17- Begin and Begone

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sepertinya ...."

Akhirnya aku pun memutuskannya walau sedikit pahit.

"Mungkin aku berlagak sok kuat ... haahh ...."

Begitu aku mencoba mengangkat tubuh Adi, kedua kakiku masih gemetar. Mungkin karena aku belum terbiasa dengan sebuah jasad. Walaupun berupa tubuh humanoid.

Tetapi aku terus mengusahakannya dan pada akhirnya aku bisa. Mengangkatnya lalu membawanya ke kamarku. Jika aku tidak salah, karena sebuah kecelakaan. Aku berhasil membuka sebuah ruangan rahasia yang hanya muat untuk satu orang.

Terlihat seperti tabung berukuran dua meter. Namun lapisan luarnya berupa kaca yang tidak mudah hancur. Mungkin jika aku memasukannya ke dalam sana, suatu saat aku dapat memperbaiki tubuh Adi.

Jika ingatan lamaku kembali, mungkin dan mungkin saja aku bisa. Namun dengan diriku yang sekarang ini, apa yang akan kulakukan mungkin hanya memberi luka pada tubuhnya yang dingin dan sedikit beruap dingin.

Jadi untuk saat ini sesuatu yang hanya bisa kulakukan adalah mencoba mengikuti permintaan Adi. Event baru pada Azure Online, malam Walpurgis. Aku tak tahu Event apa itu tetapi begitu aku keluar dari kamarku dan telah menempatkan tubuh Adi ke dalam tabung itu.

Sebuah suara yang cukup bising membuatku sedikit kaget. Awalnya kukira ada barang yang jatuh, namun begitu aku segera turun ke lantai satu. Ternyata sesuatu yang membuat suara itu adalah Tv-ku sendiri.

Layarnya tiba-tiba saja menyala, bukan saluran berita, pertunjukan atau tontonan untuk anak-anak. Namun hanya sekumpulan semut yang terus saja berbunyi. Namun tiba-tiba saja muncul gambar ikon game Azure Online.

Beberapa kata mulai terangkai dan membentuk sebuah kalimat yang membuatku sedikit bingung.

"Rich? ... Wealthy? ... Famous? ...."

Ya ... jajaran kata itu adalah satu kata yang melambangkan keadaan seseorang pada dasarnya. Seperti kaya, sejahtera, sehat, terkenal, dan semacamnya. Lalu munculah kalimat yang tidak asing bagiku.

... Walpurgis Night.

Itulah kalimat yang muncul setelah berbagai macam kata itu muncul. Lalu sebuah suara muncul dan kali ini benar-benar membuat hatiku terkejut, pasalnya suara ini berat layaknya laki-laki dewasa.

『Apa kalian menginginkan sesuatu?』

『Ya atau Tidak?』

『Mana pilhan yang akan kalian pilih?』

『Wahai kalian para pemain Azure Online』

Pada saat itulah kecurigaanku mulai muncul dan dari perkataan Adi yang sebelumnya membuatku lebih terusik. Sebuah Event yang akan merenggut kehidupan banyak orang.

『Jika kalian menginginkan sesuatu apa yang akan pilih?』

『Kekayaan? Kesehatan? Kesejahteraan? Kehidupan? Kematian? Jabatan? Atau kalian menginginkan Kekuasaan?』

『Tentunya tidak akan mudah bukan?』

『Lalu apa yang akan kalian lakukan demi mendapatkan salah satunya?』

『Bekerja dan mendapatkan penghasilan?』

『Itu tidak akan membawa seseorang "hidup" kembali』

『Kesehatan? Apa kalian yakin?』

『Jika kalian menginginkannya maka datanglah ... kami menyambutmu yang menginginkan sesuatu dari hati terdalammu]

『Jika seperti itu ... mari kita hitung mundur ....』

Angka enam muncul di layar Tv itu. Di belakangnya rentetan angka nol berbaris rapi dan angka nol paling belakang mulai berubah. Menjadi 59 ....

『Jika kalian menginginkannya mainkanlah Azure Online pada akhir batas waktu yang telah di tentukan ....』

Seketika itu aku pun mulai berpikir. Berpikir, dengan keputusanku yang akan kuambil kali ini. Aku akan mengikutinya dan mencari pembunuh kedua orang tua-ku.

                                                                       ***

Jarum berdetak kecil, ukurannya yang kecil mulai bergerak menuju angka 12 di mana jarum panjang dan jarum sentralnya juga berada di angka 12.

"Sudah saatnya kah?"

Kini aku berada di kamarku, memegang RG buatan perusahaan—lebih tepanya RG yang kubuat dengan sebuah konsep yang konyol.

Begitu semua jarum telah menunjukkan angka 12, suara yang kukenal muncul cukup besar.

『MARI KITA MULAI MALAM INI!』

Bergema dan aku pun mulai menggunakan RG, kemudian membaringkan tubuhku di ranjang milikku sendiri. Sebelumnya, aku berdiri di depan cermin dan menatap wajahku sendiri selama hampir lebih dari satu jam.

Di dalam waktu satu jam itu, aku mencoba mengoleksi ulang semua ingatanku, kemampuanku dan juga kestabilan psikologisku. Jika seandainya aku berhasil melakukannya, mungkin saja aku bisa memperbaiki Adi saat itu juga.

Tetapi hasilnya nihil, aku tidak bisa mendapatkan semua itu hanya dalam waktu satu jam. Maka dari itu, aku menguatkan tekadku.

"Awal dan akhir sebuah kenangan ... aku akan mengambilnya kembali!"

Aku pun menutup kedua mataku. Semua komponen RG telah terpasang semua, kabel, beserta semua kebutuhan yang kubutuhkan. Itu semua adalah pilihanku dan hanya pilihankulah yang akan menentukan apakah aku akan menerimanya atau tidak.

Lagi pula setelah aku masuk ke dalamnya, aku tidak akan bisa terabangun sebelum bisa menyelesaikannya.

"Log ... on ...."

Semua kembali pada saat aku pertama kali memainkan game Azure Online. Di mana kesadaranku tersedot oleh sebuah hamparan putih lalu tiba-tiba saja aku terlempar pada sebuah ruangan yang cukup luas.

Ruangan itu gelap, sehingga yang bisa kulihat hanyalah kegelapan itu sendiri. Kemudian sebuah kotak persegi berisikan notifikasi muncul.

『Would You Get To The New Event 【Night of Walpurgis】? Yes/No』

Aku mengangguk kemudian menyentuh "Yes". Lalu sebuah cahaya mulai keluar perlahan dari depan sana. Mataku kembali di buat silau ... tetapi begitu aku bisa membuka kedua mataku lagi.

Tepat di depanku, avatar yang kugunakan dalam game ini muncul. Ia tersenyum ke arahku walau kedua matanya tak dapat kulihat. Hanya saja aku bisa mendengar apa yang ia katakan sebelum akhirnya kami berpisah.

"Hati-hatilah ...."

Entah kenapa mulutku menyungging dan alhasil aku tersenyum.

Semua berlalu begitu cepat, tragedi kematian kedua orang tua-ku, kematian adikku, lalu akhirnya aku berada di sini. Di tengah-tengah para Player yang menantikan Event ini. Tanpa mereka tahu apa yang akan terjadi kepada mereka sendiri.

Aku berdiri di atas sebuah batu kebiruan putih. Di sekelilingku berbagai pilar putih berdiri gagah, melingkari kami semua yang berada di tengah-tengahnya. Tepat di depan sana, sebuah menara jam dengan atapnya yang kerucut mulai berdetak perlahan.

Hanya menara itulah yang bisa kubayangkan sebagai bangunan logis untuk saat ini. Karena, semua bangunan yang kulihat dari sini ... mereka semua berwarna putih. Terkecuali menara jam itu, menara batu yang natural dengan atap merah gelap.

Di atasnya seorang laki-laki sedang duduk, mungkin?

Ia tengah duduk sambil membawa sebuah buku raksasa di pangkuannya. Memakai topeng masquerade yang cukup fanatik.

『Welcome To The Night Of Walpurgis Event』

Kalimat itu muncul di langit-langit, sebuah akar belukar muncul dal melilitnya. Sedangkan di atas kata walpurgis muncul dua buah tangan putih dan tepat di tengah-tengahnya sebuah topeng hitam dan biru terlihat tertawa dan sebagian lagi bersedih.

"Selamat datang di malam yang indah ini para petualang~"

Nadanya yang terdengar ceria mulai keluar. Namun walau ia menggunakan topeng, aku tahu raut wajah apa yang ia perlihatkan saat mengatakannya.

"Hehh ... lucu juga"

"Cepat beritahukan Event ini!"

"Hoammm ... aku mulai ngantuk"

"Ehh ... di mana ini?"

Berbagai reaksi dari para Player dapat kudengar dengan jelas.

"Tenang-tenang ... aku adalah moderator di sini jadi tolong dengarkan ok."

Setelah itu ia menyingkap lembaran baru.

"Perkenalkan aku adalah Pipo ... seorang pembaca dongeng yang kesepian~"

Dahiku mengkerut mendengar namanya.

Pipo ... ? sepertinya aku pernah mendengarnya, tetapi aku tak tahu pernah mendengarnya dari mana.

"Event kali ini sebenarnya sangat mudah ... kalian hanya perlu mengalahkan satu bos dan dengan begitu kalian dapat menyelesaikannya dan mendapatkan hadiah yang paling kalian inginkan. Tetapi ingat hadiah itu hanya dapat di berikan untuk satu Player saja~"

Pipo terus menjelaskanya dan juga terus menyingkap lembaran baru pada buku yang ia pangku di pahanya. Seolah-olah ia membacakan sebuah dongeng yang begitu menyedihkan. Ia pun terhenti begitu ingin menyingkap lembaran baru yang berwarna hijau muda.

"Apa kalian sudah mengerti peraturan dari Event ini? Sepertinya tidak ...."

Kali ini ia pun kembali menyingkap lembaran itu dan munculah lembaran merah samar yang menimbulkan cahaya kehitaman.

"Seperti namanya sendiri ... malam walpurgis. Dalam mendapatkan hadiah yang begitu melebihi batas wajar ini, kalian harus menerima konsekuensi yang akan kalian hadapi."

Entah mengapa mulut Pipo mulai menyeringai lebar.

"Pertama, kalian tidak akan bisa keluar dari game ini. Kedua, jika kalian mati di dalam game ini, berarti otomatis kalian pun akan mati di dalam dunia nyata dan ketiga, tidak ada yang namanya kebebasan di dalam dunia ini."

Setelah itu ia terkekeh-kekeh sendiri.

"Jangan bercanda! ... mana mungkin aku tidak bisa keluar dari game ini ... eh, kenapa tidak bisa?!"

Setelah melihat bagaimana reaksi Pipo yang tiba-tiba berubah itu. Salah seorang Player mencoba membantahnya, tetapi itu semua tidak bisa. Kemudian kepanikan itu mulai merambat dan membuat tempat ini seperti wadah bagi sekumpulan orang yang bodoh.

Aku tak paham, mengapa mereka langsung menerima Event ini tanpa memeriksa apakah ada konsekuensi atau tidaknya.

"Kenapa aku harus memikirkannya? Lagi pula itu urusan mereka semua," gumamku.

Tetapi selain mereka ada juga yang tampaknya tenang dan mengerti akan konsekuensi dari Event ini. Begitu kepanikan semakin lama semakin meriah.

Pipo mulai kembali berbicara.

"Bos yang kalian harus kalahkan adalah 【Ilfenice Ramentia】"

Setelah itu ia kembali menyeringai lebar.

"Silahkan menikmati permainan ini hingga tetes jiwa kalian tak bisa kalian rasakan lagi."

Ia pun menghilang menjadi sekumpulan kertas-kertas beterbangan kemana-mana. Tertiup angin dan akhirnya tak bisa terlihat lagi.

Tempat putih ini pun tiba-tiba saja berubah menjadi sebuah plaza kota yang besar. Warna-warna mulai bermunculan di mana-mana. Tetapi satu hal yang perlu di tekankan di sini adalah ....

"Apakah ini Azure Online?"

Satu pertanyaan milikku itu sepertinya bisa mewakili semua Player yang berada di sini. Karena ... plaza kota yang kini sedang kami pijaki ini adalah plaza kota utama ras Zoar yaitu Feragard.

Tak ada indikasi akan kecanggihan teknologi mereka atau pun bagaimana proses berjalannya sistem kota ini. Semua Player yang memiliki ras sebagai Zoar pun kalang kabut, tak mengerti apa yang terjadi. Karena begitu mereka mengeluarkan senjata yang biasa mereka gunakan.

Begitu mereka mengaktivasikannya. Semua hancur seperti kepingan kaca merah dan akhirnya menghilang. Aku pun mencoba memeriksa statusku. Dan benar saja ... semua statusku kembali seperti semula alias ter-reset.

Melihat statusku yang menjadi semula itu, aku hanya bisa meneguk ludahku. Kami semua yang berada di sini haruslah mengalahkan satu bos, satu bos di sini masihlah menjadi teka-teki bagiku.

Pasalnya apa yang Pipo katakan hanyalah "satu" dan bukanlah seekor, seorang atau sebuah. Jika seperti itu, apa pun yang akan kulakukan selanjutnya benar-benar masih kosong. Aku tak memiliki rencana apapun.

Bahkan untuk menemukan pembunuh kedua orang tua-ku ... sepertinya tidak semudah apa yang selama ini aku pikirkan.

Selain statusku yang kembali seperti semula, bahkan barang-barang milikku serta pakaian tempur milikku pun menghilang. Tetapi ....

"Huh tak di ketahui?"

Hanya ada satu barang yang ternyata masih bisa kugunakan. Namun barang itu memiliki beberapa syarat yang tidak bisa kubaca sama sekali karena masih di rahasiakan. Tanda tanya. Ya, tanda tanya itulah yang membuatku bingung.

Selain semua dari itu, pakaian tempurku kembali seperti pemula pada umumnya. Kaos polos dengan pelindung dada, sebuah pedang yang standar, celana panjang serta sebuah sepatu kulit. Tidak ada yang lain.

Nama ... nama?!

Kulihat namaku masih lah Archie, jika pada suatu kemungkinan nama juga menjadi target sasaran. Maka nama apa yang akan kupakai?

Daripada aku terus memikirkan hal yang tidak-tidak, aku pun segera bergerak. Meninggalkan kota ini. Kota yang benar-benar tampak seperti reruntuhan ini. Kulihat ada beberapa Player yang sudah mulai bergerak sama sepertiku.

Sedangkan sisanya ... mereka tertunduk, wajah mereka pucat bahkan ada yang protes dan tak terima semua ini. Ada juga yang menangis karena ketakutan mungkin?

                                                        ***

Sembilan bulan telah berlalu dengan cepat ketika mimpi buruk itu di mulai ....

Mereka yang memutuskan untuk bertarung terus bergerak. Sedangkan mereka yang memutuskan untuk menyeranhmelakukan bunuh diri dengan membiarkan diri mereka terbunuh oleh monster atau terjun ke jurang.

Selain itu juga beberapa perkumpulan seperti Guild telah di buat. Dan yang paling mencolok adalah Guild Vesuria. Tidak ada perbedaan derajat atau pun kelas. Yang menjadikan Guild itu di kenal karena sebuah Party yang beranggotakan tujuh orang.

Mereka di kenal sebagai【The Seven Poltergeist】, karena kerja mereka yang cepat dan tanpa adanya jejak. Sedangkan ketua Guild mereka merupakan Class Skythea, bisa kusimpulkan seperti manusia yang memiliki kemampuan untuk terbang dan mengeluarkan Skill berelemen cahaya yang sangat tinggi.

Kepanikan saat pertama kali Event ini di mulai telah mereda walau korban berjatuhan satu-persatu karena ketakutan. Sejak Event ini di mulai sudah banyak Player yang mungkin sudah mati.

Kasus Log out-nya mereka dengan Avatarnya yang tumbang dan tidak bereaksi tersebar di beberapa destinasi awal dua hingga tiga minggu setelah peluncurannya. Namun ada juga yang bertahan dan meneruskannya.

Bahkan peta keseluruhan Azure Online pun berubah total. Iklim, struktur bangunan seluruh dari sistem geografinya pun berubah. Kota-kota yang makmur menjadi reruntuhan dan hanya beberapa yang tersisa sama seperti dahulu.

Kini aku berada di salah satu kota itu, benua Arefier, di mana tempat ras Fordian berada. Duduk di salah satu kursi sebuah kedai yang tidak terlalu ramai. Sambil memesan secangkir saripati tanaman Albestura yang terkenal.

Meneguknya beberapa kali kemudian melihat rincian misi yang kudapat. Di dalam lembara misi itu, aku harus berhasil mengalahkan salah satu penjaga makam di ke dalam benua Arefier ini.

—『Defeat The Guardian of The Great Tomb Fartera

Selain itu juga sistem makanan pun berubah menjadi kenyataan. Kelaparan dan rasa haus dapat membunuh setiap Player kapanpun apabila status hunger berwarna putih pucat.

"Sepertinya aku akan segera pergi ... Erzi terima kasih atas minumannya!"

"Sama-sama."

Semenjak munculnya Event ini aku juga hampir mati karena suatu kecerobohan dan berakhir di benua ini. Terkapar dengan lemahnya, lelaki berkulit putih dan memiliki telinga panjang yang kusebut Erzi itu menolongku.

Berpikir bahwa ia adalah seorang NPC, ternyata dia seorang Player juga. Karena ia tidak terbiasa dengan pertempuran, maka dari itu ia membuat kedai dan kami sudah saling mengenal satu sama lain selama kurang lebih dua bulan.

"Semoga kau berhasil, Archie!"

"Ya ...."

Aku pun keluar dari kedai miliknya dan mulai mencari petunjuk. Karena lembaran ini tidak menunjukkan lokasi di mana tepatnya letak destinasi yang akan kutuju.

Menghela napas, kemudian mendesah pelan.

"Ini tidak akan mudah ...."

Lalu aku pun kembali meneruskan perjalananku.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro