14. -warna warni ikan koi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ayo kejar gue kalo bisa!" Tantang Vannara.

Reza pun meluncur maju dan-

Brak!
Ia terjatuh. Saking fokusnya ia terhadap vannara,Reza jadi lupa kalo ini kali pertamanya melakukan ice-skating.

Setelah melihat kejadian tadi- Reza dengan pedenya meluncur bak orang profesional dan tiba-tiba terjatuh membuat vannara tak bisa menahan gelak tawanya. Gadis itu pun menghampiri Reza sambil tertawa.

Ia merunduk,berniat membantu Reza.

"Ga usah-ga usah,gue bisa." Ujar reza.

"Ok." Vannara pun mengalah dan kembali berdiri.

Reza pun mencoba untuk bangun dan..ia terjatuh. Disisi lain vannara mengalami kesulitan menahan tawanya. Kejadian itu membuat Reza terlihat konyol. Namun vannara diam-diam berterima kasih kepada laki-laki itu karena telah mengangkat moodnya.

Aneh,tempat itu sepi pengunjung hari ini. Walaupun ini hari Senin tapi biasanya tetap saja sedikit ramai. Vannara sedang beruntung. Tempat itu benar-benar sepi,tak ada pengunjung lain selain mereka.

Tak berhasil dengan sekali coba,Reza tak menyerah. Ia mencoba lagi dan..terjatuh. Lagi. Dan akhirnya setelah berkali-kali tak berhasil ia menyerah. Masih terbaring di es, dengan nafas tersengal-sengal ia berkata ;

"Oke gue nyerahh! Van,bantuin." Ujarnya dengan kedua tangan terangkat,menunggu bantuan dari vannara.

"Apa password nya?" Tanya vannara dengan senyum gelinya melihat Reza dengan wajah yang sedikit memerah.

"password?" Tanyanya balik. Vannara mengangguk.

"Ga usah bercanda deh van, buruan bantuin gue.Ga lucu tau kalo sampe diliatin sama mas-masnya-

Ckrek!

"Kok malah difoto? Cepet bantuin!"Perintah Reza.

"Idih,siapa lo merintah-merintah gue?"

"Van,gue serius."

"Ogah!" Sahut vannara.

"Cepetan!"

"Ga mauuu"

"Gue tarik lo!"

"Coba aja kalo bis- AAA!" Dan Reza benar benar menarik sepatu vannara.

Gadis itu kini terjatuh di atas Reza. Cepat-cepat vannara menahan beban tubuhnya menggunakan tangan dan mencoba untuk bangkit. Vannara membelalakkan matanya saat Reza menahan pinggangnya.

"Janji dulu lo bakal bantuin gue berdiri." Ujar Reza dengan suara beratnya.

"Lepasin dulu." Jawab vannara yang tak mau kalah meskipun ia merasa jantungnya akan lari dari tempatnya.

"Bantuin gue berdiri,kalo ga gue cium lo!"

Deg!

Oke,pernyataan Reza tadi membuat vannara benar benar panik.

"G-ga bakal juga lo cium-

Vannara memutus kalimatnya saat Reza memajukan kepalanya,memotong jarak diantar mereka.

"Satu.." ujar Reza. Vannara masih tak bergeming juga.

"Dua.." ucapnya sambil memajukan kepalanya beberapa senti lagi. Gila,wajah mereka benar-benar sangat dekat sampai-sampai vannara bisa merasakan nafas Reza di pipinya dan Reza dapat mencium bau chapstick stroberi yang dipakai vannara.

Reza ga beneran mau nyium gue kan?
Batinnya.

"Ti.." jawab Reza sambil memajukan kepalanya perlahan-lahan.

"OKE-OKE GUE BANTU!" Pekik vannara sembari memalingkan kepalanya agar tidak bertatapan langsung dengan Reza.

"Nah,gitu dong dari tadi." Ucap Reza sambil melepas pegangannya di pinggang vannara.

Vannara berdiri dan ragu-ragu membantu Reza yang sedang tersenyum penuh kemenangan.

Ctak!

"Ah Ah sakit! Ampun!" Pekik Reza saat vannara menyerangnya dengan jitakan dan cubitan super yang bisa-bisa meninggalkan bekas biru pada lengannya.

"Lo sih,main narik-narik gue aja. Bahaya tau!" Omel vannara.

"Terus juga tadi pas lo- ..nyosor sembarangan." Tambah vannara sambil menjitak Reza lagi.

"Iya iya gue minta maaf. Gue janji ga bakal ngelakuin itu lagi..

Vannara sedikit lega mendengarnya.

..dalam waktu dekat ini" vannara langsung memelototi Reza yang berdiri di sebelahnya.

Namun Reza hanya balas melihatnya dengan senyuman polos.

Vannara kesal,ia meluncur pergi dengan bebasnya,Sedangkan Reza yang masih takut-takut untuk mencoba masih diam ditempat yang sama.

"Van,ajarin gue.." pinta Reza. Vannara pun menghampiri Reza.

"Perhatiin,gerakin kaki lo ke kanan-kiri kanan-kiri aja."

Reza mencoba dan kakinya sedikit goyang. Hampir saja ia jatuh jika vannara tidak memeganginya.

"Thanks." Ucap reza.

"Hm.."

Vannara pun menggandeng tangan Reza dan mengajarinya pelan-pelan. Skyrink sore itu benar-benar tidak ada pengunjung lain selain mereka,memberi kesan bahwa dunia serasa milik berdua.

Setelah menghabiskan waktu mengajari reza,Reza mulai dapat melakukan 'ice-skating' dengan baik. Kedua insan tersebut kejar-kejaran disana. Gelak tawa dan perasaan hangat menyelimuti area es yang dingin itu.

Tiba-tiba terdengar sebuah lagu mengalun, dan kaki vannara bergerak mengikuti irama. Reza perlahan-lahan minggir,menyaksikan pertunjukkan vannara. Gadis itu berputar dan bergerak dengan penuh keanggunan.

Lalu,musik berhenti. Reza mengangkat kedua tangannya untuk bertepuk tangan namun,ia terdahului oleh orang lain. Mereka menengok. Seorang perempuan berusia 30 tahunan sedang bertepuk tangan di ambang pintu masuk area es luncur.

"Coach Astrid?" Tanya Vannara.

"Haha iya..Vannara udah gadis ya sekarang?" Tanya perempuan itu dan langsung memeluk vannara.

Vannara,Reza dan coach Astrid akhirnya masuk ke area istirahat sambil meminum teh panas.

"Vannara kenapa ga pernah kesini lagi?" Tanya coach Astrid.

"Ah iya maaf saya bener-bener sibuk." Bohong Vannara dengan sedikit rasa bersalah.

I couldn't afford this,coach. Batinnya.

"Sibuk nya sampe bertahun-tahun ya? Coach kangen loh sama kamu, dulu kamu masih kecil banget masih lucu-lucunya. Kalo sekarang udah lebih dewasa tambah cantik." Ucapnya dengan senyum yang melekat diwajahnya.

"Oh iya,kenalin dong pacarnya. Masa dikacangin dari tadi,Van?" Tambah perempuan itu.

Vannara dan reza seketika menoleh bersamaan.

"O-oh dia.. ini temen saya,reza namanya."

Temen. Jadi,gue tetep cuman 'temen'.

Batin reza dengan hatinya yang terasa sedikit perih sambil menjabat tangan coach Astrid.

Setelah puas berbincang-bincang, akhirnya mereka pun keluar dari area skyrink.

"Nanti,lanjut ke mall sebelah ya?" Tanya Reza.

"Ngapain?" Tanya vannara balik.

"Abang ultah,gue mau kadoin."

Setelah sampai di mall Central Park Jakarta,reza membelikan sebuah kaus untuk kakak laki-lakinya. Sedangkan vannara memutuskan untuk membeli headphone.

Mereka beristirahat sebentar di taman. Taman didalam mall memang ide yang jenius. Membuat semua tampak lebih fresh dan hidup. Banyak pohon-pohon dan tanaman yang berdiri disana. Terdapat kolam yang luas,dipenuhi oleh ikan-ikan hias yang sangat besar. Mereka bersyukur taman itu dirawat dengan baik.

"Lo dulu pernah ice-skating,Van?" Tanya reza,memecah keheningan diantara mereka.

"Hm..yang tadi itu pelatih gue."

"Sejak kapan?"

"TK." Jawab vannara,tersenyum.

"Lagian,lo dapet ide dari mana ngajakin gue kesana?" Tanya vannara.

"Waktu itu gue ga sengaja ngeliat foto lo pas masih kecil lagi di skyrink." Jawab Reza. Vannara mengangguk-angguk mengerti.

"Makasih za." Ujar Vannara,singkat namun penuh dengan ketulusan.

Sinar matahari menerpa wajah gadis itu saat ia menengok,membuat mata coklat mudanya seakan akan terlihat seperti kolam madu. Sore itu, mereka bercerita.Ditemani oleh ikan koi berwarna-warni yang terdapat pada kolam ditaman mall central park Jakarta.

+ + +

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro