01. Because You're Special

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Berada satu kelompok dengan Vernon adalah malapetaka. Serius, ini mimpi buruk.

Apa yang bisa kuharapkan dari cowok cuek yang suka membolos dan langganan remidi? Jika masuk pun ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk tidur di kelas, terkadang di UKS.

Teman-temanku yang pernah berada satu kelompok dengannya selalu mengeluhkan hal yang sama. Bahwa Vernon tak memberi andil apapun dalam menyelesaikan semua tugas.

Dan aku membayangkan diriku mengerjakan semua tugas-tugas itu, sendirian.

°°°

Aku menghampiri Vernon yang duduk canggung di salah satu kursi perpustakaan.
Siang itu, setelah jam istirahat kedua, aku memintanya ke sana. Urusan tugas, kataku.
Awalnya kupikir ia akan memberikan banyak alasan ini dan itu untuk menghindari pertemuan ini. Nyatanya, ia ada di sana. Duduk diam dengan patuh menunggu kedatanganku.

Aku duduk di bangku yang bersebarangan dengannya tanpa menyapa terlebih dahulu. "Kemarin aku memberikanmu draft, kan? List apa saja yang harus kamu cari di internet dan juga buku-buku di sini. Dugaanku, kamu pasti lupa dan---"

"Sudah kulakukan, kok." Ia memotong.

Tanganku yang awalnya sibuk menata lembaran kertas di atas meja terhenti. "Sudah?" Aku memastikan.

Vernon mengangguk. Ia menggamit tas ransel di sisinya, mengobrak-abrik isinya, lalu mengeluarkan lembaran-lembaran kertas ke atas meja.

"Sudah kulakukan. Sesuai perintahmu. Beberapa kudapat dari perpustakaan besar di kota. Karena bukunya tak boleh kupinjam, jadi aku menulisnya," jelasnya.
Kedua mataku mengerjap. Kuraup lembaran yang tadi dikeluarkan Vernon sambil aku cek secara acak. Ada bentuk foto copy-an, ada juga yang ditulis tangan dengan rapi.
Dan semua sesuai dengan list yang kuberikan kemarin.

"Kamu ... melakukannya?" ucapku tak percaya.
Vernon mengangguk.

"Foto copy-an sebanyak ini?"

Ia kembali mengangguk.

"Dan ... semua tulisan tangan ini?"

Lagi-lagi ia mengangguk. "Karena kamu yang minta, jadi aku melakukannya. Apapun." Ia tersenyum.

Apapun.

Dia bilang ... apapun.

Aku merasakan semburat merah di wajahku. Dan ketika tatapan mata kami beradu, dadaku berdebar.

°°°

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro