Chapter 27 : Menghilang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Levithan bukan hanya menyerang Kerajaan Vladkrie, White dan Ryder saja. Tapi ia juga menyerang Kerajaan-Kerajaan Vampire yang lain.

Terlihat ia menyerang Kerjaaan Woldian, Deindra, Nadem dan banyak lagi Kerajaan Vampire lainnya.

Kerajaan yang memiliki kekuatan lemah tidak segan-segan ia hancurkan bersama dengan orang-orang di dalamnya.

Benar-benar kejam.

Sebenarnya, Levithan yang mereka lawan bukanlah Levithan yang sesungguhnya.

Levithan yang asli sedang berada di Manornya, di singgasana tertingginya. Ia tersenyum sinis karena menyaksikan pertarungan para Vampire bodoh itu dengan replika dirinya. Tapi Replika dirinya ini sama kuatnya dengan dirinya. Oleh karena itu, Helios dan yang lainnya merasa bahwa mereka tengah melawan Levithan.

Entah kekuatan mengerikan apa yang dimiliki oleh Levithan.

"Dasar bodoh!" bersamaan dengan itu, petir saling menyambar satu sama lain. Manor Levithan saat ini tengah dikelilingi oleh petir yang tiba-tiba saja datang. Tapi itu bukan masalah bagi dirinya dan para pengawalnya.

Ia justru bahagia pada petir yang akan menemaninya di kesendirian ini. Suara petir mampu membuat dia merasa lebih baik.

"Sekarang...apa yang akan kalian lakukan?"

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Pertempuran di Kastil White masih berlangsung.

"Saya tidak menyangka akan kembali melawanmu, Helios!" seru Levithan yang menangkis pedang Helios.

"Me too." jawab Helios dengan wajah datar, walaupun peluh keringat telah membasahi keningnya. Mereka masih bertarung dengan sengit.

Di sisi lain, Hermes telah menghabisi banyak musuh dengan kekuatannya. Di dekatnya, Hermione muncul dan ikut membantu menghancurkan musuh yang tersisa.

"Darimana saja, Hermione?" tanya Hermes yang sadar bahwa saudari kecilnya berada di dekatnya.

"Belakang Kastil, saya baru saja menghancurkan seluruh pasukan musuh yang berada di sana atas perintah Raja Helios." jawabnya.

"Baiklah." mereka menoleh ke depan, di mana banyak musuh yang berteleportasi menuju ke arah mereka.

Hermes dan Hermione bertatapan dan meyeringai. Mereka bersiap dan langsung menyerang orang-orang itu.

Di sisi lain, Clarissa bersama Vela menatap pertempuran dengan wajah khawatir. Mereka mengkhawatirkan keselamatan Raja Helios dan yang lainnya, terutama Hermione.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di Kerajaan Ryder, Elisa menutup mata berharap Raja Harry dan kedua Pangeran selamat. Ia juga berharap para pengawal Kerajaan juga selamat dan pertempuran ini berakhir.

Akan tetapi, itu hanya angan-angan saja. Ketika ia membuka mata, pertempuran masih terjadi. Ia menutup mulutnya dan menangis menatap sekeliling. Para pengawal yang melindunginya juga tengah bersiaga jika musuh ingin menyerang Ratu Ryder.

Elisa berusaha mencari keberadaan Rajanya dan putra-putranya. Tapi tidak satupun dari mereka terlihat oleh mata Elisa.

'Ke mana mereka?'

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Draco dan Levithan tidak mengalah barang sedikit pun. Pedang mereka bergesekan menyebabkan suara gesekan terdengar di ruangan tersebut.

Keduanya telah bertarung sangat lama, tetapi tidak satupun dari mereka yang menandakan kelelahan akibat pertarungan ini.

"Anda sangat kuat, Pangeran." Levithan memuji dengan jujur. Baru kali ini dia bertarung ini pemuda yang usia masih belia seperti Draco.

Bahkan saat bertarung dengan Regulus dan teman-temannya. Levithan memperhatikan dan memperkirakan, mereka sudah berusia sekitar 30an.

Tapi Draco? Pemuda ini baru berusia belasan tahun, itu menurut perkiraan Levithan.

"Apakah saya harus senang dipuji oleh Raja jahat seperti anda, Levithan?" senyum sinis Draco terbit. Levithan tertawa kencang.

"Inilah yang saya sukai dari anda. Bukan hanya kuat, tapi setiap kata yang keluar dari mulutmu sangatlah menghiburku." Levithan tersenyum keji pada Draco yang telah bersiap untuk apa yang akan Raja jahat itu lakukan padanya.

Tiba-tiba saja, Levithan terdiam membuat Draco heran. Pria itu menatap Draco dengan senyuman.

"Tampaknya pertemuan kita sampai di sini saja, Pengeran Draco." setelah mengatakan itu, Levithan menghilang.

Draco terkejut dan berusaha mencari keberadaan Levithan. Akan tetapi, pria itu tidak ditemukan.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Helios berhasil mendorong tubuh Levithan hingga pria itu terjatuh ke tanah. Ia menyeringai. "Sekarang tamat riwayatmu, Levithan!" ia bersiap akan menusuk Levithan dengan pedang agung White.

Tapi bukannya takut, Levithan justru tersenyum sinis pada Raja Kerajaan White tersebut. "Benarkah?" Levithan menghilang sebelum Raja White bersiap untuk menusuknya.

"Apa!" serunya.

Bukan hanya Levithan, para pengawalnya juga ikutan menghilang membuat Hermione dan yang lainnya menjadi bingung.

"Mereka menghilang?" Hermione menatap tempat orang yang akan ia tusuk menggunakan pedangnya.

"Mereka menghilang secara tiba-tiba?" kebingungan juga melanda Hermes.

Di sisi lain, Hercules menatap marah tempat orang-orang tadi bertarung dengannya.

"SIALAN!!!! MEREKA DENGAN BERANINYA DATANG KE KASTIL INI DAN MENGAJAK KITA BERTARUNG!! LALU PERGI SEPERTI SEPERTI ORANG PENGECUT!!!! DASAR ORANG-ORANG TIDAK TAHU DIRI!!! MATI SAJA KALIAN!!!!" teriak Hercules yang mengeluarkan sumpah serapahnya.

Sementara yang lain masih bingung dengan apa yang terjadi.

'Mereka pergi seakan tidak pernah berada di sini. Aura kehidupan mereka menghilang tanpa jejak, seharusnya vampire sekalipun tidak bisa menghilangkan aura kehidupan mereka. Sekalipun itu berteleportasi.' batin Hermione bingung.

Jupiter yang mendengar ucapan Hercules menegur putranya tersebut. "Berhentilah mengucapkan hal-hal tidak berguna seperti itu, Hercules!"

Hercules pun terdiam setelah mendengar perintah ayahnya.

Hermione menatap ke arah Barat. Ia merasakan ada hal yang aneh di sebelah Barat.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Draco berteleportasi ke tempat Regulus berada, hal yang ia lihat adalah Raja Vladkrie bersama pasukannya yang terdiam.

Ia mendekati Raja Vladkrie tersebut. "Raja Vladkrie!"

Regulus menatap sang Pangeran Mahkota. "Draco."

"Apa yang terjadi, Raja?" Regulus menatap ke depan di mana banyak musuh yang ia lawan tadi.

"Para pengawal Levithan tiba-tiba saja menghilang,"

'Sama seperti Levithan! Artinya mereka menghilang secara bersamaan?'

Regulus menatap Draco lagi. "Bagaimana dengan Levithan? Kamu berhasil mengalahkannya, pangeran Draco?"

Draco menundukkan kepalanya. "Maafkan saya, Raja Regulus. Di tengah pertarungan tadi, ia tiba-tiba saja menghilang." Regulus berdecih setelah mendengar penjelasan Draco.

"Mereka datang tanpa diundang dan pergi tanpa diantar. Luar biasa sekali orang itu!" sindir Regulus, ia menatap seluruh pengawal Istana.

"Kita beristirahat, semuanya! Bawa yang terluka dan obati di Istana!" perintahnya kemudian masuk Kastil diikuti Draco.

"Baik, Raja Regulus!"

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Raja Harry, Henry dan Ronald bergabung di tempat Elisa dilindungi beberapa pengawal.

"Mereka menghilang, Raja!" seru Ronald saat melihat Raja Harry.

"Saya tahu, Ronald." jawabnya mengangguk.

"Tapi, mengapa mereka menghilang secara tidak wajar seperti kebanyakan vampire pada umumnya?" Henry bertanya bingung.

"Kita akan selidiki hal itu nanti!" ucap tegas Raja Harry.

Elisa yang berdiri dari kejauhan segera berlari mendekati mereka. Ia memeluk Henry dan Ronald secara bersamaan. "Putra-putraku! Kalian selamat!" serunya. Walaupun Ronald hanyalah keponakan, tetapi Elisa sudah menganggap Ronald adalah putranya sendiri seperti Henry. Ronald sendiri juga tidak memiliki orangtua. Dia menganggap Elisa Ibunya sendiri.

Harry yang melihat momen mengharukan itu tersenyum. Ia melihat beberapa pengawal Istana membungkuk padanya. "Segera obati yang terluka dan bakar dengan hormat mayat para prajurit yang gugur!" perintahnya.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Hai gesss^^

Jangan lupa vote dan komen ya.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro