33. -PDKT?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Vannara memutuskan untuk kekantin. Tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan teman-temannya— para Phytagoras (kecuali Reza) dan..ila?

"Van!" Panggil Saga.

Vannara yang terpanggil pun mendatangi mereka lalu duduk.

"Darimana lo?" Tanya ila.

"Bolos." Jawabnya enteng.

"Tumben lo mau duduk ama dua setan ini,la." Ujar vannara.

"Ish! Gimana gak mau,gue dipaksa ini nih!" Ujar Ila sambil menunjuk galang dengan gemas seperti ingin memakan cowok itu hidup-hidup.

"Sayang jangan gitu,nanti kualat loh sama calon suami." Goda galang.

"AMIT-AMIT JABANG BAYI!" Balas ila sewot,membuat seisi kantin menoleh menatapnya heran.

Ila yang sadar telah menjadi bahan tontonan sekarang malah memelototi galang dengan galak.

"Lo sih!" Ujar nya sambil berteriak namun berbisik pada saat yang bersamaan.

"Kok aku sih,sayang?"

Ila menatap galang jijik. Ia lalu membuat muka yang seolah-olah akan muntah,membuat galang menatap datar kepadanya.

"Ih,jahat lo." Ujar galang,cemberut.

Vannara yang sedari tadi memperhatikan ila dan galang pun terkekeh. Gadis itu lalu bergeser mendekat kearah Saga dan berbisik. Ada yang ingin ia tanyakan kepada Saga.

"Reza..mana?" Tanya vannara.

Saga menggidikkan bahunya.

"Tau. Dikelas kali." Jawab cowok itu.

"Eh anjir.. Si ellyn bucin coy dikelas." Ujar ila yang tadi memainkan handphonenya.

"Ellyn?" Tanya Saga.

"Nih." Ujar ila lagi sambil menyodorkan HP nya,menunjukkan foto ellyn dan Reza yang tengah anteng duduk berdua dikelas. Michelle— atau yang lebih akrab dipanggil mini mengambil foto itu.

Vannara menatap foto itu datar. Lalu,hening. Saga dan galang kembali makan dan ila melanjutkan aktivitasnya tadi— memainkan game hago. Tak ada yang membuka suara sampai akhirnya galang berbicara.

"Btw van,lo ga mesen?" Tanya galang.

"Kenyang gue."

"Kenyang? Makan apaan emang?"

"Makan..PDKT!" Jawab vannara,tiba-tiba mengingat perlakuan tigran tadi.

Sekarang,tiga orang yang duduk di meja itu mengalihkan pandangannya ke vannara.

"Serius?! Ama siapa lo PDKT?" Tanya ila.

Vannara menatap mereka lalu memajukan tubuhnya,seolah apa yang akan ia katakan adalah rahasia negara. Tiga orang didepannya pun ikut-ikutan mendekatkan tubuhnya untuk mendengar rahasia vannara. Mereka memasang telinga dan memperhatikan gadis itu.

"KEPO!" Ujar vannara.

"YAAAAHH!"

+ + +

Sekarang jam pelajaran terakhir. Kelas 11-IPA1 diberi tugas untuk melakukan presentasi. Saat giliran vannara tiba,sang guru izin untuk pergi keruang guru sebentar. Dan karena presentasi ini memang tak perlu pengawasan guru,vannara tetap maju ke depan.

"Saya vannara,akan mempresentasikan bab 5. Mohon mendengarkan dan bertanya jika ada yang tidak dimengerti." Ujar gadis itu tanpa basa-basi.

5 menit setelah vannara memulai presentasi,suasana kelas mulai sedikit ramai. Suara-suara itu berasal dari meja Celine dan teman-temannya. Muak,vannara menghentikan presentasinya dan menatap sinis kearah meja Celine.

Tak merasa salah,Celine dan teman-temannya melanjutkan acara bacot berbacot mereka. Vannara akhirnya memutuskan untuk berjalan kearah mereka dan..

Brak!

Gadis itu memukul meja Celine.

"Diam." Ujar vannara dengan nada rendah dan mengancam.

"Apaansih?! Berisik banget." Sewot Celine.

"Ngaca."

Tori,teman Celine mendesah malas.

"Lagian kenapa sih? Kita ngedengerin kok. Gausah sok penting deh lo." Ujar tori.

"Oh ya? Kalo gitu,emang tadi gue ngejelasin apa?" Tuding vannara.

Tori terlihat kalut, ia membuka-tutupkan mulutnya seperti ikan sebelum akhirnya memutuskan untuk diam.

"Oh? Lo ga tau? Ok,gue pergampang. Materi bab 5 apaan? Sebutin judul bab nya aja deh kalo lo emang segoblok itu."

Perkataan vannara yang kasar,membuat Tori mendelik marah kearahnya tanpa bisa mengatakan apapun.

Kini,vannara yang mendesah malas.

"Masih ga bisa? Kalo gitu..coba sebutin apa yang lo tau tentang pelajaran ini. Gampang kan?" Ujar vannara sambil menatap sinis tori dan Celine yang masih tak bisa menjawab.

"Cel,lo jawab dong. Kan lo pinter,lebih dari gue malah. Bantuin lah temen lo. Don't throw her under the bus like that."
Ujar vannara,memojokkan Celine.

Tak tahan dipermalukan,Celine pun berdiri.

"Ish!" Ujarnya sebelum meninggalkan ruang kelas sembari menyeret Tori.

Setelah Celine pergi,vannara melanjutkan presentasinya dengan lancar. Dan beberapa menit setelah vannara selesai,bel pulang berbunyi.

Gadis itu mengambil tasnya lalu berjalan keluar. Vannara memutuskan untuk pulang jalan kaki saja. Namun saat ditengah-tengah perjalanan,ia melihat banyak orang berkerumun. Mereka anak SMA. Tapi bukan dari SMA samudra maupun SMA Orion,sepertinya mereka berasal dari SMA yang hobi cari gara-gara itu. Dan tak bisa disangkal,mereka terlihat lebih mengerikan dari pasukan Orion. Dari luar,mereka terlihat seperti kriminal.

Ah,matilah! Salah satu dari mereka melihat vannara. Gadis itu mau tak mau harus kabur mengingat kondisi fisiknya yang masih lemah dan dirinya yang jelas-jelas kalah jumlah.

"Woi!" Panggil salah satu dari mereka.

Vannara tak menghiraukannya. Jika keadaan seperti ini,berarti bisa berbahaya jika ia tertangkap. Ia melihat sebuah gang kecil lalu memasukinya. Namun belum sempat bernafas,sebuah tangan membekap mulutnya.

Gadis itu meronta dan menyikut sang empunya tangan. Saat sudah longgar,vannara membalik badannya untuk melihat si pelaku.

"Rama?" Ucap gadis itu sambil mengernyit,bingung dan tak percaya.

"Gila! Sakit banget sikutan lo,van." Ujar cowok itu,berbisik.

"Ngapain lo?" Tuding vannara.

"Lo mau pulang kan? Ayo gue anter,daripada ketemu mereka." Ujar Rama.

"Buruan,van!" Ujar Rama sambil menarik tangan vannara menuju motornya. Saat sudah sampai,vannara pun naik dan Rama segera menjalankan motornya.

Selama perjalanan,vannara diam. Pikirannya melayang entah kemana dan memikirkan siapa. Sekitar 12 menit kemudian,mereka berhenti. Vannara yang sadar jika kendaraan berhenti pun memperhatikan sekitarnya dan mengernyit.

Loh,kok kesini?

"Eh sori gue bawa kesini. Rumah lo kan deket sekolah,jadi pasti ngelewatin mereka. Bisa bahaya,van. Tapi kalo emang lo mau langsung pulang bakal gue anter kok,gue soalnya ada mau beli buku dulu."

"Buku?"

"Buku latihan soal-soal."

"Oh.."
Rajin amat. Batin Vannara.

"Kenapa?"

"Gapapa."

"Lo suka buku?"

"Lumayan."

"Mau beli juga?"

"Gatau,liat aja nanti."

"Jadi lo ikut gue,nih?" Ujar rama sambil menunjukkan senyum manisnya.

"Engga,gue terbang aja ke rumah." Ujar vannara dengan wajah datarnya. Rama tertawa mendengar tuturan gadis itu.

"Receh lo." Tambah vannara.

"Gimana ga ketawa? Deket-deket ama lo bawaannya bahagia mulu."

"Mulai dah gombal."

Setelah percakapan itu,Rama mengulurkan tangannya.

"Ayo,biar lo ga ilang." Ujar Rama saat ia mengharapkan vannara untuk menggenggam tangannya.

"Kalo ilang tinggal telfon." Ujar vannara sebelum berjalan mendahului rama.

Gagal lagi, gagal lagi. Batin Rama.

                            +    +    +

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro