja Vladkrie!"

Mereka semua termasuk keluarga kerajaan bersama pengawalnya berteleportasi ke tempat tujuan masing-masing.

Draco dan keluarganya sudah sampai ke depan teras Istana Vladkrie. Adara berjalan ke arah putranya dan memegang satu bahu pangeran tampannya itu.

"Kamu sudah berusaha keras selama ini, jadi kamu harus beristirahat. Mengerti!" ucap Adara membuat Draco mengangguk. Setelah itu, Draco menatap sekeliling Istana membuat Adara bingung karena Draco tampaknya sedang mencari sesuatu.

"Apa yang kamu cari, Pangeran?" tanya Adara lembut sembari menatap arah yang ditatap putranya itu.

"Saya sedang mencari Vela, Ratu. Biasanya, dia orang yang pertama menyambut kedatanganku di setiap misi. Bahkan, sebelum Raja? Dia tidak datang menyambut sayadi Gerbang, tapi ia juga tidak datang menyambut saya di sini. Dia ke mana, Ratu Clarissa?" Draco menatap selidik pada Adara.

Di belakang Adara, Stacy mengajak suaminya berbicara lewat pikiran. 'Apa Ratu akan mengatakan bahwa Vela kabur?' Slaise menggeleng pertanda tidak tahu pada istrinya. Untung saja, mereka membuat perisai pikiran agar pikiran mereka tidak bisa dibaca oleh orang lain.

Adara tidak menjawab pertanyaan Draco. "Ratu! Beritahu saya, di mana Vela?"

Adara menatap sayu putra pertamanya dengan Regulus itu. "Vela kabur dari Istana. Pangeran Draco," Draco terkejut mendengar bahwa adiknya pergi.

"Bagaimana dia bisa kabur, Ratu?" Draco meminta penjelasan Adara. Mata sang Ratu menatap ke kanan dan kiri seakan mencari kata yang tepat untuk menjelaskan alasan Vela pergi pada Draco. Tidak mungkin Adara mengatakan yang sesungguhnya, wanita itu takut Draco akan bertengkar dengan Theodore yang berdiri tak jauh dari mereka.

Ratu menatap Theodore dan Jade yang berdiri jauh di belakang Draco dan berhadapan dengan Adara.

"Vela pergi karena....." Adara menjeda ucapannya mencari jawaban yang pas untuk kalimat selanjutnya.

"Karena?" Draco mendesak Ratu Vladkrie agar mengatakan yang sebenarnya.

"Vela hanya salah paham saja. Pangeran Draco," mereka semua berbalik pada Regulus yang berjalan menuju Draco dan Adara berdiri.

Mereka semua menunduk hormat pada Regulus yang baru saja datang. "Raja Regulus!" Raja Vladkrie mengangguk.

"Dia salah paham tentang apa, Raja?" tanya Draco penuh selidik.

Sebenarnya Regulus tidak ingin mengatakan hal yang sejujurnya, tapi ia tidak bisa berbohong pada pangeran mahkotanya. Karena ini sudah menjadi kesepakatan mereka ketika Draco setuju untuk menjadi pangeran mahkota. Tapi dulu, Draco tidak ingin menjadi calon Raja dan lebih memilih menjadi panglima saja.

Raja Vladkrie mulai menceritakan kejadian dari awal. Setelah Regulus selesai bercerita, Draco langsung emosi dan segera berjalan menuju Theodore. Jade yang merasakan bahwa Draco akan menyakiti anaknya, segera berdiri di depan anaknya agar Draco tidak berani macam-macam.

Tapi di luar dugaan, Jade didorong ke samping oleh kekuatan Draco hingga tersungkur ke tanah dan bogeman Draco langsung menghantam wajah tampan Theodore yang sepertinya menerima hantaman tangan saudara tirinya itu.

BUK!!!

"Argg!" bukan Theodore yang menjerit, tapi Jade yang masih tersungkur di tanah berteriak melihat putranya yang melayang ke belakang saat ditinju oleh Draco.

Di sisi lain, Fiona, Adara, dan Slaise menatap terkejut adegan itu. Berbeda dengan Stacy yang justru menyeringai diam-diam karena melihat penderitaan kedua orang yang telah menghancurkan keluarganya.

Sang Raja Vladkrie hanya menatap datar perkelahian di depannya.

Sementara itu, Jade ingin sekali melindungi anaknya. Tapi apa dayanya sekarang? Ia sama sekali tidak memiliki kekuatan.

Ia menatap Raja Regulus yang hanya terdiam. Setelah berdiri, ia berjalan menuju Raja.

"Raja! Saya mohon padamu! Hentikan pertarungan ini! Selamatkan anakku Raja! Saya mohon!"

"Arggg!" mereka menoleh saat mendengar jeritan dari Theodore.

"THEO!" nampak Draco hanya terdiam di tempatnya. Akan tetapi, Theo menjerit kesakitan di tanah.

"Itu artinya...Draco menggunakan kekuatannya Raja Regulus." ucap Adara membuat Regulus segera bertindak untuk menghentikan Draco dengan mendekat.

"BERHENTI PANGERAN DRACO!" seruan Regulus membuat Draco menghentikan kekuatannya pada Theodore.

Tanpa mengatakan apapun, Draco segera pergi dari tempat itu. Sedangkan Jade mendekat pada Theo yang sudah terkapar tidak berdaya di tanah.

Flashback end

Draco pov

Ck! Jika saja Raja tidak menghentikanku, sudah aku bunuh Dhampire kotor tidak berharga dan terlahir dari wanita hina itu.

"Ia harus kusingkirkan sama seperti Vela yang pergi karena amarah Ratu yang membela Dhampire kotor itu."

Draco end pov

DUARRRR!!!

Tiba-tiba sebuah ledakkan terdengar oleh Draco. "Itu suara ledakan? Kenapa ada suara ledakan di Istana Vladkrie?" Draco segera bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kamarnya.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro