31.-ksatria yang tak pernah datang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi itu di SMA Samudra,hari terasa normal kecuali untuk Reza dan Saga. Phytagoras— Reza,galang dan Saga bercanda bersama,pergi kekantin bersama,mengerjakan PR yang harusnya dikumpul hari itu bersama tapi entah kenapa Saga seperti memberi jarak kepada Reza.

Jujur Saga merasa terganggu. Reza bersikap biasa saja. Bukankah Reza menyukai vannara? Ah tidak,coret itu. Bukankah Reza setidaknya peduli pada vannara? Namun kenapa cowok itu bertingkah seolah vannara tak penting baginya? Rasa frustrasi ini membakar nya.

"Ga,ko lo diem?" Tanya Reza ditengah-tengah obrolan mereka,berniat untuk mencairkan suasana.

"Lo..beneran ga peduli lagi sama vannara ?" Jawab Saga,mengubah suasana seketika.

"Maksud lo?"

"Dia masih ngilang,sampe saat ini. Dan lo ga ada nyari tau sedikitpun info tentang dia..seolah olah vannara udah gak berharga lagi di mata lo,bener?"

"Ga gitu ,gue—

"Vannara di rumah sakit daerah benhil kamar 901,bilangnya sih demam. Tapi gue ga yakin. Gue harap ga ada hubungannya dia disana sekarang dan lo yang udah ngacangin permintaannya waktu itu."

Reza tertegun. Di rumah sakit?

Ingin rasanya ia menyangkal saat Saga seakan akan mengatakan 'lu buang vannara demi ellyn'. Itu..kasar. Reza tak membuang vannara. Ia tak bisa. Dan tak akan pernah bisa. Tapi Saga benar,ia telah mengesampingkan vannara demi ellyn. Walau sebenarnya,ia tak bermaksud begitu. Saat itu reza seperti tak sanggup bertemu. Ia merasa seperti sampah.

Dan sekarang,rasa bersalah menyerbu. Dadanya sesak seketika saat ia memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi pada vannara. Apa benar? Vannara terluka secara fisik karena nya? Ia benar-benar membenci dirinya sendiri sekarang.

Reza berlari menuju kelas dan mengambil kunci motornya.

"Za! Za lo mau kemana?! Ini masih sekolah woi!" Teriak galang.

Setelah dapat kunci motornya,ia ke parkiran dan menancapkan kunci itu pada motornya. Untungnya gerbang sekolah terbuka,ia tak perlu repot berbicara dengan si satpam. Walaupun si satpam sekarang tengah meneriaki Reza yang keluar sekolah tanpa izin.

Reza mengendarai motor seperti orang kesetanan. Ia tidak bisa tenang saat diserbu rasa bersalah,panik dan lainnya. Ia khawatir.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit pun,akhirnya Reza sampai. Ia membuka pintu dan—

Seketika tubuhnya melemas.

Vannara terlihat terbaring disana bersama perawat yang baru saja selesai merawat lukanya. Reza tau bahwa luka dengan jahitan yang lumayan panjang seperti itu pasti cukup serius.

Reza berjalan kearah gadis itu,membuat vannara sedikit terkejut melihatnya. Namun dengan cepat vannara memalingkan wajahnya.

"Van.." panggil Reza,namun diabaikan oleh vannara.

Melihat kejadian ini,si perawat pun buru-buru meninggalkan ruangan untuk memberi mereka sedikit privasi.

"Vannara lo kenapa?"

"Ngapain lo kesini?" Tanya vannara balik dengan ketus.

"Van,gue minta maaf. Kalo aja gue jemput lo waktu itu lo ga bakalan kayak gini."

"Ya terus? Dengan lo minta maaf lo bisa ngubah kejadian itu?"

Reza diam.

"Za,Gue..ga butuh temen macem lo."

"Van.."

"Pergi."

"Van tolonglah gausah lebay gini."

Vannara menengokkan kepalanya untuk menatap Reza. Kecewa,sedih dan kilatan marah terlukis di mata gadis itu.

"Lebay? Gue ditikam,bangsat. Dan kalo gue lagi sial nasib gue bisa lebih parah dari sekedar ditikam,lo tau? Semua gara-gara apa? Lo! Lo yang lebih mentingin si ellyn sialan itu! Gue ga pernah minta banyak sama lo,Za. Walau begitupun lo masih gabisa ada disana pas gue bener-bener butuh."

"Jangan sebut dia sialan ra,dia ga ada salah sama lo disini."

"Astaga! Lo ga ngerti poin gue ya kayaknya?"

"Selama gue temenan sama lo, ga pernah gue nyangka kita bakal berantem gara-gara cewek." Tambah vannara.

"Udah gue bilang itu bukan salah dia."

Vannara mendengus.

"Gue minta maaf van,gue tau gue salah tapi bukan berarti itu salah gue sepenuhnya kan?"

Vannara tertegun. Gila..baru kali ini ia merasakan hatinya benar-benar seperti diiris-iris pisau tumpul yang panas.

"Jadi semuanya salah gue gitu?"

"Ya lo kan bisa nelfon yang lain van!"

Sial, sepertinya lagi-lagi rasa gengsi menguasai kedua remaja itu dan membuat mereka mengatakan hal-hal bodoh yang tak ingin mereka katakan.

"Gue cape Za. Ga guna banget kita berantem." Ujar vannara dengan lemas.

"Keluar." Tambah gadis itu. Reza pun akhirnya keluar tanpa sepatah kata.

Reza berjalan kearah taman rumah sakit. Sesampainya disana ia mencoba untuk menenangkan diri. Tadi itu tidak benar. Tak seharusnya ia mengatakan hal itu kepada vannara.

Kejadian itu memang salah Reza. Dan ia tak bisa membiarkan pertemanannya rusak karena kebodohannya. Jadi,Reza pun bangkit dari duduknya dan beranjak pergi ke ruangan vannara untuk meluruskan semuanya.

Ia sampai didepan ruangan dan—

Terlihat seorang cowok yang tampak familiar sedang memeluk vannara. Mereka terlihat dekat sekali. Kaca pintu yang tampak berkabut membuat itu tak mungkin bagi Reza untuk melihat wajah mereka.

Dan saat itu juga,Reza mengurungkan niatnya. Lalu pergi menuju parkiran untuk mengambil motor dan meninggalkan rumah sakit.

                        +    +    +

Komen dong yang baca siapa aja.

Hayo jangan sider,Jgn lupa vote juga.

uwu 💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro