Chapter 32 : Pangeran Mahkota Kerajaan Health

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Di sebuah ruangan yang sangat luas dan indah. Hebe terbaring di kasur dengan damai.

Di dekatnya ada Hercules yang menggenggam tangan Hebe dengan erat. Wajah tampan sang Panglima Muda nampak sendu dan murung. "Bangunlah, Hebe!" kalimat itu terus ia ucapkan kesekian kalinya setelah berada di dekat gadis itu.

Hera yang duduk tak jauh dari kasur Hebe, menatap aneh putranya. Entah kenapa, Hercules terlihat sangat memperhatikan Hebe melebihi perhatian yang ia berikan kepada Hermes dan Hermione.

'Ini sangat aneh.' batinnya berucap.

Terlebih lagi, Hercules terlihat membenci Hermione atas apa yang terjadi pada Hebe. Hermione tidak bersalah, namun Hebe memang bertugas untuk menjaga Hermione. Apa yang terjadi pada Hebe bukanlah sepenuhnya kesalahan Hermione. Hebe membela Hermione bukan hanya sebatas dia lebih menyayangi Hermione dibandingkan Hermes dan Hebe, namun siapapun yang berada diposisi Hera pasti akan mengayatakan Hermione tidak bersalah.

Seperti halnya Ratu White yang tidak menyalahkan Hermione, atas kemalangan yang menimpa Hebe ini.

Hercules juga tampak aneh akhir-akhir ini, lebih tepatnya semenjak Hebe tidak sadarkan diri. Pemuda itu menjadi anak yang keras kepala dan membangkang ucapannya. Hera merasa ini ada kaitannya dengan Hebe.

'Ada yang tidak normal dengan hubungan mereka berdua.' Hera menatap curiga Hercules yang masih menatap Hebe yang tertidur.

"Nak!" panggilan Hera membuat Hercules tersentak dan menoleh ke arah sang Nyonya Bangsawan White.

"Ada apa, Bu!" jawabnya dengan kedua tangan yang masih menggenggam satu tangan Hebe. Hal itu tidak terlepas dari pandangan Hera.

Wanita itu baru menyadari bahwa Hercules menggenggam tangan Hebe.

"Kenapa kamu sangat mencemaskan Hebe, Hercy?" tanya Hebe dengan wajah serius. Ia sangat ingin tahu mengapa Hercules bersikap seperti ini.

"Karena saya dan Hebe..." Hercules menjeda kalimatnya karena merasa apa yang dia katakan nanti akan membuat Hera marah.

Namun, Hera justru semakin curiga karena putranya itu berhenti berbicara. "Kamu dan Hebe apa?"

Hercules meneguk ludahnya. "Kau dan Hebe apa? Jawab aku! Hercules Jupiter White!!!" seru Hera yang meminta jawaban. Hercules menatap wajah Hebe yang masih tertidur dengan damai. Pemuda itu mengelus tangan Hebe yang ia genggam.

"Saya dan Hebe adalah sepupu!" Hercules menatap wajah Hebe. "Ia adalah gadis kesayanganku. Seperti halnya Hermione yang merupakan keponakan kesayangan Ibu. Seperti halnya aku, Ibu pasti akan khawatir dengan Hermione. Benar, kan?" Hercules menatap Hera dengan tajam.

"Kamu benar, Hercy."

Hera kini berusaha menghilangkan kecurigaannya pada putranya, walaupun dia masih merasakan bahwa kata-kata Hercules terkesan kurang menyakinkan.

Selang beberapa menit kemudian, Tabib Kerajaan datang ke Ruangan itu. "Maafkan saya, Panglima Muda dan Nyonya Hera karena telah datang secara tiba-tiba." Tabib itu membungkukkan tubuhnya pada Hera dan Hercules yang duduk berjauhan.

"Ada apa?" tanya Hera sambil berdiri dari duduknya dan mendekati sang Tabib Kerajaan.

"Saya ingin mengatakan bahwa saya sudah tahu bagaimana caranya agar Putri Hebe bisa sadar!" ucapnya dengan yakin.

Hercules yang mendengar tersenyum. "Benarkah?" pemuda itu segera mendekati Tabib Kerajaan dan Ibunya. "Bagaimana caranya agar Hebe cepat sadar? Cepat lakukan itu!"

"Saya telah mengumpulkan segala tanaman herbal yang beruntungnya tumbuh di Kerajaan White. Tapi..." Tabib Kerajaan itu menjeda ucapannya membuat Hercules dan Hera bingung.

"Tapi apa? Katakan!" desak Hera pada Tabib Kerajaan.

"Saya masih belum mengetahui beberapa titik penyembuhannya," Tabib itu menunduk.

"APA!" seru keras Hercules. Ia mendekati Tabib itu dan menarik kerah bajunya. "Itu artinya kau tidak bisa menyembuhkannya?!" tangan Hercules bukan hanya menarik kerah baju Tabib itu, tapi juga berusaha untuk mencekik leher sang Tabib.

Hera yang melihat itu hanya terdiam sambil menatap tubuh Hebe yang terbaring di Kasurnya.

Tiba-tiba, seorang pemuda datang ke Ruangan itu. "Tabib itu memang tidak bisa, tapi saya bisa menyembuhkan Putri Hebe!" Hercules dan Hera menatap pemuda yang masih berdiri di depan mereka. Di belakang pemuda itu, dapat terlihat sosok Hermione, salah satu Putri Kerajaan Vladkrie dan seorang gadis yang tidak mereka kenal.

"Siapa anda?" tanya Hercules sambil melepaskan cekikan tangannya pada Tabib Kerajaan White.

Setelah terlepas dari sang Panglima Muda White, Tabib itu bergerak menjauhi sang Panglima.

"Maaf atas ketidak sopanan ini dan terlambat memperkenalkan diri..." pemuda itu sedikit menunduk dan meletakkan kepalan tangan kanannya di dada sebelah kiri. "...nama saya adalah Edelweiss Darren Health." melihat Hermione yang berada di antara mereka, Hera yakin bahwa Hermione yang mengizinkan mereka masuk sembarangan ke Ruangan Hebe. Namun itu cukup membantu Tabib yang tadi hampir dibunuh oleh Hercules.

"Kerajaan Health? Kerajaan yang terkenal karena bakat menyembuhkan itu?" kini Hera menatap lekat Edelweiss dan seorang gadis yang tidak ia kenali berdiri di samping Hermione. Wajah mereka tak asing bagi Hera.

Hercules menatap datar sang Pangeran Mahkota Kerajaan Health. "Kenapa kau ingin membantu kami?" tanya Hercules. "Ah! Tidak mungkin kau membantu kami tanpa imbalan. Apa yang kau inginkan!" pemuda itu menatap tajam Edelweiss dengan rahang mengeras.

'Di dunia ini tidak ada yang gratis, kan?'

Sementara Hera melotot pada Hercules karena berbicara tidak sopan dengan seorang Pangeran yang tidak mereka kenal. "Bicaralah dengan sopan Hercules!" seru Hera tegas. Bagaimana bisa anak yang dia ajari tata krama sejak kecil bisa berkata tidak sopan seperti itu pada pangeran dari Kerajaan lain.

Hermione pun menyetujui ucapan Hera. "Apa yang dikatakan bibi benar, bicaralah dengan sopan. Panglima Hercules," Hercules menoleh pada Hermione yang menatapnya tidak suka.

Namun, Pangeran Edelweiss tersenyum sinis pada Hercules dan tampak baik-baik saja dengan ucapan Hercules sebelumnya. "Anda benar!" pemuda itu melirik ke arah Hermione yang berdiri di antara Virgo dan Flora. Gadis yang menurut Asoka sangatlah menarik.

"Tentu saja, saya tidak menyembuhkan secara gratis! Tapi tenang saja..." ucapan Pangeran Edelweiss membuat Hera menaikkan satu alisnya. "...Putri Hermione telah melakukan pertukarangan dengan saya. Jadi, saya di sini hanya untuk menyembuhkan Putri Hebe." ia menoleh pada Hebe. "Bisakah anda memperbolehkan saya menyembuhkan Putri Hebe?"

Hera mengangguk. "Silahkan!" ia menuntun pemuda itu menuju kasur Hebe.

Berbeda dengan Hercules yang tetap berdiri di tempatnya. Saat Edelweiss berjalan melewatinya, pemuda yang merupakan Panglima Muda Kerajaan White itu mengancamnya dengan suara yang hanya bisa Edelweiss dengar. "Kau akan mendapatkan akibatnya jika Hebe tidak juga sadar."

Tapi Edelweiss hanya menganggap itu angin lewat dan tidak merasa tertekan sama sekali.

Sekarang, Pangeran Mahkota Health itu telah berdiri di samping kasur Hebe. Ia melihat seorang gadis yang cantik tengah terbaring tanpa terganggu oleh apapun. "Berapa lama Sang Putri tidak sadarkan diri?" tanyanya pada Hera yang berdiri di dekatnya.

"Sudah empat malam dan tiga hari." jawab Hebe.

Sementara itu, Hermione yang ingin mendekati kasur Hebe ditahan oleh Hercules yang memegangi siku kirinya.

"Siapa dia dan apa yang kau pakai sebagai pertukaran?" tanya Hercules dengan nada dingin pada Hermione.

"Dia adalah Edelweiss Health, kakaknya Flora Health dan mereka adalah Pangeran dan Putri Kerajaan Health..." Hermione melirik Flora sekilas. "...bukankah dia sudah mengatakan padamu, Panglima Hercules? Untuk soal pertukaran itu kau tidak perlu tahu!" jelas Hermione pada Hercules.

"Sudah, kan? Sebaiknya kau minggir! Aku ingin menemui kakakku!" ia menepis tangan Hercules yang memegangi lengannya dan segera mendekati kasur Hebe diikuti oleh Virgo serta Flora di belakangnya.

Di sisi lain, Edelweiss menatap Tabib Kerajaan yang berdiri di dekatnya. "Tolong, anda bawakan tanaman obat yang sudah anda kumpulkan!" perintahnya pada sang Tabib.

Tabib itu bingung. "Dari mana anda tahu kalau saya sudah mengumpulkan obatnya, Pangeran Health?" tentu saja Tabib itu bingung. Kamar Putri Hebe telah dilindungi agar tidak seorang pun mendengar pembicaraan di dalam. Jadi, bagaimana Pangeran Edelweiss bisa tahu?

Edeweiss tersenyum pada Tabib itu. "Putri Hermione memperbolehkan saya masuk tadi. Jadi, pembicaraan kalian yang beberapa menit yang lalu dapat saya dengar." jawabnya.

Tabib itu mengangguk mengerti. "Baik, saya akan ambilkan obat itu." Tabib itu pun segera pergi. Sebelum itu, ia menundukkan tubuhnya pada ketiga Tuan Putri, Nyonya Hera dan Hercules yang tadi mencekiknya sebagai tanda penghormatan.

Setelah itu, Edeweiss meletakkan tangannya di atas tubuh Hebe. Lalu muncul cahaya berwarna kebiruan yang terpancar dari tangan Pemuda itu dan masuk ke tubuh Hebe.

Semua orang terkejut ketika melihat banyak sesuatu berwarna hitam yang berukuran kecil keluar dari tubuh Hebe dan mengambang di atas tubuh gadis itu.

"Apakah itu yang membuat kak Hebe tidak sadarkan diri?" tanya Hermione memecah keheningan. Semua orang terpaku melihat sesuatu yang keluar dari tubuh Hebe.

Butuh beberapa waktu hingga seluruh kekuatan hitam itu keluar dari tubuh Hebe. Kening Pangeran Edeweiss berkeringat pertanda bahwa dia menggunakan seluruh tenaga dalam miliknya. Namun, ia tidak bisa berhenti walaupun ia telah kelelahan.

Pangeran tampan itu merasakan bahwa tidak ada kekuatan hitam lagi di tubuh Hebe. Ia langsung mengangkat tangannya dan kekuatan hitam itu ikut terangkat, cahaya berwarna biru itu pun berhenti masuk ke tubuh Hebe. Sementara itu, kekuatan hitam membentuk bulatan di tangan Edeweiss.

Pangeran Edeweiss membuat kepalan di tangannya dan seketika itu juga kekuatan hitam itu menghilang.

Tiba-tiba, mata Hebe berkedip beberapa kali.

"Hebe!" suara Hercules terdengar.

Mata berwarna cokelat terang yang indah seperti Hermione akhirnya terbuka.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro