Chapter 36 : Mengambil Keputusan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Hening menyelimuti Ruangan itu. Raja Danzz sedang memikirkan ucapan Orang Bijak. Ia menatap sekelilingmya, di mana semua orang termenung dan sepertinya tenggelam di pikiran mereka masing-masing.

"Menurut saya, kita harus menerima saran Orang Bijak. Kita harus mencari pengganti Kerajaan Cell, bukan?" beberapa dari Raja Vampire melirik ke arah Raja Danzz.

"Tidak semudah itu Raja Danzz..." ucap Raja Harry.

"...siapa dari Kerajaan kalian yang akan bersedia memutuskan salah satu anak kalian masuk ke dalam kelompok Ketujuh Kesatria Vampire. Dengan besar kemungkinan mereka tidak selamat?" ucapan Raja Harry cukup membuat Raja Danzz terdiam.

Raja Regulus menatap satu persatu Raja yang duduk di dekatnya. "Sepertinya, pertemuan kali ini sampai di sini saja. Silahkan anda semuanya istirahat. Buatlah keputusan yang tepat, apakah Kerajaan kalian ingin menjadi pengganti Kerajaan Cell!"

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di sebuah Ruangan, terdapat Raja Helios dan Ratu Clarissa yang sedang duduk bersama sambil menikmati dua cangkir teh.

"Seperti itu situasinya, Raja?"

"Benar. Ratu,"

"Apa Raja telah memutuskan Kerajaan mana yang mampu menggantikan peran Kerajaan Cell?" tanya Ratu Clarissa dengan rasa penasaran yang sangat tinggi. Akan tetapi, Raja Helios menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak bisa menjawab pertanyaan Ratu Clarissa.

"Lalu...apa yang harus kita lakukan sekarang, Raja?" Ratu Clarissa kembali bertanya.

"Kita harus membuat keputusan yang sangat berat, Ratu. Kita harus memikirkannya dengan sangat hati-hati."

Raja dan Ratu Kerajaan White itu menatap ke arah jendela yang memperlihatkan matahari yang akan terbenam.

Ratu Clarissa termengun sementara, sebelum akhirnya menoleh pada Raja Helios. "Raja!" serunya dengan lembut membuat Raja White tersebut menoleh. "Ada apa, Ratu?"

"Bagaimana jika mereka yang menggantikan Kerajaan Cell dalam Kelompok Ketujuh Kesatria Vampire, jika tidak ada satupun Kerajaan yang ingin menggantikan Kerajaan Cell?" ucapnya dengan penuh semangat. Raja White yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Ratunya itu hanya bisa memandang Ratu dengan wajah bingung.

"Mereka siapa?"

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

"Menurut kalian...siapa yang akan dipilih Raja Helios di antara kita sebagai perwakilan Kerajaan White?" ucap Tuan Putri Hermione.

Sekarang, Pangeran Mahkota dan kedua Tuan Putri sedang berada di Kamar Putri Bungsu Kerajaan White. Mereka tengah mendiskusikan tentang siapa yang akan dipilih oleh Raja White.

"Tentu saja kak Hermes. Mione!" jawab Putri Hebe dengan nada yang sangat menyakinkan.

Akan tetapi, Pangeran Hermes yang disebut oleh Putri Hebe merasa ragu. "Sepertinya tidak?"

Kedua Putri Raja White itu menoleh secara serentak pada pemuda tampan yang merupakan Kakak tertua mereka.

"Kenapa Kak Hermes tidak yakin seperti itu?" tanya Hebe.

"Tentu saja aku tidak yakin! Karena kita semua tahu sendiri, bagaimana pola pikir Raja White. Pola pikir Raja sangat sulit ditebak oleh siapapun, seperti halnya Hermione..." Pangeran Hermes menoleh pada Hermione lalu menatap kembali pada Hebe. "...oleh karena itu, aku sangat tidak yakin dengan pendapatmu itu. Hebe,"

"Kak Hermes benar," Hebe pun sadar dengan penjelasan Hermes.

"Tapi tetap saja, aku ingin tahu siapa kira-kira yang akan dipilih Raja White untuk mewakili Kerajaan kita?" Hebe dan Hermione saling menatap melihat Hermes yang tengah berpikir keras.

Hermes Pov

Aku sangat penasaran siapa yang akan dipilih Raja White? Aku tengah menatap kedua adikku, hanya satu di antara kami yang akan terpilih.

Aku menoleh pada Hebe yang menatap selimut kasur Hermione yang kami duduki.

Hebe? Kurasa tidak mungkin, karena aku tahu kemampuannya. Di antara anggota utama Kerajaan, hanya Hebe yang paling lemah kekuatannya.

Kwmudian, aku menatap Adik Bungsuku. Seketika juga ia yang tadi menatap Hebe lalu menatapku. Aku memandang Hazel terang yang sangat indah itu. Mata itu memandangku tajam seakan waspada dengan yang ada di depannya. Tatapannya membuatku ingat betapa hebatnya kemampuannya. Kemampuanku dan Hermione sama dan seimbang. Tapi, aku belum pernah bertarung atau berlatih dengannya. Tapi menurut Raja White, kekuatan kami seimbang sama kuat. Dan aku penasaran seperti apa kekuatan Hermione?

"Kak Hermes kenapa memandangku seperti itu?" terlihat Hermione yang menatapku dengan sorot wajah bingung, namun matanya senantiasa menatapku tajam. Terlihat juga Hebe yang menoleh padaku Dan Hermione.

"Tidak apa-apa, Hermione." jawabku sambil tersenyum.

Aku ingin sekali bertarung denganmu, Mione.

Hermes end pov

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di Ruangan yang lain, terlihat Anggota Bangsawan Kerajaan Vladkrie berkumpul. Lengkap dengan adanya Vela yang duduk di sebelah Ratu Vladkrie.

"Terima kasih untuk Vela Vladkrie yang hadir di sini..." Raja Regulus melirik Vela sebentar sambil tersenyum tipis. "...berkumpulnya kalian di sini untuk membahas pertemuan para Raja yang beberapa saat yang lalu selesai. Ini mengenai siapa yang akan terpilih untuk mewakili Kerajaan-Kerajaan yang dulunya merupakan Kelompok Ketujuh Kesatria Vampire dalam menghancurkan Levithan dulu." jelas Raja Vladkrie. Tidak ada satupun yang bersuara, karena mereka menunggu apa yang akan dikatakan Raja Vladkrie selanjutnya.

Vela yang perasaannya sedikit kurang baik kesal dengan suasana yang membuat dirinya jengkel. Ia pun mulai membuka suaranya, namun dengan nada yang lemah karena ia tidak mungkin berucap kasar pada seorang Raja. "Lalu, apa Raja Vladkrie telah mengusulkan siapa yang akan mewakili Kerajaan kita?" tanyanya. Raja Vladkrie terdiam mendengar pertanyaan Vela. Sementara Ratu White dan yang lainnya menunggu apa yang akan dikatakan oleh Raja Regulus selanjutnya.

"Aku telah memutuskan Pangeran Draco untuk ikut dalam Kelompok Ketujuh Kesatria Vampire." jawab Raja dengan sangat jelas membuat Ratu membulatkan matanya. "Kenapa harus Pangeran Draco, Raja Regulus!" Ratu bertanya dengan nada yang sedikit ia tinggikan.

Raja Regulus menoleh pada Ratu Adara. "Ada apa, Ratu?"

"Saya tidak setuju, Raja. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Pangeran Draco di perjalanan? Bagaimana jika ia terluka?" Pangeran Draco dan kedua Tuan Putri menatap Ratu Vladkrie yang sangat mencemaskan keselamatan Pangeran Draco.

Raja Vladkrie yang mendengar ucapan Ratu Adara pun langsung menatap tajam sang Istri. "Jangan remehkan kekuatan Pangeran Mahkota, Ratu!" ucap Raja Regulus dengan nada rendah membuat Ratu Adara terdiam. "Jangan pernah remehkan kemampuan Pangeranku..." Raja menatap Pangeran Draco, kemudian menatap kembali Ratu Adara. "...lagipula kamu yang melahirkannya, seharusnya kamu yang lebih percaya padanya..." Raja menghela nafasnya. "...aku tahu apa yang kamu cemas, Ratu. Akan tetapi, kita harus menunjuk Pangeran Draco untuk mewakilkan kita. Karena tidak mungkin kita menunjuk Putri Virgo atau Putri Vela, bukan? Aku juga tidak mungkin menunjuk Putranya Jade ataupun Putranya Fiona untuk ikut, karena mereka bukanlah Putra Kandungku. Hanya Pangeran Draco yang sangat kuharapkan sekarang."

Raja Regulus pun menatap Pangeran Draco dengan senyuman tipis penuh harapan. Ratu Adara pun juga menatap Putranya tersebut. Begitupun juga dengan Putri Virgo dan Putri Vela.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro