Chapter 7 : The Girl Who Has No Choice

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Seorang gadis berjalan tergesa-gesa di tengah koridor. Dia berhenti di dekat vas bunga berukuran besar yang di gunakan sebagai penghias ruangan. Ia mendorong vas itu hingga jatuh berkeping-keping untuk menyalurlan emosinya.

Wajahnya terlihat begitu kesal. "Ck. Mengapa semua orang selalu membela Halfblood kotor dan istri Raja yang tidak berguna itu!" dia berjalan kesana kemarin sembari berpikir keras.

"ARGGHH! AKU BENAR-BENAR MEMBENCINYA!" serunya keras. Tiba-tiba ia tersentak.

"Vela! Dimana kamu!"

"Vela! Kamu bisa baca pikiranku? Cepat kemari atau kakak akan mencarimu!"

"Vela!"

Sial. Adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Vela saat ini. Ia tidak mau apabila harus maka dia pasti akan di perintah Ratu untuk meminta maaf kepada dua orang yang sangat ia benci seumur hidupnya.

Jika Manor ini menampung dua orang yang sangat ia benci, maka Vela harus pergi dari Manor ini. Iya! Dia harus pergi dari Manor. Jika ia pergi, bisa saja Ratu dan Raja akan segera mengusir keluar kedua orang itu. Lagipula, ia adalah Tuan Putri Manor ini.

Gadis itu segera berjalan menuju pintu keluar Manor.

Penjaga Manor? Vela menyeringai ketika mendapatkan ide untuk melumpuhkan penjaga Manor ini.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

"Hermione!"

"Hermione!"

"Hermione!"

Hebe tengah gusar mencari adiknya sembari memanggil nama Hermione berkali-kali.

"Ada apa Hebe?" Hebe berbalik dan terkejut dengan kedatangan sang Raja bersama Hades.

"Mengapa kamu terus memanggil nama Hermione berkali-kali?" Hebe tidak menjawab pertanyaan Helios. Ia hanya diam sembari menautkan kedua tangannya.

"Apa Anak itu kabur lagi?" sepertinya Helios mengambil kesimpulan yang tepat. Ia menduga Hermione akan kabur lagi bila ia dipaksa untuk kembali ke Manor.

Raja yang sudah sudah lama memimin Kerajaan White itu tahu, Hermione adalah anak yang aktif dan ceria. Ia juga cerdas dan berbakat. Oleh karena itu, Ia dan sang Ratu begitu memanjakan Hermione dengan menuruti segala keinginan Hermione, menyebabkan anak itu menjadi manja dan terkadang suka memberontak bila keinginannya tidak terpenuhi. Contohnya seperti sekarang, Hermione bukan hanya sekali ini saja kabur, tapi juga sudah beberapa kali kalau ia sangat bosan berada di Manor.

Helios menghela nafas mengingat kelakuan putri bungsunya itu. Ia melihat Hebe yang masih menunduk lalu berbalik pada Hades yang sedang memijit keningnya.

"Hades!" serunya membuat Hades menoleh padanya.

"Ya. Raja White,"

"Cepat telusuri seluruh Hutan! Aku ingin kalian temukan Putriku dalam keadaan selamat! Kalian harus temukan Putriku!" perintah sang Raja membuat Hades siap.

"Dan jangan sampai Ratu tahu tentang ini! Karena dia bisa saja langsung ke sini bila mendengar Hermione kabur lagi," setelah mengucapkan hal itu, Helios langsung pergi meninggalkan Hebe dan Hades.

"Baik Raja," Hades melihat Helios pergi dari tempat itu, kini ia berjalan menuju Hebe.

"Hebe!" gadis itu langsung mengangkat kepala padanya.

"Iya Hades?"

"Kapan Hermione kabur?"

Hebe mulai mengingat kejadian sebelum Hermione menghilang. "Setelah Aku dan Dia berhenti mengobrol , Aku menidurkannya ke kasur dan pergi sebentar untuk mandi. Begitu aku keluar, Hermione sudah tidak ada! Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tetap saja tidak kutemukan!" seru Hebe histeris, Hades berusaha menenangkannya.

"Aku kakaknya, Aku sangat khawatir padanya. Kak Hades!"

"Baiklah...baiklah, kamu harus tenang Hebe. Ayo kita cari Hermione." bujuk Hades agar Hebe berhenti menangis. Pria tampan itu memerintahkan beberapa prajurit ikut dengannya untuk mencari Hermione.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Hermione Pov

Sebuah air terjun terletak di tengah Hutan. Airnya begitu jernih dan sangat indah.

Aku berteleportasi ke tempat itu. Aku tersenyum manis menatap air terjun di depannya.

"Akhirnya ketemu juga!" seruku ceria.

Yap, Aku kabur dari tenda karena mendengar ucapan dua prajurit yang berbicara tentang air terjun di dekat hutan ini. Aku yang sangat penasaran dengan air terjun tanpa berpikir ulang aku segera pergi mencarinya. Dengan bermodalkan kecerdasanku ini, aku berhasil pergi diam-diam tanpa diketahui siapa pun.

Aku berharap tidak ada orang yang dapat menemukannya karena aku ingin berada begitu lama di tempat ini.

Aku melepas sepatu dan kaus kaki panjangnya, aku berjalan menuju sungai di depannya dan dengan perlahan memasukkan kaki jenjang ke air. Aku duduk di rumput, dari kakinya hingga lututnya masuk ke dalam air dan menutup mata untuk merasakan kedamaian batin di tempat itu.

'Tidak ada orang yang akan memaksakan kehendaknya padaku,'

'Tidak ada Ratu yang akan menceramahiku tentang peraturan,'

'Tidak ada Raja yang selalu meminta pendapatku sehingga aku tidak harus berpikir hingga berpuluh-puluh kali,'

'Tidak ada Bibi yang akan menyuruhku memakai baju yang tidak ia sukai,'

'Tidak akan ada Paman yang selalu melatih keras fisikku!'

"Tapi, tidak ada Kakak-kakakku yang akan menyayangiku serta menuruti keinginanku!" seruku membuka mataku.

Aku memandang awan, langit begitu cerah hari ini. "Hari ini begitu cerah!"

"Udara begitu segar dan air yang sangat nyaman seakan menjadi hal yang sangat cocok untuk menikmati suasana," aku menatap awan sambil tersenyum, tiba-tiba seekor burung hinggap di samping kanan Hermione.

Gadis itu tersenyum pada burung yang bulunya berwarna hijau muda dengan corak biru tua. Dengan lemah lembut, diusapnya bulu burung itu. Hebatnya, burung itu sama sekali tidak keberatan bulunya dielus olehku.

"Kamu sangat cantik," pujiku.

"Hmmm, aku ingin memperkenalkan diriku. Namaku adalah Hermione White,"

"Aku adalah seorang Tuan Putri,"

"Aku adalah gadis yang tidak mempunyai pilihan,"

"Aku adalah seorang Tuan Putri Kerajaan yang tidak memiliki pilihan selain mengikuti keinginan kedua orangtuaku,"

"Aku dididik dengan keras dan ketat sejak kecil,"

"Aku ditekankan untuk menjadi yang terbaik, aku tidak boleh kalah dari orang lain."

"Aku harus bisa mendapatkan solusi di setiap masalah kerajaan,"

"Semua orang begitu iri dengan segala yang kumiliki. Pangkatku, kepintaranku, dan kesempurnaan yang ada padaku,"

"Mereka tidak tahu bahwa aku sedikit menderita," tanpa disadari, satu air mata lolos diri pipiku.

Air mata itu jatuh pada rumput. Tapi cepat ia sapu menggunakan tangan, karena aku tidak ingin dianggap lemah karena menangis. Raja dan Ratu mengajarkanku untuk selalu tegar dalam menghadapi masalah tanpa mengeluarkan air matanya.

"Aku sering kabur dari Manor karena aku merasa seperti seorang tawanan daripada seorang Tuan Putri,"

"Keluar dari Manor membuatku merasa bebas, aku bermain di Hutan, agar Aku dapat merasakan kebebasan. Sebelum akhirnya Aku ditemukan atau bisa lebih mirip ditangkap daripada ditemukan, bukan?"

"Setelah itu, Kakakku, Ratu dan Bibi akan datang untuk menceramahiku tentang segala hal yang terdengar muak di telingaku," Aku terkekeh pelan mengingat kembali kenangan di mana ia diceramahi ketiga perempuan yang disayanginya itu.

"Sekarang aku sedang kabur untuk menikmati hutan dan air terjun ini," aku menampilkan senyuman jail.

"Apa yang akan terjadi kalau mereka menangkapku lagi, ya?" aku tertawa kecil sembari mengelus bulu burung itu.

Tiba-tiba, terdengar suara ranting patah yang terinjak. Aku terkejut bersamaan dengan burung yang kuelus pergi karena takut dengan orang yang datang secara tiba-tiba.

Hermione end pov.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Hai readers^^

Author akan ikut watty tahun ini dengan cerita ini. Doain ya

Wow. Dua putri kerajaan terkuat akan bertemu! Penasaran? Ayo ikuti cerita ini.

Jangan lupa vote dan komen.

Salam Cinta dari Tiara Feltson ❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro