12. -olimpiade

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Beberapa saat kemudian,akhirnya mereka sampai juga. Sir Dono membangungkan tigran dengan senyum yang sulit dijelaskan.

"Kenapa sir?" Tanya tigran yang aneh melihat sir Dono senyum-senyum sendiri itu.

"Bangunin yang lain sanah." Perintah guru itu.

Tigran pun mengeluarkan handphonenya dan membunyikan nada alarm yang keras. Terlalu repot baginya untuk membangunkan kedua cewek itu dengan manual.

Teng! Teng! Teng!

Alarm khas iPhone tersebut bergema didalam mobil. Vannara dan Samantha terbangun pada saat yang sama,mereka menolehkan kepala mereka ke Tigran,melihatnya dengan tatapan kesal.

Namun Tigran kembali menatap mereka bergantian seakan-akan dia adalah orang terpolos dan tak punya salah disana.

"Ayo masuk." Ajak sir Dono.

Mereka masuk ke ruangan dan ternyata lomba diadakan 30 menit lagi. Pesertanya lumayan banyak. Mereka juga tampaknya jago-jago semua.

Tiba-tiba ada segerombolan cewek yang mendekat, melihat Samantha dari atas ke bawah dengan tatapan meremehkan,lalu pergi. Vannara mengernyit. Apa-apaan itu?

"Itu tadi apa-apaan?" Tanya vannara.

"Saingan gue. Udah biasa kok." Jawab Samantha.

"Menang makanya,biar ga digutuin." Celetuk tigran.

"Winners focus on winning,while losers focus on winners. So,be a winner and focus on winning." Tambah sir Dono dengan wajah serius dan ekspektasi tinggi di wajahnya.

*translation : pemenang fokus untuk menang. Pecundang fokus kepada pemenang. Maka,jadilah pemenang dan fokus untuk menang.

"Peserta Olimpiade dimohon untuk memasuki ruangan."

Mereka menatap satu sama lain. "Semangat!" Ucap Samantha.

"Gran" panggil sir Dono. Tigran pun berjalan menuju mentornya itu.

"Kalo kamu menang,saya bakal nunjukkin rahasia top secret ke kamu." Itu kalimat sir Dono untuk Tigran yang samar-samar vannara dengar.

Ting!
Handphone vannara berbunyi.

Reza:
kalo lo menang, gue jajanin sebulan.

Vannara tersenyum licik. Berbagai makanan enak terlintas di benaknya.

Vannara:
Janji ga boleh diingkari.

Jawabnya.

Reza:
Ada yang menjerit. Keknya dompet gue.

Vannara terkekeh membacanya. Ia jadi semakin menginginkan kemenangan.

"Ciee yang senyum-senyum sendiri. Siapa? Pacar?" Tanya Samantha.

"Gue gak pacaran. Itu tadi temen." Jawab vannara masih dengan senyum yang melekat di wajahnya.

"Makanya jangan serem serem kalo jadi cewek,van." Tambah Samantha.

Tigran berjalan kearah dua gadis tersebut dengan wajah datarnya.Mereka pun memasuki ruangan.

Setelah berkutik dengan soal selama 2 jam,akhirnya mereka keluar. Pemenangnya akan diumumkan satu jam lagi dan sementara itu,sir Dono mengajak mereka makan.

"Jadi,tadi gimana?" Tanya sir Dono setelah semuanya selesai memesan makanan.

"Biasa aja." Jawab tigran.

"Apaan sih gran,copas-copas jawaban Gibran aja. Kalo menurut saya,yang tadi itu lumayan sir." Jawab Samantha.

Lalu,hening. Semua mata tertuju pada vannara. Vannara bisa merasakan tatapan mata elang sir Dono menembus dirinya bagaikan laser.

Vannara menghempaskan nafas kasar.
"Nomor 29. Yang bener itu A,saya jawab c."Jawabnya.

Jika berbicara dengan guru vannara seperti robot,formal sekali. Kecuali saat berbicara dengan guru-guru yang tak ia hormati.

"Hah? Gue jawab B..Lo apa gran?" Tanya Samantha.

"A" jawabnya,singkat.

"Sudah kuduga." Jawab Samantha,memicingkan matanya untuk menatap tigran.

Tidak ada komentar dari sir Dono.

Setelah menyelesaikan makanan masing-masing,mereka kembali ke tempat tadi.

"Ladies and gentlemen,I will now announce the winners on this year's high school English Olympiad." Satu ruangan mendadak hening,mereka menatap satu sama lain dengan gugup. Suasana menjadi tegang.

*translation : nyonya-nyonya(?) dan tuan-tuan,sekarang saya akan mengumumkan pemenang Olimpiade bahasa Inggris SMA tahun ini.

"On the third place,we have Miss Samantha Adhistira." Semua orang bertepuk tangan dan Samantha maju ke depan.

Vannara tersenyum bangga walaupun sedikit kecewa pada dirinya sendiri yang tak mampu meraih juara. Padahal selama seminggu ini ia belajar mati-matian. Ia benci saat ada yang meremehkannya. Contohnya,sir Dono waktu itu.

Selama seminggu ini dia tidak ada keluar rumah atau bersantai dengan para Phytagoras. Terkadang,Ia bahkan belajar sampai jam 2 malam. Tak sedikit juga godaan untuk menyerah menghampirinya. Dan selama seminggu itu juga handphone,TV dan kasur tampak begitu menggugah.

I still have someone to prove wrong. Begitu batinnya saat raganya ingin menyerah. Situasi ini juga pernah terjadi sebelumnya. Terakhir kali ini terjadi adalah saat ulangan kenaikan kelas dilaksanakan. Salah besar jika kalian pikir ia bisa bersantai-santai saja dan mendapat nilai bagus. Ia tak seberuntung itu.

Tidak ada yang gratis di dunia ini. Begitu juga dengan ranking dan kepintaran. Keberuntungan pun terkadang ada harganya. Jika Samantha menempati juara 3,berarti tak mungkin ia bisa berada diatasnya.

"On the second place,please step forward Miss Vannara Zesya Atlesta."

Sir Dono dan Samantha cukup tak menduganya. Hanya tigran yang tersenyum puas seakan akan ia sudah menduga kemenangan adik kelasnya yang satu ini. Samantha yang tadinya ternganga pun langsung merubah raut wajahnya dan bertepuk tangan sekeras mungkin. Sementara vannara,dia masih bengong.Mengikuti lamunannya tadi.

"Woy,maju. Juara 2 lo." Tegur tigran.

"Gak lucu bercandanya."

"Panggilan kedua untuk nona vannara zesya atlesta." Mata vannara membulat sempurna mendengar pernyataan dari mic. Ia pun ragu ragu maju dan berdiri disamping Samantha.

"And on the first place that I think we're all familiar with,please step forward,the one and only Tigran Sadewa." Tigran maju dengan wajah datar. Sekali lagi,seakan akan ini adalah kewajiban wajar baginya.

Dia gak senyum pas namanya dipanggil tapi dia senyum pas nama gue sama Samantha disebut? Dasar aneh.

Setelah itu mereka pun dipersilahkan kembali ke tempat semula.

"Tahun ini juara diborong oleh SMA kita lagi. Ya baguslah mempertahankan tradisi." Komentar sir Dono sebelum ia berlalu,tak tau kemana.

Tigran menyalakan handphone nya yang tadi ia matikan sepenuhnya.

Ting!
Handphone tigran berbunyi.

Ngapain sir Dono nge-WhatsApp?

Ia membuka aplikasi tersebut dan- Terpampang fotonya dan vannara yang sedang tertidur di bahu satu sama lain. Mereka terlihat imut sekali di foto itu.

Jadi ini rahasia 'top secret' yang dimaksud sir Dono? Batin tigran sambil terkekeh kecil.

"Tigran! Kita pulang bareng sir Dono lagi?" Ternyata itu Samantha.

"Gue sih iya." Jawabnya. Ia perhatikan wajah Samantha lebih lama dari biasanya.

"Kenapa?" Tanya Samantha.

"Engga." Jawabnya sambil geleng-geleng kepala. Samantha mengernyit. Tapi ia menganggapnya sebagai angin lewat saja. Samantha pun menghampiri vannara.

Belum sempat Samantha membuka mulut,segerombolan cewek menyebalkan tadi datang.

"Samantha Adhistira..our little princess yang kemampuannya ternyata gak nyampe ekspektasi. Gak malu lo dikalahin dekel sendiri?" Tanya salah satu dari mereka.

Samantha tersenyum.
"Engga." Jawabnya dengan mantap.

"Lo sendiri,ga malu? Masuk top 50 aja kagak. Terus berani-beraninya ngebacot unfaedah gini?" Balas Samantha.Mereka pun pergi,dengan wajah kesal dan geregetan.

Vannara memperhatikan mereka dan diam-diam merutuki segerombolan perempuan menyebalkan tadi. Namun ia juga lega melihat Samantha yang tak takut untuk membela diri.

Dan tiba-tiba,handphone vannara berbunyi.

Reza?

Vannara pun mengangkat telefon itu.

+ + +

-AUTHOR'S NOTE-

Mulai besok,gue update setiap Senin,Kamis dan Sabtu ya.

Maaf banget buat kalian para readers setia nan penasaran yang udah mau repot-repot baca,ngevote dan comment di cerita gue ini. Tapi beberapa hal emang ga memungkinkan gue buat update tiap hari lagi.

Makasih juga buat kalian yang sabar dan setia nunggu kelanjutan kisah vannara ini. Moga-moga kalian ga bosen yaa..

Chapter berikutnya bakal di post hari Kamis 7 Februari 2019 yaitu besok,selamat menunggu.

Sekian dan terimakasih,author.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro